بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Daurah Al-Khor Sabtu Pagi – Masjid At-Tauhid
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 54-5
🎙️ Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd, PhD. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
📗 | Syarah: Prof. Dr. Khalid Utsman Ats-Tsabt 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
🗓️ Al-khor, 9 Jumadil Awwal 1447 / 1 November 2025
📗 | https://shamela.ws/book/9260/1545#p1
٥٤ ـ باب فضل البكاء من خشية الله تعالى وشوقا إليه
Bab 54: Keutamaan Menangis Karena Takut Kepada Allah ﷻ Dan Karena Rindu Pada-Nya.
Hadits ke-450: Tangisan Nabi ﷺ disaat Shalat
٥/٤٥٠ ـ وعن عبد الله بن الشخير رضي الله عنه قال: ((أتيت رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو يصلي ولجوفه أزيز كأزيز المرجل من البكاء.))
حديث صحيح رواه أبو داود والترمذي في الشمائل بإسناد صحيح.
5/450- Abdullah bin Asy-Syikhkhīr -raḍiyallāhu ‘anhu- berkata, “Aku pernah mendatangi Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- ketika beliau sedang mengerjakan shalat sementara dari dada beliau ada suara (tangisan) seperti suara periuk yang mendidih karena menangis.”
Hadits shahih. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi di dalam asy-Syama’il 276), Abu Dawud (904), juga oleh Imam An-Nasa’i (III/13), serta Ahmad IV/26 dan 26).
Saya (penulis) menyatakan: “Sanad hadits ini shahib sebagaimana yang dikemukakan oleh al-Mushannif (penyusun) kitab ini.”
Kosa Kata Asing:
- Makna لِجَوْفِهِ (li jaufihi): dari dada beliau.
- Makna أَزِيزِ المِرْجَلِ (azīz al-mirjal): suara periuk ketika mendidih.
📃 Penjelasan:
Perawi Abdullah bin Asy-Syikhkhīr -raḍiyallāhu ‘anhu- termasuk Sahabat yang sedikit meriwayatkan hadits, hanya sekitar 6-9 hadits saja.
Pada hadits ini menggambarkan tangisan Rasulullah ﷺ disaat shalat yang tersedu-sedu seperti suara air yang mendidih. Hal ini menunjukkan takutnya beliau kepada Allah ﷻ karena ma’rifatullah.
Yaitu mengenal Allah. Yang ini merupakan bagian dari akidah yang mempelajari pengenalan sifat-sifat, nama-nama, dan perbuatan Allah ﷻ untuk mencapai keimanan dan ketakwaan yang lebih tinggi. Seseorang yang mencapai tahap ini akan merasa selalu diawasi oleh Allah, yang membuat ibadahnya lebih baik, terutama saat sendirian.
Cukuplah hadits Rasulullah sebagai pengingat, Nabi Muhammad Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
عرضت عليَّ الجنة والنار فلم أر كاليوم من الخير والشر ولو تعلمون ما أعلم لضحكتم قليلا ولبكيتم كثيراً فما أتى على أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم يوم أشد منه غطوا رؤوسهم ولهم خنين
“Surga dan neraka ditampakkan kepadaku, maka aku tidak melihat kebaikan dan keburukan seperti hari ini. Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, kamu benar-benar akan sedikit tertawa dan banyak menangis”.
Anas bin Malik radhiyallâhu’anhu –perawi hadits ini- mengatakan,
“Tidaklah ada satu hari pun yang lebih berat bagi para Sahabat selain hari itu. Mereka menutupi kepala mereka sambil menangis sesenggukan.” [HR. Muslim, no. 2359].
Maka tangisilah diri kita, tangisilah hati kita yang mungkin sudah mati dan tangisilah jiwa kita yang tidak bisa menampung sedikit saja tetesan keimanan, serta tangisilah mayat badan kita yang kita seret berjalan merajalela di muka bumi karena ia hakikatnya telah mati. Semoga dengan menangisi diri kita, Allah berkenan membuka sedikit hidayah kemudian menancapkannya dan bertengger direlung hati hamba yang berjiwa hanif.
Hal inilah yang menjadi prioritas dalam menanamkan akidah dalam pendidikan anak.
Di antara perkataan Robi’ah Al Adawiyah dalam bait syairnya, “Aku sama sekali tidak mengharap surga dan takut pada neraka (sebagai balasan ibadah). Dan aku tidak mengharap rasa cintaku ini sebagai pengganti.”
Namun jika kita perhatikan kembali pada Al Qur’an dan petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sungguh pendapat di atas -mereka jauh dari kebenaran-.
Tangisan itu datangnya dari rasa takut dan khusyuk. Khusyuk inilah perkara terpenting dalam shalat. Allah Ta’ala berfirman,
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ , الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.” (QS. Al-Mu’minun: 1-2)
💡 Pelajaran dari Hadis:
1. Diperbolehkan menyebutkan sifat orang yang khusyu yang menjadi panutan orang-orang, agar mereka menjadikannya sebagai teladan.
2. Penjelasan ihwal diri Rasulullah ﷺ yang mempunyai kesempurnaan rasa takut kepada Allah ﷻ. Dan yang demikian itu merupakan dalil yang menunjukkan tingginya ilmu, juga pengetahuan beliau tentang Allah dan kekuasaan-Nya. Berdasarkan hal itu pulalah, amal tersebut dilakukan.
3. Barang siapa yang dari dirinya tampak beberapa tanda kekhusyukan maka perbuatannya tidak akan dianggap riya, yaitu selama dia tidak bermaksud demikian.
4. Menangis di dalam shalat tidak membatalkan shalat, dan tidak juga berarti pelakunya keluar dari sifat tanda kekhusyuan.
5. Bolehnya menangis dalam shalat, tetapi jangan takaluf (membebankan diri atau dibuat-buat).
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
Hadits ke-451: Tangisan Ubay bin Ka’ab Radhiyallahu’anhu
٦/٤٥١ ـ وعن أنس رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لأبي بن كعب رضي الله عنه: ((إن الله عز وجل أمرني أن أقرأ عليك: (لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا) قال: وسماني؟ قال: ((نعم)) فبكى أبي. متفق عليه. وفي رواية: فجعل أبي يبكي.
6/451- Anas -raḍiyallāhu ‘anhu- berkata, Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- bersabda kepada Ubay bin Ka’ab -raḍiyallāhu ‘anhu-, “Sesungguhnya Allah -‘Azza wa Jalla- memerintahku untuk membacakanmu Surah Lam Yakunillażīna Kafarū.” Ubay berkata, “Apakah Allah menyebut namaku?” Rasulullah menjawab, “Ya.” Lantas Ubay pun menangis. (Muttafaq ‘Alaih)
Dalam riwayat lain disebutkan, “Sehingga Ubay langsung menangis.”
📃 Penjelasan:
Dalam hadits ini terkandung keutamaan sahabat Ubay bin Ka’ab -raḍiyallāhu ‘anhu-. Beliau termasuk orang-orang yang kukuh ilmunya dalam menghafal Al-Qur`ān dan membacanya, dan Allah -Tabāraka wa Ta’ālā- sebut namanya. Maka dia dijuluki Sayyidul Qura’ Dan termasuk penulis wahyu. Dan dijuluki Nabi ﷺ.
Dan semua riwayat qiraat Al-Qur’an akan berujung pada 5 sahabat Nabi ﷺ : Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka’ab, Abdullah bin Mas’ud, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhum.
Ubay bin Ka’ab radhiyallahu’anhu menangis karena sebagai orang yang hina, disebut namanya oleh Allah ﷻ yang Maha Agung. Sehingga dia merasa takjub dan gembira hingga menangis.
Menurut Al-Qurthubi hadits di atas memberikan pemahaman semestinya guru membacakan ilmu kepada muridnya. Nabi ﷺ membacakan surat Al-Bayyinah ini kepada Ubay untuk memberikan pelajaran kepada manusia tentang sikap tawadhu’, supaya tidak meremehkan pengajaran ilmu dan membacakannya kepada orang yang derajatnya lebih rendah darinya. (Syamsudin Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, juz XX, halaman 139).
Allah mengabarkan orang-orang kafir dari golongan ahli kitab, yakni Yahudi dan Nasrani dan orang-orang musyrik penyembah berhala di saat sebelum diutusnya Nabi Muhammad ﷺ. Mereka berkomitmen dan berjanji akan meninggalkan tuntunan agama yang dipercayainya jika nabi yang dijanjikan itu telah datang. Wallahu a’lam.
📃 Kandungan Hadits:
1. Penjelasan tentang keutamaan Ubay bin Ka’ab, dan dia termasuk salah seorang yang benar-benar mendalami hafalan serta bacaan al-Qur’an, dia juga merupakan Sahabat yang paling baik bacaan al-Qur’annya di antara para Sahabat lainnya, sebagaimana yang ditegaskan oleh Rasulullah ﷺ.
2. Disyariatkan bersikap tawadhu dalam mengambil ilmu dari ahlinya atau pakarnya meski kedudukan dia berada di bawah kita. Di sini
Rasulullah ﷺ membacakan al-Qur’an kepada Ubay bin Ka’ab atas perintah Allah ﷻ.
3. Ibnu Katsir mengungkapkan: “Nabi membacakan surat ini kepada Ubay bin Ka’ab sebagai penegasan terhadapnya sekaligus sebagai
penambahan keimanannya.”
4. Diperbolehkan menangis pada saat berbahagia dan gembira serta saat memperoleh kenikmatan.
5. Dianjurkan untuk menyodorkan ataupun memperdengarkan bacaan
Al-Qur’an kepada orang lain disebabkan ia bisa mengantarkan kepada ketekunan menghafal. Yang demikian itu merupakan sunnah yang patut dikuti, karena Rasulullah ﷺ sendiri telah memperdengarkan bacaan al-Qur’an dua kali kepada Jibril pada tahun kematiannya. Para penghafal dan pembaca al-Qur’an, hingga kini, terus melakukan amalan tersebut.
6. Al-Qurthubi menyatakan: “Surat ini disebutkan secara khusus di sini karena mencakup tauhid, risalah kenabian, keikhlasan, shuhuf, dan
kitab-kitab yang diturunkan kepada para Nabi, penyebutan shalat dan zakat, hari Kiamat, serta penjelasan mengenai penghuni Surga dan Neraka, padahal surat ini sangat singkat.”
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

