All posts by: admin-assunnahqatar

About admin-assunnahqatar

Surga adalah tujuan dan harapan akhir dari perjalanan setiap orang yang beriman. Dan untuk menggapainya, tentu perlu usaha keras dengan amalan yang diterima. Apalagi di bulan Ramadhan dimana pintu surga dibuka dan pintu neraka di tutup.

Surga dalam Al-Qur’an disebut sebagai jannah. Kata jannah sering muncul dalam Al-Qur’an, baik dalam bentuk tunggal, dua, maupun jamak.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya hak Allah atas para hambaNya adalah hendaklah hamba itu beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, dan hak para hamba-Nya atas Allah adalah seorang hamba tidak akan diseksa selama dia tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.”

Lalu aku berkata, “Wahai Rasulullah, apakah boleh aku menyampaikan khabar gembira ini kepada manusia?”

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat at-Taktsur ayat 8:

ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ ٱلنَّعِيمِ

Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).

Pada ayat ini terdapat Lam qosam dan nun taukid, ini menunjukkan bahwa semua nikmat benar-benar akan diminta pertanggungjawaban di sisi Allah ﷻ. (lihat Tafsir As-Sa’di).

Allah Subhanahu wa Ta’ala menafikan persamaan antara orang-orang yang berilmu dengan selain mereka. Disebutkan bahwa tidak sama antara dua golongan manusia ini sebagaimana Allah meniadakan persamaan antara penghuni surga dengan penghuni neraka. Subhanallah. Ini menunjukkan bahwa ilmu merupakan sebab yang menjadikan seorang hamba akan dimudahkan masuk surga sebagaimana kejahilan merupakan sebab yang menjadikan seseorang tidak mendapatkan petunjuk dan akhirnya masuk ke dalam neraka. Na’udzubillahimindzalik..

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ

“Katakanlah, ‘tidak mungkin disamakan antara orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang tidak berilmu.” (QS. Az-Zumar[39; 9)

Kisah ini mengajarkan pentingnya menjaga keadilan dan tidak mudah percaya begitu saja terhadap fitnah atau gosip.

Kisah ini juga menunjukkan betapa pentingnya menjaga kebersihan hati dan pikiran, serta tidak mudah menyerah dalam menghadapi cobaan.

Kisah ini merupakan contoh tersebarnya fitnah Isyk jika seseorang menceritakan tentang aibnya kepada orang lain, dimana hal ini akan menyebar tak terkendali.

Ayat 6 dari Surat Al-Insyiqaq berbunyi,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلْإِنسَٰنُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَىٰ رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَٰقِيهِ

“Wahai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja keras menuju Tuhanmu, maka kamu akan menemui-Nya”.

Ayat ini menjelaskan adaptasi manusia. Perubahan dari waktu ke waktu yakni, sesungguhnya engkau telah berjalan menuju Allah , mengerjakan perintahNya, menjauhi laranganNya dan mendekat padaNya dengan kebaikan atau keburukan, kemudian engkau akan bertemu dengan Allah pada Hari Kiamat. (Tafsir As-Sa’di Rahimahullah).

Kontrafiktif dalam penisbatan yaitu menisbatkan diri kepada sesuatu yang dia selisihi. Ini merupakan penisbatan yang batil.

Penisbatan yang benar yaitu penisbatan kepada sesuatu yang bersesuaian dengannya. Maka, yang menisbatkan kepada Ibrahim maka ia harus sesuai dengan apa yang dibawa oleh Ibrahim yaitu mentauhidkan Allah, mengikhlaskan ibadah kepada-Nya, berlepas diri dari kaum musyrikin serta tidak menyelisihinya dalam satu perkara pun.

Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata,

مَلْعُونٌ مَنْ أَتَى امْرَأَتَهُ فِي دُبُرِهَا

“Terlaknatlah orang yang menyetubuhi istrinya melalui dubur (anus).” (HR. Abu Dawud no. 2162; An-Nasa’i dalam Sunan Al-Kubra, 8: 200; Ibnu Majah no. 1923; Ahmad, 15: 457. Dinilai hasan oleh Al-Albani.)

Dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudhri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ مِنْ أَشَرِّ النَّاسِ عِنْدَ اللَّهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ الرَّجُلَ يُفْضِي إِلَى امْرَأَتِهِ وَتُفْضِي إِلَيْهِ ثُمَّ يَنْشُرُ سِرَّهَا

“Sesungguhnya manusia yang paling jelek kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat ialah seseorang yang menyetubuhi istrinya dan istri bersetubuh dengan suaminya, kemudian suami menyebarkan rahasia (ranjang) mereka.” (HR. Muslim no. 1437)

Akrab” dalam bahasa Arab bisa diartikan sebagai “أَقْرَب” (aqrab) yang berarti “lebih dekat”. Maka akrab dengan Al-Qur’an bermakna lebih dekat dengan Al-Qur’an.

Al-Qur’an adalah kitab suci agama Islam, yang merupakan firman Allah ﷻ yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril, secara berangsur-angsur dan sebagai mukjizat bagi beliau dan dinilai ibadah jika membacanya.