بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Senin – Kitab Ad Daa’ wa Ad Dawaa’
Karya: Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah
Syarh oleh: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah
Bersama: Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd, Ph.D Hafidzahullah
Al Khor, 1 Dzulqa’dah 1446 / 29 April 2025.
Bab – Mabuk Asmara (Al-‘Isyq)
Tingkatan Orang yang Kasmaran dan Efek yang Ditimbulkannya – Lanjutan
- Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:
Pada kasmaran terdapat kezhaliman dua arah yang dilakukan oleh masing-masing, pencinta dan objeknya, yaitu dengan saling menolong dalam melakukan kekejian dan kezhaliman terhadap diri sendiri. Keduanya telah menzhalimi diri sendiri dan pasangannya. Kezhaliman tersebut lalu menular kepada yang lainnya, sebagaimana telah dijelaskan. Bahkan yang lebih parah dari itu adalah kezhaliman keduanya berupa syirik. Oleh sebab itu, kasmaran mengandung semua bentuk kezhaliman.
Sekiranya objek yang dicintai tidak bertakwa kepada Allah, pasti dia benar-benar akan menjerumuskan pencinta kepada kerusakan, dan ini merupakan suatu kezhaliman. Ia pun menunjukkan hasratnya kepada pencinta, berhias untuknya, dan membuatnya cenderung kepada dirinya dengan segala cara, sehingga orang yang mabuk asmara itu mau mengeluarkan harta dan daya upaya untuknya. Lebih dari itu, dia tetap membuat pencinta tadi tidak mampu memiliki dirinya, tidak lain supaya tujuan pencinta tidak hilang seiring dengan terpenuhinya hasrat. Hal ini membuat pencinta merasakan penderitaan yang sangat, bahkan terkadang dia berani membunuh obyek yang dicintainya untuk melampiaskan hasratnya. Terutama jika objek tersebut ternyata juga menjalin hubungan dengan selainnya.
Maka berapa banyak korban yang terbunuh akibat kasmaran dari kedua belah pihak? Berapa banyak kasmaran menghilangkan nikmat, membuat yang kaya menjadi miskin, menjatuhkan kedudukan, dan menceraiberaikan persatuan? Berapa banyak kasmaran merusak keluarga dan anak seorang pria?
Apabila seorang wanita melihat suaminya kasmaran dengan wanita lain, niscaya dia pun mencari pria lain untuk kemudian kasmaran dengannya. Akibatnya, pihak suami bimbang antara menceraikannya ataukah menjadi dayyuts. Sebagian orang memilih yang pertama, sedangkan sebagian lainnya memilih yang kedua.
- Syarah: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah
Inilah efek buruk kasmaran yang kita bahas, efek dari keduanya bermacam-macam dan berefek besar, sampai terjadi pembunuhan.
Maka, solusinya bagi yang belum menikah, nikahkanlah. Barangsiapa yang menimbang maslahat dan mafsadat. Maka dalam agama kaidahnya: menolak kemudharatan Lebih didahulukan daripada mendatangkan manfaat.
Kerusakan ditimbulkan dari yang mencintai atau yang dicintai. Dan jika yang dicintai tidak bertakwa kepada Allah ﷻ, maka efeknya akan lebih besar. Dia akan membantu orang yang kasmaran akan berbuat lebih buruk dan rusak.
Berita-berita tentang penyakit ini telah banyak kita dengar, kerusakan yang ditimbulkan ada dua sisi, nikmat rumah tangga menjadi hilang, kekayaan menjadi habis, jatuhnya kedudukan, dan kerusakan lainnya. Maka, tidak ada lagi kecondongan hatinya kepada isterinya dan bahkan bisa timbul balas dendam yang sangat merusak.
Jika isteri yang selingkuh, maka suami akan memilih dua hal yang pahit: membiarkan saja dengan sifat dayyuts atau bercerai! Dan jika ada anak-anak, maka keluarganya akan runtuh, si anak akan merasa hancur. Dan status sosialnya juga akan buruk.
- Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:
Wajib bagi orang yang berakal untuk tidak membiarkan cinta yang semu kokoh bertahan dalam dirinya, supaya dia tidak terkena seluruh atau sebagian kerusakan tersebut. Barang siapa yang tetap mempertahankan cinta tersebut berarti dia termasuk orang yang lalai dan tertipu dengan dirinya. Jika orang itu binasa, maka sebenarnya dialah membinasakan diri sendiri. Seandainya dia tidak berulang-ulang memandang wajah objek yang dicintainya dan bersemangat untuk menjalin hubungan dengannya, maka pasti rasa kasmaran tidak akan bersemayam di hatinya.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم