بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Daurah Al-Khor Sabtu Pagi – Masjid At-Tauhid
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 54-3
🎙 Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd, PhD. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
📗 | Syarah: Prof. Dr. Khalid Utsman Ats-Tsabt 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
🗓 Al-khor, 19 Rabi’ul Akhir 1447 / 11 Oktober 2025



٥٤ ـ باب فضل البكاء من خشية الله تعالى وشوقا إليه

Bab 54/3: Keutamaan Menangis Karena Takut Kepada Allah ﷻ Dan Karena Rindu Pada-Nya.

Hadits ke-2 No. 447: Sedikit Tertawa dan Banyak Menangis

📖 Imam An-Nawawi rahimahullah berkata:

٢/٤٤٧ ـ وعن أنس رضي الله عنه قال: خطب رسول الله صلى الله عليه وسلم خطبة ما سمعت مثلها قط: ((لو تعلمون ما أعلم لضحكتم قليلاً ولبكيتم كثيراً)) قال فغطى أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم وجوههم ولهم خنين. متفق عليه، وسبق بيانه في باب الخوف.

447. Dari Anas Radhiyallahu’anhu, ia bercerita: “Rasulullah ﷺ pernah memberikan khutbah yang belum pernah aku dengar sebelumnya sama sekali, yakni beliau bersabda: ‘Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui niscaya kalian benar-benar akan sedikit tertawa dan banyak menangis.’ Maka para Sahabat beliau menutup wajah mereka sambil terisak-isak.” (Muttafaq ‘alaih)

Penjelasan hadits ini telah diutarakan pada pembahasan sebelumnya dalam Bab “Rasa Takut”.

Pengesahan dan keterangan hadits ini disampaikan pada pembahasan hadits nomor (406), Bab “Al-Khauf (Rasa Takut)”.

Hadits No. 406

٤٠٦ ـ وعن أبي ذر رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((إني أرى ما لا ترون، وأسمع ما لا تسمعون، أطت السماء وحق لها أن تئط، ما فيها موضع أربع أصابع إلا وملك واضع جبهته ساجدا لله تعالى، والله لو تعلمون ما أعلم، لضحكتم قليلاً، ولبكيتم كثيراً، وما تلذذتم بالنساء على الفرش، ولخرجتم إلى الصعدات تجأرون إلى الله تعالى)) رواه الترمذي وقال: حديث حسن

406. Dari Abu Dzar Radhiyallahu’anhu, ia bercerita bahwa Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya aku melihat apa yang tidak kalian lihat dan mendengar apa yang tidak kalian dengar. Langit telah merintih (menahan beban berat) dan pantaslah dia merintih di mana tidak ada tempat seluas empat jari melainkan di sana ada Malaikat yang sedang meletakkan dahinya untuk bersujud kepada Allah. Demi Allah, seandainya kalian mengetahui apa yang aku tahu, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis, dan kalian juga tidak akan bersenang-senang dengan wanita (istri) di atas kasur-kasur, serta kalian pun akan keluar ke jalan-jalan untuk memohon pertolongan kepada Allah yang Mahatinggi.” (HR. At-Tirmidzi, dan dia mengatakan: “Hadits hasan.”)

⚠ Pengesahan Hadits

Hadits hasan lighairihi; yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (2312), Ibnu Majah (4190) dan Ahmad (V/173), dengan sanad yang di dalamnya terdapat Ibrahim bin Muhajirin, sedangkan dia mempunyai hafalan yang lemah. Dan bagian-bagiannya mempunyai beberapa Syahid (penguat).

Dari hadits Hakim bin Hizam #s yang terdapat pada Ibnu Nashir al-Marwazi Rahimahullah di dalam kitab Ta’zhîmu Qadri ash-Shalâh (250) dengan sanad shahih dan para perawinya tsiqah. Juga dari hadits Anas dan Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu yang terdapat pada al-Bukhari.

Dan dari Aisyah dan Ibnu Mas’ud Radhiyallahu’anhuma dengan status marfu’.

📃 Penjelasan:

Di sini Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan bahwa jika kita mengetahui apa yang beliau ketahui. Apa yang beliau ketahui? Yaitu tentang dahsyatnya adzab kubur, tentang dahsyatnya hari kiamat, tentang dahsyatnya api neraka, tentang mengerikannya adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala, niscaya kalian akan lebih banyak menangis dari pada tertawa.

Ini menunjukkan bahwa kita sebagai seorang hamba penting dan wajib sekali untuk betul-betul mengetahui tentang hakikat kehidupan akhirat.

Ibnul Qayyim rahimahullah menukilkan untaian mutiara nasehat sahabat yang mulia ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu:

اطلب قلبك في ثلاثة مواطن؛ عند سماع القرآن و في مجالس الذكر و في أوقات الخلوة.

“Carilah hatimu di tiga tempat ini;

1. Di saat engkau mendengarkan Al Qur’an.
2. Di saat engkau berada di majelis zikir (majelis ilmu).
3. Di waktu-waktu engkau menyendiri bersama Allah (yakni bermunajat kepada Allah).

فان لم تجده في هذه المواطن فسل الله أن يمن عليك بقلب فانه لا قلب لك.

Jika engkau tidak temukan hatimu di sana, maka mintalah kepada Allah agar memberimu hati karena sesungguhnya engkau sudah tak punya hati lagi.”

📖 Al-Fawaid hal 217.

💡 Kandungan Hadits

  1. Setiap kali bertambah pengetahuan seorang Mukmin mengenai keagungan, kekuasaan dan kemuliaan Allah, maka bertambah pula rasa takut akan adzab-Nya; sebagaimana bertambah pula keinginan dirinya mendapat pahala, sehingga dia akan menjauhi kemaksiatan dan banyak berbuat ketaatan.
  2. Allah ﷻ menutupi berbagai hakikat tentang akhirat dari pandangan manusia, agar terwujud taklif (pembebanan syariat terhadap manusia), shababah dan tercapai pula pahala dan hukuman.
  3. Di antara sifat orang Mukmin adalah rasa takut dan tunduk kepada Allah ﷻ, tetapi rasa takut itu tidak boleh membuatnya berputus asa dari rahmat-Nya.
  4. Perintah untuk memohon pertolongan kepada Allah ﷻ.
  5. Para penghuni langit semuanya tunduk patuh kepada Allah seraya bersujud kepada-Nya dan tidak lalai dari berdzikir kepada-Nya.

*****

Hadits ke-3 No. 448: Tidak akan masuk Neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah ﷻ

٣/٤٤٨ ـ وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((لا يلج النار رجل بكى من خشية الله حتى يعود اللبن في الضرع، ولا يجتمع غبار في سبيل الله ودخان جهنم)) رواه الترمذي. وقال حديث حسن صحيح.

448. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Tidak akan masuk Neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah sehingga air susu masuk kembali ke dalam payudara. Dan debu bekas perjuangan di jalan Allah itu tidak akan pernah dapat berkumpul dengan asap Neraka Jahannam.” (HR. At-Tirmidzi, dan dia mengatakan: “Hadits ini hasan shahih.”)

📃 Pengesahan Hadits

Hadits ini shahih lighairihi. Hadits ini diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (1633 dan 2311), an-Nasa-i (VI/12), Ahmad (II/505), al-Hakim (IV/260), juga al-Baghawi dalam kitab: Syarhus Sunnah (XIV/264), dengan sanad dha’if (lemah) karena di dalamnya terdapat al-Mas’udi; dia adalah seorang yang memiliki ikhtilath/kacau hafalannya.

Pada setengah bagian akhirnya diikuti oleh Sufyan bin Uyainah dan Mis’ar, yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah (2774) serta Ibnu Hibban (4607), dan dia merupakan mutaba’ah yang benar.

Separuh terakhir dari hadits ini; ia memiliki jalan lain pada riwayat An-Nasa’i (VI/12-13), Ahmad (II/340), dan al-Hakim (II/72) melalui jalan al-Laits dari Ibnu Ajlan dari Suhail dari ayahnya dari Abu Hurairah.

Bisa penulis katakan: “Sanad hadits ini hasan, dengan para rijal tsiqah dari Muhammad bin Ajlan, dia adalah seorang yang shaduq.”

Hadits ini juga mempunyai jalur ketiga yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad (281), an-Nasa-i (VI/13 dan 14), Ahmad (II/342), Ibnu Hibban 3251), al-Hakim (II/72), dan lain-lainnya melalui beberapa jalur dari Suhail bin Abi Shalih dari Shafwan bin Abi Yazid dari al-Qa’qa bin al-Lajlaj dari Abu Hurairah.

Saya menyatakan: “Dan yang ini adalah sanad yang bisa diterima dalam mutaba’at dan syawahid.”

Secara global dapat dikatakan, separuh terakhir dari hadits ini adalah tsabit/tetap lagi shahih melalui jalur-jalur periwayatan Ini.

Hadits dengan dua bagian (setengah-setengah) tersebut mempunyai syahid hadits Ibnu Abbas dengan lafazh sebagai berikut:

“عَيْنَانِ لَا تَمَسُّهُمَا النَّارُ عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ وَعَيْنُ بَاتَتْ تَحْرِسُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ”

Ada dua mata yang tidak akan tersentuh oleh api Neraka. Yakni, mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang senantiasa terjaga di malam hari untuk berjaga-jaga di jalan Allah.”

Hadits terakhir ini diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi (1639) dengan sanad la ba’sa bihi (tidak bermasalah), yang di situ ada Syu’aib bin Zuraiq. Hadits ini juga mempunyai syahid (penguat) dari hadits Anas yang
diriwayatkan oleh Abu Ya’la di dalam Musnad-nya (4346), Abu Nua’im di dalam kitab al-Hilyah (VII/119), serta al-Khathib al-Baghdadi di dalam kitab Tarîkh Baghdad, melalui beberapa jalur darinya.

Dapat penulis katakan, hadits itu adalah shahih. Dengan demikian hadits ini tsabit (benar). Segala puji dan sanjungan hanya bagi Allah tertuju pada Islam dan sunnah.

📃 Kosa Kata Hadits

  • Makna يَلِجُ : Masuk.
  • Makna يَعُوْدُ اللَبَنُ في الضَّرْع : Yakni air susu masuk kembali ke dalam payudara; hanya saja, itu mustahil terjadi.
  • Makna غُبَارُ في سَبِيْلِ اللهِ : Debu di jalan Allah. Maksudnya ialah jihad melawan musuh-musuh agama dalam rangka mencari keridhaan Allah.

📃 Penjelasan:

Hendaklah kita selalu berusaha membersihkan hati dengan memperbanyak istighfar, yang dengannya kita menjadi mudah takut dan menangis karena Allah ﷻ. Dalam hadits ini kita akan melihat keberkahan waktu sahur tersebut. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ

“Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Dia berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 758).

Imam Nawawi berkata, “Pada waktu itu adalah waktu tersebarnya rahmat, banyak permintaan yang diberi dan dikabulkan, dan juga nikmat semakin sempurna kala itu.” (Syarh Shahih Muslim, 6: 36).

Ibnu Hajar juga menjelaskan hadits di atas dengan berkata, “Doa dan istighfar di waktu sahur adalah diijabahi (dikabulkan).” (Fathul Bari, 3: 32).

Hal di atas dikuatkan dengan firman Allah Ta’ala,

وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ

“Dan orang-orang yang meminta ampun di waktu sahur.” (QS. Ali Imran: 17).

Mari kita renungkan ayat-ayat dalam Surat Al-Waqi’ah Ayat 42-44 berikut:

فِى سَمُومٍ وَحَمِيمٍ. وَظِلٍّ مِّن يَحْمُومٍ لَّا بَارِدٍ وَلَا كَرِيمٍ

Dalam (siksaan) angin yang amat panas, dan air panas yang mendidih, Dan dalam naungan asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan.

Hadits ini juga menjadi motivasi dan keutamaan berjihad di jalan Allah ﷻ. Dari ‘Abdillah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلاَّ الدَّيْنَ

“Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutang.” (HR. Muslim no. 1886)

Oleh karena itu, seseorang hendaknya berpikir: “Mampukah saya melunasi hutang tersebut dan mendesakkah saya berhutang?” Karena ingatlah hutang pada manusia tidak bisa dilunasi hanya dengan istighfar.

💡 Kandungan Hadits

  1. Menangis karena takut kepada Allah ﷻ bisa membangkitkan sikap istiqamah, sehingga hal itu bisa menjadi tameng dari adzab Neraka.
  2. Keutamaan jihad di jalan Allah ﷻ untuk menegakkan kalimat-Nya.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم