بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Daurah Al-Khor Sabtu Pagi – Masjid At-Tauhid
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 54-7
🎙️ Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd, PhD. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
📗 | Syarah: Prof. Dr. Khalid Utsman Ats-Tsabt 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
🗓️ Al-khor, 01 Jumadil Akhir 1447 / 22 November 2025
📗 | https://shamela.ws/book/9260/1546#p1



٥٤ ـ باب فضل البكاء من خشية الله تعالى وشوقا إليه

Bab 54: Keutamaan Menangis Karena Takut Kepada Allah ﷻ Dan Karena Rindu Pada-Nya.

Hadits ke-9/454: Teladan Abdurrahman Bin Auf  Radhiyallahu’anhu akan Zuhudnya Terhadap Dunia

٩/٤٥٤- وعن إبراهيم بن عبد الرّحمن بن عّوف أنَّ عبدَ الرحمنِ بن عَوف رضي الله عنهُ أتي بطَعام وكان صائماً، فقال قُتل مًُصعب بن عُمير رضي الله عنه وهو خير مني. فلم يوجد له ما يكفنُ فيه إلا بُردة إن غطي بها رأسهُ بدت رجلاه وإن غُطي بها رجلاهُ بدا رأسُه، ثم بسط لنا من الدنيا ما بُسِط – أو قال: أعطينا من الدنيا ما أُعطينا- وقد خشينا أن تكُون حسناتنا عُجلت لنا، ثم جعل يبكي حتى ترك الطعامَ. رواه البخاري

9/454 – Dari Ibrahim bin Abdurrahman bin Auf Radhiyallahu’anhuma Bahwasanya pada saat makanan dihidangkan kepada Abdurrahman bin Auf Radhiyallahu’anhu, waktu itu dia sedang berpuasa, maka dia berkata: “Mush’ab bin Umair telah terbunuh padahal dia seorang yang lebih baik daripadaku, dan tidak ada kain yang bisa dipergunakan untuk mengkafaninya kecuali sepotong selimut; jika dipergunakan untuk menutupi kepalanya maka terbuka kedua kakinya, dan jika dipergunakan untuk menutupi kedua kakinya maka terlihat kepalanya. Kemudian dunia dilapangkan bagi kami diberi kelapangan rezeki yang selapang-lapangnya, atau dia mengatakan: ‘Kami diberi kekayaan dunia sebanyak-banyaknya. ‘Kami khawatir jangan-jangan kebaikan kami telah diberikan lebih awal.’ Kemudian dia terus menangis sehingga dia meninggalkan makanan itu.

📗 Pengesahan Hadits

Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari (II/140-141-Fathul Bâri).

📃 Penjelasan:

Beberapa penjelasan terkait hadits di atas:

1. Keutamaan Mush’ab bin Umair:

  • Pengorbanan dan Kesalehan: Ia rela meninggalkan kehidupan mewah dan nyaman sebagai pemuda Quraisy kaya demi memeluk Islam dan meraih rida Allah. Ia bahkan berani menolak permintaan ibunya yang kecewa dan tetap teguh pada akidahnya meski disiksa.
  • Keteguhan Iman: Walaupun sering disiksa dan mengalami kesulitan, ia tidak pernah goyah imannya dan tetap kuat di jalan Allah.
  • Duta Islam Pertama: Rasulullah ﷺ memilihnya sebagai utusan pertama ke Madinah untuk mengajarkan Al-Qur’an dan syariat Islam kepada penduduk di sana.
  • Keahlian Dakwah: Berkat kesabaran, kebijaksanaan, dan kefasihannya, ia berhasil menyebarkan Islam di Madinah, yang kemudian disambut gembira oleh penduduknya saat kedatangan Nabi Muhammad ﷺ.
  • Syuhada yang Berdedikasi: Ia gugur sebagai syahid di medan Perang Uhud dengan tugas memegang panji Islam. Kondisi jenazahnya yang hanya bisa ditutupi dengan sehelai kain sederhana menjadi bukti pengorbanannya yang luar biasa.
  • Teladan bagi Pemuda: Kisahnya menjadi inspirasi bagi para pemuda untuk meneladani semangat perjuangan dan kesederhanaan dalam beragama demi kebahagiaan akhirat. 

2. Peran Mush’ab bin Umair Radhiyallahu’anhu dalam Perang Uhud

Dalam Perang Uhud, Mush’ab bin Umair Radhiyallahu’anhu adalah seorang pejuang pemberani dan pembawa panji-panji Islam. Ketika pasukan Muslim mulai melemah, ia mengibarkan panji-panji tinggi-tinggi dan berteriak untuk mengumpulkan pasukan, mencoba mengalihkan perhatian mereka pada pertempuran.

Dalam pertempuran tersebut, ia diserang oleh Ibnu Qumaiah, yang memotong tangan kanannya. Meskipun demikian, Mush’ab tetap memegang panji-panji dengan tangan kirinya. Namun, tangan kirinya juga terputus, dan ia mendekap panji-panji di dadanya sambil membaca sebuah melantukan surah Ali Imran ayat 144. Akhirnya, ia terluka parah dan syahid.

Setelah pertempuran, Nabi Muhammad menangisi jenazah Mush’ab, meratapi kondisinya dan menghormatinya sebagai seorang syahid, sekaligus menjadikannya saksi di Hari Kiamat.

Tak sehelai pun kain untuk menutupi jasadnya selain sehelai burdah. Andai ditaruh di atas kepalanya, terbukalah kedua belah kakinya. Sebaliknya bila ditutupkan di kakinya, terbukalah kepalanya. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tutupkanlah ke bagian kepalanya, dan kakinya tutuplah dengan rumput idzkhir!” Sesuai hadits di atas.

3. Abdurrahman Bin Auf Radhiyallahu’anhu: Ahli Surga yang Sangat Dermawan

  • Beliau adalah salah seorang Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mendapat rekomendasi masuk surga adalah `Abdurrahmân bin `Auf bin `Abdi `Auf bin `Abdil Hârits Bin Zahrah bin Kilâb bin al-Qurasyi az-Zuhri Abu Muhammad. Dia juga salah seorang dari enam orang Sahabat yang ahli syurga.
  • Pada zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , `Abdurrahmân bin `Auf Radhiyallahu anhu pernah menyedekahkan separuh hartanya. Setelah itu dia bersedekah lagi sebanqak 40.000 dinar. Kebanyakan harta bendanya diperoleh dari hasil perdagangan.[al-Ishâbah, hlm 1182].
  • Ja`far bin Burqan mengatakan, “Telah sampai kabar kepadaku bahwa `Abdurrahmân bin Auf Radhiyallahu anhu telah memerdekakan 3000 orang.[al-Ishâbah, hlm 1183].
  • Imam Bukhâri menyebutkan dalam kitab tarikhnya bahwa `Abdurrahmân pernah memberikan wasiat kepada semua Sahabat yang mengikuti perang badar dengan 400 dinar. Dan jumlah mereka ketika itu 100 orang.[al-Ishâbah, hlm 1184].

4. Kisah Ingatan kepada Sahabat yang Sangat Membekas: Said bin Amir Al Jumahi Radhiyallahu’anhu.

Ibnul Atsir ( Usudul Ghabah 2/241) meriwayatkan tentang Khalifah Umar bin Khattab yang pernah memanggil Said bin Amir Al Jumahi, gubernur Homs/Emessa.

” Apakah engkau memiliki riwayat gangguan jiwa? “, tanya Umar. Said menjawab, ” Tidak ada “.

Umar melanjutkan, ” Lalu, kenapa saya mendapat laporan bahwa engkau seringkali pingsan? ” ” Saya ikut menyaksikan peristiwa pensaliban Khubaib bin Adi “, jelas Said. ” Khubaib mendoakan kejelekan untuk Quraisy, padahal saat itu saya ada di tengah-tengah mereka. Setiap kali teringat peristiwa itu, saya langsung lemas bahkan sampai jatuh pingsan “.

Mendengar jawaban Said, Umar memintanya untuk tetap melanjutkan tugas sebagai gubernur. Walaupun, ada riwayat yang menyebutkan jika Said memohon untuk dilepaskan jabatannya.

Iya! Peristiwa Khubaib yang disalib menyisakan banyak cerita dan hikmah.

Setelah ditangkap, Khubaib dibawa ke daerah Tan’im yang berada di luar tanah Suci untuk dieksekusi mati. Menurut Ibnu Hisyam, eksekusi itu dilakukan menunggu berakhirnya bulan-bulan suci.

Apa yang dialami Khubaib disaksikan banyak orang, karena ada undangan terbuka untuk penduduk Mekkah dan sekitarnya.

Maka, sikap teguh dan ketenangan Khubaib sangat membekas!

Bagaimana tidak? Sebelum dieksekusi mati, Khubaib sempat melaksanakan shalat 2 rakaat secara sempurna. Shalat yang terdiri dari gerakan-gerakan indah dan elok. Sikap Khubaib yang begitu tenang dan elegan, sangatlah bertolak belakang dengan keumuman orang yang sedang menghadapi kematian. Menghadapi tiang salib, Khubaib bergembira, bahkan 2 bait syair diucapkan :

وَلَسْتُ أُبَالِي حِينَ أُقْتَلُ مُسْلِمًا

علَى أيِّ شِقٍّ كانَ لِلَّهِ مَصْرَعِي

وَذلكَ في ذَاتِ الإلَهِ وإنْ يَشَأْ

يُبَارِكْ علَى أوْصَالِ شِلْوٍ مُمَزَّعِ

Aku tak peduli dibunuh asalkan sebagai muslim

Di belahan tubuhku yang mana aku dibunuh, asalkan di jalan Allah

Semua itu karena dzat Allah, yang jika Dia kehendaki

Dia akan memberkati bagian tubuhku yang dicabik-cabik

Said bin Amir menyaksikan dalamnya cinta Khubaib kepada Rasulullah ﷺ. Cinta macam mana yang luar biasa itu?

Khubaib ditanya, relakah jika Nabi Muhammad ﷺ menggantikan posisinya di tiang salib?

“Demi Allah, saya tidak rela Muhammad tercucuk duri di tempatnya, sementara saya duduk santai bersama keluargaku”, jawabnya.

Kemudian Khubaib disiksa terlebih dahulu secara beramai-ramai, sampai tombak Uqbah bin Al Harits yang membunuhnya.

Ibnu Ishaq meriwayatkan ucapan Uqbah setelah masuk Islam, ” Demi Allah! Bukan saya yang membunuh Khubaib. Saya terlalu kecil untuk melakukannya. Hanya saja Abu Maisarah Al ‘Abdari menggenggamkan tombak di tanganku, menuntunku untuk menusuknya lalu membunuhnya”

Peristiwa yang mengharukan!

Said bin Amir yang saat itu berusia 24 tahun tidak bisa melupakannya. Pemuda dari kabilah Jumah itu akhirnya masuk Islam dan berhijrah ke Madinah. Said dipercaya oleh Nabi Muhammad ﷺ, khalifah Abu Bakar, dan khalifah Umar sebagai salah satu komandan perang. Di masa Umar, Said ditunjuk menjadi gubernur Homs. Sampai Said wafat di usia yang masih muda, usia 40 tahun pada 20 hijriah.

Ibnu Hajar Al Asqalani mengatakan, ” Said termasuk tokoh dan terhormat di kalangan sahabat. Ibunya bernama Arwa bintu Abi Mu’aith Al Umawiah Al Qurasyiah. Said masuk Islam sebelum perang Khaibar. Beliau hijrah dan mengikuti perang Khaibar dan perang-perang selanjutnya. Umar mengangkat beliau sebagai gubernur Homs. Said terkenal dengan banyak berbuat baik dan kezuhudan”

Kisah Khubaib yang tegar dan sabar menjadi inspirasi bagi Said untuk masuk Islam.

Oleh sebab itu, jangan berkecil hati untuk berbuat baik. Menghadapi kesulitan, hadapilah dengan tenang! Ingatlah Allah di masa-masa yang sulit. Bisa jadi hal itu menjadi sebab hidayah untuk orang lain.

💡 Kandungan Hadits

  1. Dianjurkan untuk mengingat perjalanan hidup orang-orang shalih dan orang-orang zuhud agar seseorang tidak banyak bersandar pada dunia semata.
  2. Penjelasan mengenai keutamaan orang-orang terdahulu dan yang pertama-tama masuk Islam. Antara lain Mush’ab bin Umair, Hamzah bin Abdul Muththalib, dan selain ketiganya yang terbunuh di jalan Allah pertama kali.
  3. Seorang Muslim harus selalu mengingat setiap Sahabat dan saudaranya atas kebaikan amal perbuatannya serta memohonkan ampunan atas mereka dan menghindari penyebutan hal-hal yang buruk atau hal-hal yang akan mengurangi kehormatan mereka.
  4. Perintah untuk tidak banyak berbuat untuk dunia dan perhiasannya serta menghindarkan diri dari gemerlapnya kekayaan duniawi dan menyibukkan dirr karenanya, yang justru ia melupakan berbagai kewajiban dengannya, mengakibatkan lupa terhadap kewajiban.
  5. Besarnya rasa takut para Sahabat kepada Allah ﷻ. Demikian pula Abdurrahman bin Auf, yang dikenal sebagai salah seorang Sahabat yang menerima berita gembira dengan jaminan masuk Surga, yang selalu berpuasa. Dan, dia selalu mengingat saudara-saudaranya yang terdahulu. Dia pun merasa khawatir kalau amal perbuatannya tidak diterima, dan khawatir apabila berbagai kebaikannya telah diberikan balasan lebih awal, yakni di dunia ini.
  6. Seyogianya dalam hal ketaatan, seseorang melihat kepada orang yang berada di atasnya, dan dalam hal duniawi melihat kepada orang yang berada di bawahnya, agar dia terus berusaha memperbanyak ketaatan seraya mensyukuri nikmat Allah dan berbagai karunia-Nya.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم