بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Daurah Al-Khor Sabtu Pagi – Masjid At-Tauhid
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 51-22
🎙 Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd, PhD. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
Syarah: Prof. Dr. Khalid Utsman Ats-Tsabt 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
🗓 Al-khor, 4 Dzulhijjah 1446 / 31 Mei 2025


Facebook live: Assunnah Qatar


51 – باب الرجاء

Bab 51-22: Berharap kepada Allah ﷻ

Allah ﷻ Meridhai Orang yang MemujiNya setelah Makan dan Minum

📖 Hadits ke-25:

436. وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « إِنَّ اللهَ لَيَرْضَي عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الْأَكْلَةَ، فَيَحْمَدُهُ عَلَيْهَا، أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا » رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Dari Anas radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah sangat ridha kepada orang yang apabila dia makan dia memuji kepada-Nya, atau apabila dia minum memuji kepada-Nya.” [Shahih Muslim no. 2734]

📃 Penjelasan:

Kata الْأَكْلَةَ yaitu satu kali dari makan, seperti makan siang atau makan malam.

Dhamir hu وَعَنْهُ pada hadits, sebagai perawi adalah Anas bin Malik radhiyallahu’anhu. Syaikh bin baz Rahimahullah menjelaskan dalam hal ini bersifat umum, tatkala makan untuk menghilangkan rasa lapar atau minum untuk menghilangkan rasa haus, dan dia bersyukur dengan memujiNya atas kenikmatan yang didapatkan.

Maksud dari الْأَكْلَةَ adalah sarapan, makan siang atau makan malam, sementara yang lain berpendapat makan dan minum secara umum. Jika kita memujiNya maka Allah ﷻ akan ridha, dan perkara ini adalah perkara yang mudah, hanya memuji Allah ﷻ hingga bisa makan dan minum, maka Allah ﷻ akan memudahkan dia masuk ke dalam surgaNya. Tetapi kebanyakan orang lalai, meskipun hanya ucapan Alhamdulillah.

Jika mencukupkan dengan ucapan “alhamdulillah” setelah makan maka dibolehkan berdasarkan hadits Anas bin Malik, di atas. Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Jika seseorang mencukupkan dengan bacaan “alhamdulillah” saja, maka itu sudah dikatakan menjalankan sunnah.” (Syarh Shahih Muslim, 17: 46)

  • Do’a lainnya antara lain:

Dari Abu Umamah, ia berkata bahwasanya,

أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ إِذَا رَفَعَ مَائِدَتَهُ قَالَ « الْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ ، غَيْرَ مَكْفِىٍّ ، وَلاَ مُوَدَّعٍ وَلاَ مُسْتَغْنًى عَنْهُ ، رَبَّنَا »

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mengangkat hidangannya (artinya: selesai makan), beliau berdo’a: Alhamdulillahi kastiron thoyyiban mubarokan fiih, ghoiro makfiyyin wa laa muwadda’in wa laa mustaghnan ‘anhu robbanaa ( segala puji hanyalah milik Allah, yang Allah tidak butuh pada makanan dari makhluk-Nya, yang Allah tidak mungkin ditinggalkan, dan semua tidak lepas dari butuh pada Allah, wahai Rabb kami ) (HR. Bukhari no. 5458)

Dari Mu’adz bin Anas, dari ayahnya ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَكَلَ طَعَامًا فَقَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَطْعَمَنِى هَذَا وَرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّى وَلاَ قُوَّةٍ. غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa yang makan makanan kemudian mengucapkan: “Alhamdulillaahilladzii ath’amanii haadzaa wa rozaqoniihi min ghoiri haulin minnii wa laa quwwatin” (Segala puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini, dan merizkikan kepadaku tanpa daya serta kekuatan dariku), maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Abu Daud no. 4043, Tirmidzi no. 3458, Ibnu Majah no. 3285 dan Ahmad 3: 439. Imam Tirmidzi, Ibnu Hajar dan ulama lainnya menghasankan hadits ini sebagaimana disetujui oleh Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilali dalam Bahjatun Nazhirin, 2: 50).

Allah ﷻ telah menyiapkan segala sesuatu di muka bumi untuk dimakan manusia, dan ada adab dengan perbuatan dan ucapan dalam hal makan dan minum, seperti : makan dengan tangan kanan, haram menggunakan pakai tangan kiri, karena itu perbuatan setan.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda kepada kita:

لا يأكل أحدكم بشماله، ولا يشرب بشماله؛ فإن الشيطان يأكل بشماله ويشرب بشماله

‘janganlah kalian makan dan minum dengan tangan kiri karena setan makan dan minum dengan tangan kiri‘

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin Rahimahullah mengatakan seseorang akan berdosa jika tidak mengucapkan 𝓑𝓲𝓼𝓶𝓲𝓵𝓵𝓪𝓱 dan setan akan ikut makan bersamanya. Maka wajib baginya mengucapkan 𝓑𝓲𝓼𝓶𝓲𝓵𝓵𝓪𝓱.

Dianjurkan untuk mengingatkan membaca 𝓑𝓲𝓼𝓶𝓲𝓵𝓵𝓪𝓱. Sebagaimana juga diceritakan oleh sahabat Umar bin Abi Salamah radhiallahu’anhuma:

: كُنْتُ غُلاَمًا فِي حِجْرِ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَانَتْ يَدِي تَطِيشُ فِي الصَّحْفَةِ، فَقَال لِي رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ، وَكُل بِيَمِينِكَ، وَكُل مِمَّا يَلِيكَ

Sewaktu aku masih kecil, saat berada dalam asuhan Rasulullah Shallallahu‘alaihi wasallam, pernah suatu ketika tanganku ke sana ke mari (saat mengambil makanan) di nampan. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadaku: “wahai bocah, ucaplah bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu, serta ambil makanan yang berada di dekatmu”. (HR. Bukhari no.5376, Muslim no.2022)

Yang dimaksud dengan memujiNya bukan selesai persuap, tetapi hamdalah setelah selesai semua makanan pada saat itu. Dan Imam Ahmad Rahimahullah, melakukannya per suap dengan alasan makan sambil berdzikir itu lebih baik, meskipun ini bukan petunjuk Nabi ﷺ.

Ibnu Bathal mengatakan, sepakat para ulama mengucapkan hamdalah setelah selesai makan.

Anjuran makan sebelum shalat maghrib. Sebagaimana dalam hadits dari Anas radhiyallahu ‘anhu disebutkan,

إِذَا قُدِّمَ الْعَشَاءُ فَابْدَءُوا بِهِ قَبْلَ أَنْ تُصَلُّوا صَلاَةَ الْمَغْرِبِ ، وَلاَ تَعْجَلُوا عَنْ عَشَائِكُمْ

“Jika makan malam telah tersajikan, maka dahulukan makan malam terlebih dahulu sebelum shalat Maghrib. Dan tak perlu tergesa-gesa dengan menyantap makan malam kalian.” (HR. Bukhari no. 673 dan Muslim no. 557).

Kuncinya adalah makanlah, tetapi jangan berlebih-lebihan. Allah berfirman:

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” [Al-A’raf : 31]

💡 FAWAID HADITS:

1. Disunnahkan memanjatkan pujian setiap kali selesai makan dan minum, karena hal tersebut merupakan etika makan dan minum.

2. Seorang Mukmin harus mencari keridhaan Allah dalam makan dan minum, serta menuntut hal tersebut untuk membantunya dalam upaya menaati Allah.

3. Penetapan sifat ridha bagi Allah ﷻ, sedangkan penakwilan sifat tersebut kepada makna “menerima” atau “kehendak untuk menerima”, maka yang demikian itu jelas merupakan pengingkaran terhadap sifat tersebut dan bertentangan dengan apa yang menjadi pendapat kaum Salafush Shalih.

📖 Hadits ke-26:

437. وَعَنْ أَبِي مُوْسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى بَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لَيَتُوبَ مُسِيِءُ النَّهَارِ وَيَبْسُطُ يَدَهُ بِالنَّهَارِ لِيَتُوبَ مُسيءُ اللَّيْلِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبَها » رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Daripada Abu Musa radhiyallahu anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya pada waktu malam untuk menerima taubat orang yang berdosa pada waktu siang, dan Dia membentangkan tangan-Nya pada waktu siang untuk menerima taubat orang yang melakukan dosa pada waktu malam, sehingga matahari terbit dari barat (hari Kiamat).” [Shahih Muslim no. 2759]

📃 Penjelasan:

Hadits ini telah di syarah sebelumnya pada hadits no. 16.

Allah ﷻ membuka tangannya menunjukkan bahwa pintu taubat selalu terbuka siang dan malam, setiap saat, bukan menunggu siang jika berdosa di malam hari atau sebaliknya. Apapun jenis dosanya, sampai matahari terbit dari barat.

Jika nyawa sudah ditenggorokan, maka tidak lagi diterima taubatnya. Demikian seperti taubatnya Fir’aun sebelum tenggelam. Demikian juga ashabul uhdud, yang melemparkan orang-orang mukmin yang dibakar hidup-hidup, pintu taubat masih terbuka.

Oleh karena itu, apabila matahari terbit dari barat, tidak ada lagi pintu taubat. Orang-orang mukmin sudah meninggal dan Al-Qur’an sudah hilang. Maka, disitulah pertanggungjawaban akan dilakukan.

💡 FAWAID HADITS:

1. Menetapkan Allah ﷻ memiliki tangan.
2. Rahmat Allah ﷻ mencakup segala sesuatu.
3. Syarat diterimanya taubat adalah pada waktu yang memungkinkan, yaitu sebelum ajal dan matahari terbit dari barat.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم