بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Senin – Kitab Ad Daa’ wa Ad Dawaa’
Karya: Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah
Syarh oleh: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah
Bersama: Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd, Ph.D Hafidzahullah


Bab – Mabuk Asmara (Al-‘Isyq)
Faktor Pendorong Kecintaan Kepada Allah ﷻ Lanjutan

Pertemuan: 19 Dzulhijjah 1446 / 16 Juni 2025.
🎞 Video Kajian Live Via Facebook Assunnah Qatar

Telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya, Dia mencintai hamba dengan memberi nikmat kepadanya, padahal Dia sama sekali tidak membutuhkan hamba tersebut. Sebaliknya, hamba tersebut membuat-Nya murka dengan berbuat kemaksiatan, padahal dia butuh kepada-Nya. Kebaikan dan nikmat-Nya tidak menghalangi hamba untuk berbuat durhaka kepada-Nya. Demikian pula, kemaksiatan dan kerendahan hamba tidak memutuskan kebaikan Rabb kepadanya.

– Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:

Oleh karena itu, seburuk-buruk celaan dan hinaan layak ditujukan bagi seseorang yang tidak mau mencintai Dzat yang semua urusan ada padaNya, bahkan justru dia bergantung kepada selain-Nya.

📃 Penjelasan:

Contohnya adalah seseorang memberikan kebaikan kepada orang lain, tetapi dia membalas dengan keburukan. Oleh karena itu, diberikan kepada setiap orang membenci sifat seperti itu. Pada masalah ini, seburuk-buruk orang adalah melakukannya hal seperti itu pada Allah ﷻ. Na’udzubillahmindalik.

Dalam hadits qudsi, Allah Ta’ala berfirman,

يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِى مُلْكِى شَيْئًا يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِى شَيْئًا

“Wahai hamba-Ku, kalau orang-orang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia dan jin, mereka itu bertaqwa seperti orang yang paling bertaqwa di antara kalian, tidak akan menambah kekuasaan-Ku sedikit pun. Jika orang-orang yang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia dan jin, mereka itu berhati jahat seperti orang yang paling jahat di antara kalian, tidak akan mengurangi kekuasaan-Ku sedikit pun juga.” (HR. Muslim no. 2577)

– Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:

Sesungguhnya setiap orang yang kamu cintai dan mencintaimu hanyalah menginginkanmu untuk kepentingannya, sedangkan Allah ﷻ menginginkanmu semata mata untuk kepentinganmu. Pernyataan ini sesuai dengan yang disebutkan dalam atsar ilahi:

عبدي ا كلّ يريدك لنفسه وأنا أريدك لك

“Wahai hamba Ku, semua orang menginginkanmu untuk dirinya, tetapi Aku menginginkanmu untuk dirimu sendiri.” (Saya belum mendapati sumber atsar ini. Perkiraan saya, ini merupakan cerita Israiliyyat yang sumbernya sangat lemah dan tidak bisa dijadikan sebagai pegangan).

Mungkinkah seorang hamba tidak malu terhadap Rabbnya dalam keadaan yang demikian itu, yaitu tatkala dia justru berpaling dari Nya dan hatinya tenggelam dengan mencintai selain Nya?

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

Pertemuan: 28 Dzulhijjah 1446 / 25 Juni 2025
🎞 Video Kajian Live Via Facebook Assunnah Qatar

Di samping itu, setiap orang hanya mau berinteraksi denganmu apabila mendapatkan keuntungan. Jika tidak menguntungkan, maka dia tidak akan mengacuhkanmu. Ia pasti menginginkan suatu jenis keuntungan tertentu darimu. Sementara itu, Allah ﷻ berinteraksi denganmu agar kamu beruntung dengan keuntungan yang paling besar. Satu dirham kebaikan digantikan dengan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat, bahkan hingga berlipat ganda banyaknya, sedangkan satu keburukan dibalas dengan satu saja, padahal kesalahan itu pun paling cepat dihapus atau dilupakan Allah ﷻ.

📃 Penjelasan:

Demikian juga rahmat Allah ﷻ meliputi segala pelipatgandaan amal, seperti puasa dimana pahalanya tidak terbatas dan Allah ﷻ yang akan memberi ganjaran langsung tanpa batas.

Dan balasan dosa kedzaliman dihitung sebanding dengan tingkat kedzalimannya. Bahkan Allah ﷻ mengampuni dosa-dosa hamba-Nya selagi mau bertaubat sebelum ajal.

– Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:

Allah ﷻ juga menciptakanmu untuk diri-Nya. Dia menciptakan segala sesuatu untukmu di dunia dan di akhirat. Jadi, siapakah yang lebih utama daripada Nya untuk dicintai dengan sebenar-benarnya dan digapai keridhaan Nya?

Segala tuntutanmu —bahkan tuntutan seluruh makhluk— berada di sisi-Nya, sementara Dialah Dzat yang Maha Pemurah. Dia memberi hamba-Nya sebelum ia meminta dengan pemberian yang jauh lebih baik dibandingkan dengan apa yang diharapkan. Dia mensyukuri amal perbuatan yang sedikit lalu mengembangkannya, serta memberi ampunan atas kesalahan yang banyak lalu menghapuskannya. Semua yang ada di langit dan di bumi meminta kepadaNya. Setiap waktu Dia dalam urusannya. Tidaklah suatu pendengaran melalaikan-Nya dari pendengaran lainnya. Dia tidak dibuat susah oleh banyaknya permintaan dan tidak bosan oleh sikap memelas hambaNya dalam do’a. Bahkan, Dia mencintai orang orang yang memelas dalam doanya, ”Dia sangat suka apabila diminta dan justru murka apabila tidak diminta.” Dia malu terhadap hamba Nya, padahal hambaNya tidak malu dari Nya. Dia menutup aib hamba Nya, padahal hamba tersebut tidak menutup aibnya sendiri. Dia mengasihani hamba-Nya, padahal hamba tersebut tidak mengasihani diri sendiri. Dia menyeru hamba kepada kenikmatan-Nya dan kebaikan-Nya, serta mengajaknya kepada kemuliaan Nya dan kerihdaan-Nya, tetapi hamba tersebut enggan. Oleh karena itulah, Dia mengutus para Rasul-Nya untuk mengajak ummatnya dan menyertakan janji Nya bersama mereka. Kemudian, Dia turun ke langit dunia dan berkata:

“Barang siapa yang meminta kepada-Ku niscaya Aku akan memberinya. Barang siapa yang meminta ampun kepada-Ku niscaya Aku akan mengampuninya.” (HR. Al-Bukhari (no. 5962) dan Muslim (no. 758) dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu).

Hal ini sebagaimana dikatakan: “Aku mengajakmu menjalin hubungan, namun kamu enggan. Aku mengirimkan utusanku untuk mencari permintaan hamba-Ku. Aku sendiri turun kepadamu dan menemuimu dalam tidur.”

📃 Penjelasan:

Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bagaimana Allah ﷻ mencoba mendekati hambaNya yaitu dengan mengutus Rasul-Nya tapi kita menyepelekannya kemudian Allah ﷻ datang sendiri setiap malam, tapi hamba-Nya malah tidur. Yaitu pada 1/3 malam.

– Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:

Bagaimana mungkin hati tidak mencintai Dzat, yang tidaklah kebaikan itu datang melainkan dari Nya, tidak ada yang menghilangkan kejelekan, mengabulkan do’a, menghapus kesalahan, mengampuni dosa, menutup aib, mengeluarkan dari kesusahan, menolong orang yang kesulitan, dan menyampaikan kepada harapan, melainkan hanya Dia semata?

Allahlah yang paling berhak disebut, disyukuri, disembah, dan dipuji. Dialah yang Maha Melihat untuk digapai, Mahabelas Kasih untuk dimiliki, Yang paling dermawan untuk diminta, Yang paling luas pemberiannya, Maha Penyayang untuk dimintai rahmat, Mahamulia untuk dituju, Mahaperkasa untuk bersandar, dan Maha Mencukupi untuk bertawakkal. Kasih sayang Allah kepada hamba Nya melebihi kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Dia lebih gembira dengan taubat hamba Nya daripada kegembiraan orang yang menemukan kembali hewan tunggangan yang membawa seluruh makanan, minuman, dan perbekalannya di padang tandus yang berbahaya, setelah sebelumnya hewan itu hilang dan dia berputus asa untuk bertahan hidup.

Terdapat hadits shahih yang menyebutkan perkara di atas. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Muslim (no. 2747) dari Anas. Tercantum pula dalam Shahuhul Bukhari (no. 6309) secara ringkas. Di dalam bab ini terdapat riwayat dari sejumlah Sahabat.

Dialah Maharaja, yang tidak ada sekutu bagi Nya, Maha Esa, tidak ada tandingan untuk-Nya. Segala sesuatu akan binasa, kecuali Allah. Tidak ada yang ditaati, melainkan dengan izin-Nya dan tidak ada yang didurhakai, melainkan dengan ilmu-Nya. Dia ditaati lalu bersyukur karenanya. Dengan taufik dan nikmat-Nyalah Dia ditaati. Dia didurhakai, namum tetap memberikan ampunan. Dia memberikan maaf walaupun hak-Nya disia-siakan. Dialah saksi yang paling dekat dan penjaga yang paling mulia. Dialah yang paling menepati janji dan paling menegakkan keadilan. Dia membatasi jiwa, memegang ubun-ubun (semua yang melata), menetapkan akibat semua perbuatan, serta menutup ajal makhluk-Nya. Semua hati tertuju kepada-Nya. Di sisi Nya rahasia menjadi terang terangan dan perkara ghaib menjadi terungkap. Segala sesuatu mengadu kepada-Nya. Semua wajah mengharapkan wajah-Nya. Seluruh akal tidak mampu mengetahui hakikat-Nya. Fitrah dan dalil lainnya menunjukkan bahwa tidak mungkin ada yang menyerupai-Nya. Dengan cahaya wajah-Nya, teranglah seluruh kegelapan, langit, bumi, dan keadaan seluruh makhluk menjadi baik.

Dia tidak tidur dan memang tidak layak untuk tidur. Dia menurunkan dan meninggikan neraca keadilan. Diangkat kepada Nya amal malam hari sebelum amal siang hari, serta amal siang hari diangkat kepada-Nya sebelum amal malam hari. Hijab-Nya adalah cahaya, yang sekiranya disingkap pasti cahaya wajahNya membakar seluruh makhluk yang terlihat oleh-Nya.

Tidaklah orang yang mencintai selain-Nya mendapatkan pengganti meskipun ia memiliki segalanya.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم