بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Daurah Al-Khor Sabtu Pagi – Masjid At-Tauhid
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 47 – 4
🎙️ Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
🗓️ Al-khor, 18 Syawal 1445 / 27 April 2024


Video kajian ini di Facebook Assunnah Qatar


باب علامات حُبِّ الله تَعَالَى للعبد والحث عَلَى التخلق بِهَا والسعي في تحصيلها

Bab 47. Tanda-tanda Kecintaan Allah Kepada Seorang Hamba dan Anjuran untuk Berakhlak Dengannya serta Berusaha untuk Mendapatkannya.

📖 Hadits ke-3:

وعن عائشة رضي الله عنها: أنَّ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم – بعثَ رجلًا عَلَى سَريَّةٍ، فَكَانَ يَقْرَأُ لأَصْحَابِهِ في صَلاَتِهِمْ فَيَخْتِمُ بـ {قُل هُوَ اللهُ أَحَدٌ}، فَلَمَّا رَجَعُوا ذَكَرُوا ذلِكَ لرسول الله – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ: «سَلُوهُ، لأَيِّ شَيْءٍ يَصْنَعُ ذلِكَ؟»، فَسَألُوهُ، فَقَالَ: لأَنَّهَا صِفَةُ الرَّحْمنِ، فَأَنَا أُحِبُّ أَنْ أَقْرَأ بِهَا. فَقَالَ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم: «أَخْبِرُوهُ أنَّ اللهَ تَعَالَى يُحِبُّهُ». مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha bahwasanya Rasulullah ﷺ mengirimkan seorang untuk memimpin sepasukan tentara ke medan peperangan. Orang itu suka benar membaca untuk kawan-kawannya dalam shalat mereka dengan Qulhu wallahu ahad -surat Al-Ikhlash- sebagai penghabisan bacaannya. Setelah mereka kembali, hal itu mereka sampaikan kepada Rasulullah ﷺ , lalu beliau bersabda: “Coba tanyakanlah pada orang itu, mengapa melakukan yang semacam itu?” Mereka sama bertanya padanya, kemudian orang itu menjawab: “Sebab itu adalah sifatnya Allah yang Maha Penyayang, maka dari itu saya senang sekali membacanya.” Maka bersabdalah Rasulullah ﷺ. -setelah diberitahu jawaban orang itu-: “Beritahukanlah padanya bahwasanya Allah Ta’ala mencintainya.” (Muttafaq ‘alaih)

📖 Syarah hadits:

Kata سَريَّةٍ bermakna peperangan yang tidak diikuti Rasulullah ﷺ di dalamnya (sekelompok kecil tentara). Jadi Nabi ﷺ hanya mengutus utusannya saja. Dalam sebuah riwayat utusan itu bernama Kultsum, meskipun ada riwayat dengan nama lain.

Dinamakan سَريَّةٍ karena diutus diam-diam, dan jumlahnya di atas seratus. Jika kurang dari seratus namanya ًبعث.

Jika jumlahnya sekitar 800 dinamakan جيش (Jaisy) atau Tentara. Jika 4000 orang dinamakan Jundun (جندن)

Di dalam hadits ini dia yang mengimami mereka yang selalu ditutup dengan Surat al-ikhlas. Yaitu menutup bacaan ayatnya dengan قل هو الله أحد.

Inilah sunnah Rasulullah ﷺ, yang menjadi imam adalah sang pemimpin atau penguasa wilayah, termasuk di rumah, meskipun sedikit hafalannya.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

وَلا يَؤُمَّنَّ الرَّجُلُ الرَّجُلَ فِي سُلْطَانِهِ , وَلا يَقْعُدْ فِي بَيْتِهِ عَلَى تَكْرِمَتِهِ إِلا بِإِذْنِهِ

Janganlah seorang maju menjadi imam shalat di tempat kekuasaan orang lain, dan janganlah duduk di rumah orang lain di kursi khusus milik orang tersebut, kecuali diizinkan olehnya” (HR. Muslim no. 673).

Hadits ini menunjukkan terlarangnya seorang pendatang di suatu masjid atau tempat untuk maju padahal ada yang lebih berhak yaitu imam tetap atau pemilik tempat. Walaupun pendatang tersebut merasa lebih baik bacaan Qur’annya atau merasa lebih paham agama.

📖 Beberapa faedah pada hadits di atas :

1. Bolehnya seseorang menggabungkan beberapa surat dalam satu raka’at. Baik sebagai imam atau munfarid. Sebagaimana Rasulullah ﷺ melakukannya di shalat malam.

2. Seseorang boleh memilih bacaan surat yang disukainya. Baik di dalam shalat atau di luar shalat dengan tidak mengkhususkan waktu, bilangan atau tempat tertentu. Karena menetapkan amalan-amalan tertentu yang khusus, harus ditetapkan dengan dalil.

Tetapi kenapa sahabat Nabi ﷺ melakukannya? Karena pada saat itu, masih proses datangnya wahyu (datangnya syari’at) dan Nabi ﷺ mengakui atau menetapkan (tikrar) bolehnya perbuatan tersebut. Adapun sekarang tidak diperbolehkan, karena wahyu sudah ditutup dengan wafatnya Nabi ﷺ.

Contoh dalam hal ini adalah lafadz rajah bagi tukang sihir di kitab Syamsul Ma’arif. {Shams al-Ma’arif atau Shams al-Ma’arif wa Lata’if al-‘Awarif adalah buku sihir abad ke-13 yang berpusat pada sihir Arab).

3. Selalu tanya dan cari kejelasan kenapa suatu amalan dilakukan, sebelum menetapkan suatu hukum. Bertabayun mutlak diperlukan.

4. Kecintaan sahabat terhadap sifat-sifat Allah ﷻ menjadi sebab Allah ﷻ mencintainya.

5. Rasulullah ﷺ memberitahu dia bahwa Allah ﷻ mencintainya. Dan ini menggambarkan bagaimana para sahabat merenungkan makna bacaan di dalam shalat.

🏷️ Fiqhul Hadits:

1. Dalam pasukan harus ada pemimpin. Dan iman shalat adalah pemimpin pasukan tersebut.
2. Tidak boleh menyelisihi pemimpin selagi tidak ada kemaksiatan yang nyata, karena hal itu dapat menyebabkan perpecahan.
3. Penolakan persengketaan kepada pemimpin hendaknya dibawa kepada pemimpin yang lebih tinggi.
4. Menetapkan tauhid asma wa sifat bahwasanya Allah ﷻ memiliki Dzat dan sifat. Dan sifat itu tidak sama dengan Dzatnya.
5. Para sahabat selalu mengadu kepada Rasulullah ﷺ tentang apapun masalah yang datang kepadanya.
6. Keutamaan surat Al-Ikhlas yang mengandung apa yang wajib dari hak Allah ﷻ bagi hamba-Nya. Dan mensucikan Allah ﷻ dari penyetaraan kepada makhluk dan memiliki anak.
7. Amalan itu sesuai tujuannya.
8. Tidak boleh menyepelekan perbuatan ketaatan. Karena ada amalan yang sampai derajat yang tinggi meskipun kecil di mata orang.
9. Bolehnya mengulang satu surat dalam suatu sholat.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم