بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Kitab: 𝕀𝕘𝕙𝕠𝕥𝕤𝕒𝕥𝕦𝕝 𝕃𝕒𝕙𝕗𝕒𝕟 𝕄𝕚𝕟 𝕄𝕒𝕤𝕙𝕠𝕪𝕚𝕕𝕚𝕤𝕪 𝕊𝕪𝕒𝕚𝕥𝕙𝕒𝕟
(Penolong Orang yang Terjepit – Dari Perangkap Syaitan)
Karya: Ibnul Qayyim al-Jauziyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
Pemateri: Ustadz Isnan Efendi, Lc. MA. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Pertemuan: 9 Jumadil Awwal 1447 / 31 Oktober 2025
Telah berlalu pembahasan mengenai sebelas prinsip atau kaidah yang bermanfaat bagi hidup seorang mukmin saat musibah menimpanya, agar memperoleh derajat yang tinggi (Maqaamal Adzim).
Mahabatullah (Kecintaan Allah ﷻ)
Ketahuilah bahwa kecintaan kepada Allah, rindu untuk bertemu dengan-Nya dan ridha dengan-Nya dan karena-Nya adalah merupakan pangkal agama dan dasar segala perbuatan dan keinginan seseorang.
Demikian juga kita mencintai Nabi ﷺ, Sahabat nabi dan orang tua kita, dasar utamanya karena Allah ﷻ memerintahkan kita untuk mencintai mereka, bukan atas dasar utama karena kemanusiaan. Karena Dzat yang kita cintai memerintahkan kita untuk mencintai mereka.
- Cinta tertinggi: Mahabbatullah merupakan tujuan utama dan tertinggi dalam tingkatan spiritual seorang Muslim.
- Kewajiban: Mencintai Allah dengan segala keagungan-Nya merupakan suatu kewajiban bagi setiap Muslim.
- Bukan sekadar cinta biasa: Konsep ini berbeda dengan mencintai hal-hal duniawi, melainkan cinta yang tulus kepada Sang Pencipta.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُـحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِـي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِـي النَّارِ.
“Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu (1) barangsiapa yang Allâh dan Rasûl-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allâh. (3) Ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allâh menyelamatkannya sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam Neraka.”
(HR. Al-Bukhari (no. 16), Muslim (no. 43), At-Tirmidzi (no. 2624), An-Nasa`i (VIII/95-96) dan Ibnu Majah (no. 4033).
Sebagaimana memahami dan mengetahui nama-nama, sifat-sifat dan perbuatan-Nya merupakan ilmu agama yang paling mulia secara mutlak. Sehingga, mengetahui tentang-Nya adalah pengetahuan yang paling agung, menginginkan Wajah-Nya adalah keinginan yang paling mulia, beribadah kepada-Nya merupakan perbuatan yang paling mulia, memujiNya dengan nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya serta memuliakan pujaan untuk-Nya adalah ucapan yang paling mulia. Dan itulah yang merupakan dasar dari kelurusan agama Ibrahim. Allah ﷻ befirman,
ثُمَّ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ أَنِ ٱتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَٰهِيمَ حَنِيفًا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ
“Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), ‘Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif dan bukanlah dia termasuk on orang yang mempersekutukan Tuhan.” (An-Nahl: 123).
Hanif maknanya: seorang yang selalu berpegang teguh kepada kebenaran dan tak pernah meninggalkannya.
Dan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam mewasiatkan kepada para sahabatnya agar setiap pagi hari mereka berdoa,
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Ash-bahnaa ‘ala fithrotil islaam wa ‘alaa kalimatil ikhlaash, wa ‘alaa diini nabiyyinaa Muhammadin shallallahu ‘alaihi wa sallam, wa ‘alaa millati abiina Ibraahiima haniifam muslimaaw wa maa kaana minal musyrikin
“Kami telah berada pada fitrah Islam, kalimat tauhid, dan agama nabi kami Muhammad, serta agama bapak kami Ibrahim yang hanif dan berserah diri, dan tidaklah ia termasuk orang-orang musyrik“.
Dan itulah hakikat syahadat laa ilaaha illallaah, dan di atasnyalah agama Islam itu tegak, yang ia merupakan agama segenap nabi dan rasul, dan Allah tidak memiliki agama selainnya, dan tidak pula menerima agama dari seseorang selain agama Islam. Allah befirman,
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ ٱلْإِسْلَٰمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Ali Imran: 85).
Maka, kecintaan kepada Allah, bahkan mencintai-Nya lebih dari kecintaan hamba kepada sesuatu secara mutlak adalah di antara kewajiban agama yang paling agung, dasarnya yang paling besar dan tiang pancangnya yang paling kokoh. Dan barangsiapa yang mencintai Allah sama dengan kecintaannya kepada makhluk maka hal itu termasuk syirik yang pelakunya tidak akan diampuni dan tidak akan diterima amalnya.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

