بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Daurah Al-Khor Sabtu Pagi – Masjid At-Tauhid
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 53-3
🎙 Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd, PhD. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
📗 | Syarah: Prof. Dr. Khalid Utsman Ats-Tsabt 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
🗓 Al-khor, 28 Rabi’ul Awal 1447 / 20 September 2025
٥٣ ـ باب الجمع بين الخوف والرجاء
Bab 53: Mengumpulkan Khauf dan Roja’
📖 Hadits Ke-2: Imam An-Nawawi rahimahullah berkata:
٢/٤٤٤ ـ وعن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: ((إذا وضعت الجنازة واحتملها الناس أو الرجال على أعناقهم، فإن كانت صالحة، قالت: قدموني قدموني، وإن كانت غير صالحة، قالت يا ويلها! أين تذهبون بها؟ يسمع صوتها كل شيء إلا الإنسان، ولو سمعه صعق)) رواه البخاري
2/444 – Abu Sa‘īd Al-Khudriy -raḍiyallāhu ‘anhu- meriwayatkan, bahwa Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Apabila jenazah telah diletakkan dan dipikul oleh orang banyak atau kaum pria di pundak mereka; jika dia orang yang saleh, dia berkata, ‘Segerakanlah aku! Segerakanlah aku!’ Namun jika dia bukan orang yang saleh, dia berkata, ‘Duhai celakanya! Ke manakah kalian akan membawanya?’ Suaranya didengar oleh segala sesuatu kecuali manusia. Andai manusia mendengarnya, pasti dia akan pingsan.” (HR. Bukhari III/181 Fathul Bari)
📃 Penjelasan:
Nabi ﷺ mengabarkan, apabila jenazah telah diletakkan di atas keranda dan dipikul para lelaki di atas pundak mereka, jika ia orang saleh maka ia akan mengatakan: Segerakanlah aku; disebabkan karena ia telah melihat nikmat di depannya. Tetapi apabila ia tidak saleh, ia akan berteriak dengan suara tidak biasa: Duhai celakanya, kemana aku akan dibawa?!; disebabkan karena ia telah melihat siksa di depannya. Segala sesuatu mendengar suaranya kecuali manusia. Seandainya didengar oleh manusia, ia pasti pingsan akibat dahsyatnya suara yang ia dengar.
Maka perhatikan beberapa poin penting berikut:
- Orang saleh yang meninggal akan melihat hal-hal menggembirakan sebelum dikubur, sementara orang kafir akan takut sekali dan melihat kebalikannya.
- Sebagian suara dapat didengar oleh selain manusia, sedangkan manusia tidak dapat mendengarnya.
- Sunahnya memikul jenazah di atas pundak laki-laki, bukan perempuan, karena Nabi ﷺ melarang perempuan ikut mengantar jenazah.
📃 Kosa Kata Asing:
- Makna وُضِعَتْ (wuḍi’at): Diletakkan di atas keranda di hadapan orang-orang untuk diantar ke kuburan.
- Makna قدموني : Segerakan aku.
- Makna يا ويلها: Yakni kata untuk mengungkapkan keluhan dan kesedihan (celakalah aku).
- Makna صعق : Pingsan.
💡 Kandungan Hadits [Syaikh Salim bin `Eid Al-Hilali]
1. Disunnahkan untuk membawa jenazah di atas pundak orang laki-laki. Syaikh kami (Muhammad Nashiruddin al-Albani) mengatakan dalam kitabnya, Ahkamu al-Janaiz (hlm. 76-77): “Adapun mengenai pengantaran jenazah di atas kereta atau mobil khusus pengangkut jenazah, dan para pengantar mengantarnya dengan naik mobil, maka praktik seperti ini sama sekali tidak disyariatkan. Yang demikian itu disebabkan oleh beberapa hal:
- Pertama: Hal tersebut merupakan kebiasaan orang orang kafir, dan di dalam syariat sudah ditetapkan bahwasanya tidak diperbolehkan meniru mereka. Mengenai hal ini terdapat banyak sekali nash hadits, yang sebagiannya memerintahkan untuk menyelisihi mereka dalam praktik ibadah, pakaian, dan kebiasaan, dan sebagian lagi merupakan bagian dari perbuatan Rasulullah ﷺ : yang menyelisihi mereka dalam hal tersebut.
- Kedua: Yang demikian itu merupakan bid’ah dalam ibadah, ditambah lagi hal itu bertentangan dengan Sunnah (tuntunan Rasulullah ﷺ ) dalam praktik mengusung jenazah. Maka, segala praktik bid’ah yang semua dengan hal itu adalah sesat.
- Ketiga: Cara seperti itu menghilangkan tujuan pertama (mula-mula) dari pengantaran jenazah dan pengusungannya, yakni mengingatkan akan akhirat.
Pengantaran jenazah dengan cara seperti di atas termasuk hal yang mengabaikan tujuan mulia itu dari akar-akarnya. Karena merupakan suatu hal yang tampak jelas bahwa mengusung jenazah di atas pundak dan dilihat langsung oleh orang orang yang mengantarnya adalah lebih berkesan lagi menyentuh dalam mengingat serta mengambil pelajaran, dibandingkan mengantarkan jenazah dengan menggunakan mobil atau kereta.
Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa yang membuat orang-orang Eropa mengangkut jenazah dengan mobil adalah lantaran rasa takut mereka terhadap kematian dan hal-hal yang berkaitan dengannya, dan ini dikarenakan dominasi materi dalam kehidupan mereka serta kekufuran mereka terhadap akhirat.
- Keempat: Cara seperti itu juga menjadi sebab yang sangat kuat untuk memperkecil jumlah orang-orang yang mengantarkan jenazah dan orang-orang yang menggapai pahala ilahi. Karena tidak setiap orang mampu untuk menyewa mobil untuk mengantarnya.
- Kelima: Praktik tersebut tidak sejalan—baik dari dekat maupun dari jauh—dengan apa yang dikenalkan oleh syariat yang suci lagi penuh toleran, yang berusaha menjauhi upacara-upacara semacam ini serta praktik praktik yang terkesan terlalu resmi dan jelas menyimpang, apalagi kegiatan yang berkenaan dengan masalah yang begitu serius, yaitu kematian.
Maka saya ungkapkan dengan sebenarnya, seandainya dalam praktik bid’ah ini tidak terdapat kecuali penyimpangan ini saja, niscaya sudah cukup hal itu untuk menolaknya. Apalagi apabila ditambah berbagai penyimpangan dan penolakan serta kebathilan yang menyatu dalam bid’ah dan berbagai hal yang tidak mungkin saya kemukakan di sini (sampai di sini perkataan Syaikh al-Albani).
Dalam masalah ini ada pengecualian terhadap keadaan yang sangat mendesak, misalnya karena jarak tempat pekuburan yang amat jauh sampai bermil-mil, khususnya di zaman modern yang mengharuskan sebagian kaum Muslimin agar mengantarkan jenazah dengan mobil di negara mereka. Namun demikian, hal demikian harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanpa menjerumuskan diri ke dalam bentuk upacara-upacara resmi seperti itu. Wallahu a’lam.
2. Mengantar dan membawa jenazah dikhususkan bagi orang laki-laki. Ini dikarenakan terdapat larangan dari Rasul ﷺ bagi kaum wanita untuk mengantarkan jenazah. Ummu Athiyah Radhiyallohu’anha dalam hadits yang disepakati kebenarannya: “Kami dilarang untuk mengantar jenazah dan tidak diwajibkan kepada kami.”
3. Allah ﷻ memperlihatkan kepada hamba-hamba Nya kedudukan, serta berbagai hal yang dijanjikan kepada mereka di dalam keadaan seperti itu (ketika menjadi jenazah), sehingga orang Mukmin merasa ingin segera menjumpai kemuliaan yang telah disediakan oleh-Nya, sedangkan orang yang kafir dan orang fasik bersedih atas adzab yang pedih yang menunggu mereka.
4. Sebagian suara didengar oleh makhluk selain manusia, sementara itu manusia tidak sanggup mendengarnya. Yang demikian itu termasuk mukjizat yang telah diakui oleh ilmu pengetahuan modern.
Referensi: https://shamela.ws/book/9260/1533#p1
*****
📖 Hadits ke-3: Imam An-Nawawi rahimahullah berkata:
٣/٤٤٥ ـ وعن ابن مسعود رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((الجنة أقرب إلى أحدكم من شراك نعله، والنار مثل ذلك)) رواه البخاري.
3/445 – Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, yang berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Surga lebih dekat kepada salah seorang di antara kalian daripada tali sandalnya, dan neraka pun sama.” (HR. al-Bukhari).
📃 Pengesahan Hadits
- Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari (XI/321-Fathul Bari).
📃 Kosa Kata Hadits:
• Makna الشراك : Tali sandal. Tanpanya, sandal tidak bisa digunakan manusia.
📃 Penjelasan:
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata Tali sandal merupakan metafora untuk kedekatan, karena seseorang mengenakan sandalnya. Surga lebih dekat bagi salah seorang di antara kita daripada tali sandalnya, karena surga dapat diraih hanya dengan satu kalimat. Api neraka pun serupa; surga dapat tercipta hanya dengan satu kalimat yang diucapkan oleh seorang pembicara.
Contoh pada perkataan:
Seperti orang yang biasa melewati seorang pendosa dan menegur serta menasihatinya. Ketika ia lelah, ia berkata, “Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan.”
Allah ﷻ berfirman, “Siapakah yang bersumpah demi-Ku bahwa Aku tidak akan mengampuni si fulan? Aku telah mengampuninya dan mengampuni amalmu.” Abu Hurairah berkata, “Ia mengucapkan suatu kalimat yang menghancurkan kehidupan dunia dan akhiratnya.”
Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ، مَا يَتَبَيَّنُ فِيهَا، يَزِلُّ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مِمَّا بَيْنَ المَشْرِقِ
“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan kalimat tanpa dipikirkan terlebih dahulu, dan karenanya dia terlempar ke neraka sejauh antara jarak ke timur.” (HR. Bukhari no. 6477 dan Muslim no. 2988)
Juga diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سُخْطِ اللَّهِ، لَا يَرَى بِهَا بَأْسًا، فَيَهْوِي بِهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ سَبْعِينَ خَرِيفًا
“Bisa jadi seseorang mengatakan satu kalimat yang dimurkai Allah, suatu kalimat yang menurutnya tidak apa-apa. Akan tetapi, dengan sebab kalimat itu dia jatuh ke neraka selama tujuh puluh tahun.” (HR. Tirmidzi no. 2314 dan Ibnu Majah no. 3970, shahih)
Dalam banyak hadits lainnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan bahwa bisa jadi ada di antara kita yang mengucapkan satu kalimat, dan menurut kita ucapan itu adalah ucapan yang remeh. Namun dengan sebab kalimat itu, Allah Ta’ala menjerumuskan kita ke dalam neraka.
Betapa banyak di antara kita yang meremehkan peringatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini. Kita mengucapkan satu kalimat tanpa dipikirkan secara mendalam terlebih dahulu, atau kita membuat satu kalimat status atau komentar di media sosial, lalu kalimat itu berbuah penyesalan.
Contoh Pada perbuatan:
- Masuk surga karena memberi minum anjing
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِى بِطَرِيقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيهَا فَشَرِبَ ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ الْعَطَشِ فَقَالَ الرَّجُلُ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْبَ مِنَ الْعَطَشِ مِثْلُ الَّذِى كَانَ بَلَغَ مِنِّى. فَنَزَلَ الْبِئْرَ فَمَلأَ خُفَّهُ مَاءً ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيهِ حَتَّى رَقِىَ فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ ». قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَإِنَّ لَنَا فِى هَذِهِ الْبَهَائِمِ لأَجْرًا فَقَالَ « فِى كُلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ »
“Ketika seorang laki-laki sedang berjalan, dia merasakan kehausan yang sangat, lalu dia turun ke sumur dan minum. Ketika dia keluar, ternyata ada seekor anjing sedang menjulurkan lidahnya menjilati tanah basah karena kehausan. Dia berkata, ‘Anjing ini kehausan seperti diriku.’ Maka dia mengisi sepatunya dan memegangnya dengan mulutnya, kemudian dia naik dan memberi minum anjing itu. Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuninya.” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apakah kita bisa meraih pahala dari binatang?” Beliau menjawab, “Setiap memberi minum pada hewan akan mendapatkan ganjaran.” (HR. Bukhari no. 2363 dan Muslim no. 2244)
Juga dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَنَّ امْرَأَةً بَغِيًّا رَأَتْ كَلْبًا فِى يَوْمٍ حَارٍّ يُطِيفُ بِبِئْرٍ قَدْ أَدْلَعَ لِسَانَهُ مِنَ الْعَطَشِ فَنَزَعَتْ لَهُ بِمُوقِهَا فَغُفِرَ لَهَا
“Ada seorang wanita pezina melihat seekor anjing di hari yang panasnya begitu terik. Anjing itu menngelilingi sumur tersebut sambil menjulurkan lidahnya karena kehausan. Lalu wanita itu melepas sepatunya (lalu menimba air dengannya). Ia pun diampuni karena amalannya tersebut.” (HR. Muslim no. 2245).
- Masuk surga karena menyingkirkan gangguan di jalan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَقَدْ رَأَيْتُ رَجُلًا يَتَقَلَّبُ فِي الْجَنَّةِ، فِي شَجَرَةٍ قَطَعَهَا مِنْ ظَهْرِ الطَّرِيقِ، كَانَتْ تُؤْذِي النَّاسَ
“Sungguh aku melihat ada seseorang sedang bersenang-senang dan berlezat-lezat di dalam surga disebabkan ada sebatang pohon yang ia potong (ia singkirkan) dari jalan, yang mana pohon tersebut mengganggu orang-orang (yang lewat jalan tersebut).” (HR. Muslim no. 1914)
Dalam riwayat lain:
مرَّ رجُلٌ بِغُصْنِ شَجرةٍ عَلَى ظَهْرِ طرِيقٍ فَقَالَ: واللَّهِ لأُنَحِّينَّ هَذَا عنِ الْمسلِمِينَ لا يُؤْذِيهُمْ، فأُدْخِلَ الْجَنَّةَ”
“Ada seseorang yang mendapati dahan sebuah pohon di jalan, kemudian ia mengatakan: ‘Demi Allah, aku akan menyingkirkan dahan tersebut dari kaum muslimin agar tidak mengganggu mereka.’ Maka orang tersebut dimasukkan ke dalam surga.”
- Masuk neraka karena menyiksa kucing
Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
عُذِّبت امرأة في هِرَّة سَجَنَتْها حتى ماتت، فدخلت فيها النار، لا هي أطعمتها ولا سَقتها، إذ حبستها، ولا هي تَركتْها تأكل مِن خَشَاشِ الأرض
“Ada seorang wanita diazab karena seekor kucing yang dia kurung hingga mati kelaparan, lalu dengan sebab itu dia masuk neraka. Dia tidak memberinya makan dan minum ketika mengurungnya, dan dia juga tidak melepaskannya supaya ia bisa memakan serangga tanah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis tersebut memberikan dorongan untuk memberikan kasih sayang kepada setiap makhluk, tercakup di dalamnya orang beriman dan orang kafir, serta binatang yang dimilikinya maupun binatang yang bukan miliknya.” (Lihat Syarh Shahih Al-Adab Al-Mufrad, 1: 490)
Jangan meremehkan berbuat baik sekecil apa pun walau hanya dengan senyum manis tatkala bertemu, begitu pula walau hanya membantu urusan saudara kita yang ringan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata pada Jabir bin Sulaim,
وَلاَ تَحْقِرَنَّ شَيْئًا مِنَ الْمَعْرُوفِ وَأَنْ تُكَلِّمَ أَخَاكَ وَأَنْتَ مُنْبَسِطٌ إِلَيْهِ وَجْهُكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنَ الْمَعْرُوفِ
“Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan.” (HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Al Hafizh Ibnu Hajar menyatakan bahwa hadits ini shahih)
🏷 Fiqhul Hadits:
- Ketaatan mengantarkan seseorang ke Surga, sementara kemaksiatan akan mendekatkannya ke Neraka.
- Ketaatan dan kemaksiatan kadang dengan mengerjakan sesuatu yang sangat sederhana. Oleh sebab itu, seseorang wajib untuk tidak segan mengerjakan kebaikan meskipun sedikit, dan hendaklah dia tidak segan untuk menghindari keburukan meskipun kadarnya kecil.
- Mencapai Surga menjadi mudah jika niat serta tujuan seorang hamba (untuk itu) sudah benar, dan jika keduanya disertai dengan berbagai amal kebaikan.
Referensi: https://shamela.ws/book/9260/1534#p1
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
>وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم