ʙɪꜱᴍɪʟʟᴀʜ

Kajian Kitab Masail Jahiliyah (Perkara-perkara Jahiliyah)
Karya: Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Pemateri: Ustadz Isnan Efendi, Lc. MA. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Pertemuan 36: 19 Rabi’ul Akhir 1447 / 11 Oktober 2025



Telah berlalu, pembahasan beberapa poin dalam Masail Jahiliyah. 45 Masail sebelumnya dapat disimak di link archive berikut ini: https://tinyurl.com/2p9sra27

Masalah Ke-46: Mereka Menisbatkan Kepada Masa dan Mencelanya Ketika Terjadi Sesuatu

Mencela masa, seperti perkataan mereka:

وَمَا يُهْلِكُنَا إِلَّا الدَّهْرُ

“Tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa “. (QS. al-Jatsiyah : 24 ).

📃 Penjelasan:

Yang menisbatkan peristiwa kejadian kepada masa adalah Atheis. Jika keburukan menimpa mereka maka mereka menisbatkan keburukan tersebut kepada masa, dan mencela masa karena hal tersebut. Yang wajib adalah menisbatkan segala sesuatu kepada Allah ﷻ. Adapun masa, hanyalah sebuah waktu yang diciptakan diantara makhluk-makhluk Allah, tidak memiliki kendali. Allah telah membantah orang yang menisbatkan peristiwa kejadian kepada masa dalam firman-Nya:

وَقَالُوا مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَا إِلَّا الدَّهْرُ

“Dan mereka berkata: “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa”.(QS. al-Jatsiyah : 24).

Karena ini merupakan pengingkaran terhadap akhirat dan hari kebangkitan: “kita mati dan kita hidup”, sebagian manusia mati dan sebagian yang lain hidup, mereka mengatakan : “rahim melahirkan dan bumi menelan”. Mereka juga berkata : “ini merupakan tabiat kehidupan; tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa”.

Mereka menisbatkan kematian kepada masa, maka sebab kematian menurut mereka adalah pergantian malam dan siang, bukan ajal yang telah ditentukan, dan tidak pula ada malaikat yang mencabut nyawa ketika ajal tiba.

Nabi telah melarang dari mencela masa, beliau bersabda:

لا تسبوا الدهر، فإن الله هو الدهر

“Janganlah kalian mencela masa, karena Allah adalah masa “.

Maksudnya Allah yang meciptakan masa, dan apa yang terjadi pada masa merupakan takdir Allah ﷻ.

Diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

قَالَ اللهُ تَعَالَى: يُؤْذِيْنِي ابْنُ آدَمَ، يَسُبُّ الدَّهْرَ، وَأَنَا الدَّهْرُ أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ ، وفي رواية: لاَ تَسُبُّوْا الدَّهْرَ فَإِنَّ اللهَ هُوَ الدَّهْرُ

“Allah berfirman: “Anak Adam (manusia) menyakiti Aku, mereka mencaci masa, padahal Aku adalah pemilik dan pengatur masa, Akulah yang menjadikan malam dan siang silih berganti”. Dan dalam riwayat yang lain dikatakan: “Janganlah kalian mencaci masa, karena Allah adalah Pemilik dan Pengatur masa.”

Jika anda mencela masa maka anda telah mencela pencipta masa, inilah yang menyakiti Rabb; karena celaan tertuju kepada Allah, karena Dia yang mengatur semua urusan, mentakdirkan ajal dan musibah serta segala sesuatu, adapun masa, maka ia zaman yang diciptakan Allah ﷻ.

Allah dapat tersakiti tapi tidak dapat dimudharati

Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah berkata: “Allah tersakiti dengan sebagian perbuatan dan ucapan hamba-Nya yang di dalamnya terdapat kejahatan terhadap hak-Nya, akan tetapi Allah tidak termudharati dengan hal itu karena tidak ada sesuatu pun yang dapat memudharati Allah. Allah berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الْكُفْرَ بِالْإِيمَانِ لَن يَضُرُّوا اللَّهَ شَيْئًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Sesungguhnya orang-orang yang menukar iman dengan kekafiran, sekali-kali mereka tidak dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun; dan bagi mereka azab yang pedih.(QS. Ali Imran: 177)

Dalam hadits qudsi Allah berfirman:

يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضَرِّي فَتَضُرُّونِي

“Hai hamba-Ku, kamu sekalian tidak akan dapat menimpakan mudharat sedikitpun kepada-Ku, sehingga kamu dapat memudharatiku.” (HR. Muslim: 2577)

Maka harus dibedakan antara memudharati dengan menyakiti.” (I’anatul Mustafid: 2/241).

Ad-Dahr bukan nama Allah

1. Takwil yang shahih sesuai dengan dalil

Firman Allah dalam hadits qudsi diatas:

وَأَنَا الدَّهْرُ أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ

“Aku adalah masa, Akulah yang menjadikan malam dan siang silih berganti.”

Imam Al-Khaththabi dalam kitab A’lam Al-Hadits fi Syarh Shahih al-bukhari mengatakan:

قوله: أنا الدهر، معناه أنا صاحب الدهر، ومدبر الأمور التي تنسبونها إلى الدهر، فإذا سب ابن آدم الدهر من أجل أنه فاعل هذه الأمور، عاد سبه إلي

firman-Nya “Aku adalah masa,” maksudnya adalah Aku adalah pemilik masa, pengatur semua perkara yang kalian nisbatkan kepada masa. Apabila anak Adam mencela masa dengan keyakinan bahwa dia pelaku dari semua perkara ini maka celaan itu kembali kepada-ku.”

Ad-Dahr (masa) bukan termasuk nama Allah, karena jika seandainya Ad-Dahr adalah salah satu nama Allah tentu ucapan orang-orang Jahiliyah yang dihikayatkan oleh Allah:

وَمَا يُهْلِكُنَا إِلَّا الدَّهْرُ

“dan tidak ada yang membinasakan kita kecuali ad-Dahr,” (QS. Al Jatsiah: 24)

Menjadi ucapan yang benar, namun ternyata Allah mengingkari. Ini menunjukkan bahwa Ad-Dahr bukan termasuk nama Allah ﷻ. (Lihat: https://shorturl.at/WRAg3).

2. Nama Allah ﷻ diambil dari Jenis Musytaq (Memiliki akar kata).

Misal Muhammad kemudian muncul Hamid, Ahmad, dan lainya. Masjid dari kata sujud, ada sajadah, dan lainya.

Lawannya adalah Isim Jamid (tidak memiliki akar kata) seperti Asad.

Nama-nama Allah ﷻ berasal dari kata Musytaq bukan jamid. Karena nama-nama boleh diambil darinya sifat-sifat.

Sedangkan Ad-Dahr adalah isim jamid. Maka, tidak memiliki akar kata yang ini bertentangan dengan kaidah asma Allah ﷻ.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم