بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Ummahat Wakra
Messaied, 21 Dzulqa’dah 1446 / 19 Mei 2025
Bersama Ustadz Syukron Khabiby, Lc M.Pd 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Video live: Facebook Assunnah Qatar
Tafsir Surat Al-Ma’idah Ayat 28-31
Allah ﷻ berfirman:
لَئِنۢ بَسَطتَ إِلَىَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِى مَآ أَنَا۠ بِبَاسِطٍۢ يَدِىَ إِلَيْكَ لِأَقْتُلَكَ ۖ إِنِّىٓ أَخَافُ ٱللَّهَ رَبَّ ٱلْعَـٰلَمِينَ ٢٨ إِنِّىٓ أُرِيدُ أَن تَبُوٓأَ بِإِثْمِى وَإِثْمِكَ فَتَكُونَ مِنْ أَصْحَـٰبِ ٱلنَّارِ ۚ وَذَٰلِكَ جَزَٰٓؤُا۟ ٱلظَّـٰلِمِينَ ٢٩ فَطَوَّعَتْ لَهُۥ نَفْسُهُۥ قَتْلَ أَخِيهِ فَقَتَلَهُۥ فَأَصْبَحَ مِنَ ٱلْخَـٰسِرِينَ ٣٠
Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian Alam. (28). Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim. (29). Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi. (30).
📃 Penjelasan:
Pada ayat-ayat-Nya ini, Allah ﷻ mengabarkan kepada Nabi ﷺ tentang kisah dua anak Adam yang membunuh karena hasad.
Kronologi Pembunuhan Habil
Singkat kisah, Setelah anak keturunan Adam mencapai dewasa, Allah Subhanahu wa Ta’ala mensyariatkan (membolehkan) kepada Nabi Adam ‘alaihissalam untuk menikahkan salah satu dari pasangan kembar dengan salah satu dari pasangan Qabil bersama Iqlimiya yang berparas cantik, sedangkan pasangan kembar adiknya bernama Habil dan Layudha berparas kurang menarik.
Ketika Nabi Adam ‘alaihissalam hendak menikahkan mereka (Habil dengan Iqlimiya dan Qabil dengan Layudha, red.) proteslah Qabil dan membangkang dikarenakan saudara Habil jelek dan saudaranya sendiri cantik. Sehingga ia menginginkan saudara kembarnya tersebut untuk dirinya sendiri lantaran ia merasa dirinya lebih berhak atas saudara kembarnya. Berdasarkan wahyu dari Allah, Nabi Adam ‘alaihissalam memerintahkan keduanya untuk berkurban, siapa yang diterima kurbanya maka dialah yang berhak atas keutamaan (menikahi saudara kembar Qabil).
Kurban Qabil dan Habil
Qabil adalah seorang petani. Ketika diperintahkan berkurban maka ia berkurban dengan seikat gandum. Dia pilih gandum yang jelek dari tanamannya. Dia tidak peduli apakah kurbannya diterima atau tidak, karena rasa sombong dan dengki sudah menguasainya.
Sedangkan Habil seorang peternak kambing, dia pilih kambing yang muda lagi gemuk untuk berkurban. Dia berkeinginan agar kurbannya diterima di sisi Allah Ta’ala. Setelah kurban keduanya dipersembahkan, Allah Ta’ala menurunkan api berwarna putih dan dengan izin Allah api itu membawa kurban Habil (sebagai tanda bahwa kurbannya diterima) dan meninggalkan kurban Qabil.
Hasad Iblis kepada Adam
Allah juga memberikan karunia kepada Nabi Adam dengan memerintahkan malaikat dan iblis untuk sujud. Mereka semua sujud, kecuali iblis karena sombong.
Jika kita perhatikan tentang kisah permusuhan iblis terhadap Adam dan keturunannya, kita tahu bahwa hasad dan kesombongan adalah dua sebab kebinasaan iblis. Keduanya (sombong dan hasad) merupakan penyakit yang mengerikan. Apabila penyakit ini menjangkiti seseorang, maka dia masuk ke dalam perangkap setan, dan dia akan binasa.
Hasad Saudara-saudara Yusuf kepadanya
Yusuf Alaihissalam telah diuji dengan kedengkian saudara-saudaranya kepadanya di mana mereka berkata,
اِذْ قَالُوْا لَيُوْسُفُ وَاَخُوْهُ اَحَبُّ اِلٰٓى اَبِيْنَا مِنَّا وَنَحْنُ عُصْبَةٌۗ اِنَّ اَبَانَا لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍۙ ٨
(Ingatlah,) ketika mereka berkata, “Sesungguhnya Yusuf dan saudara (kandung)-nya lebih dicintai Ayah daripada kita, padahal kita adalah kumpulan (yang banyak). Sesungguhnya ayah kita dalam kekeliruan yang nyata.” (Quran Surat Yusuf ayat 8).
Kemudian mereka menzaliminya yaitu ingin membunuhnya dan melemparnya ke dalam al jubb atau sumur yang gelap. Dan menjualnya sebagai budak, serta membawanya ke negeri kafir dan jadilah ya budak yang dimiliki kaum kafir.
وَعَنْ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْه أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « لَيْسَ مِنْ نَفْسٍ تُقْتَلُ ظُلْمًا إِلَّا كَانَ عَلَى ابْنِ آدَمَ الِأَوَّلِ كِفْلٌ مِنْ دَمِهَا لِأَنَّهُ كَانَ أَوَّلَ مَنْ سَنَّ الْقَتْلَ » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, dia berkata, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
“Tidak ada satu jiwa pun yang terbunuh secara zhalim, kecuali bagi anak Adam (Qabil) yang pertama (melakukan pembunuhan), ia menanggung dosa perbuatannya, karena ia orang yang pertama melakukan pembunuhan.” (HR. Al-Bukhari, no. 3335 dan Muslim, no. 1677).
Tafsir Ayat 28:
Dan habil berkata untuk menasihati saudaranya, ”Apabila kamu mengacungkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, maka kamu tidak akan mendapati aku berbuat seperti perbuatanmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, tuhan semua makhluk”.
Pada ayat ini, Habil pasrah tidak akan membalas untuk membunuh. Hal ini menjadi contoh, sesuai hadits Nabi ﷺ.
Abu Bakrah Nufa’i bin Harits Ats Tsaqafi berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا الْتَقَى الْمُسْلِمَانِ بِسَيْفَيْهِمَا فَالْقَاتِلُ وَالْمَقْتُولُ فِى النَّارِ » . فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا الْقَاتِلُ فَمَا بَالُ الْمَقْتُولِ قَالَ « إِنَّهُ كَانَ حَرِيصًا عَلَى قَتْلِ صَاحِبِهِ
“Apabila dua orang Islam yang bertengkar dengan pedangnya, maka orang yang membunuh dan yang terbunuh sama-sama berada di dalam neraka.” Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, sudah wajar yang membunuh masuk neraka, lantas bagaimana gerangan yang terbunuh?” Beliau menjawab, “Karena ia juga sangat berambisi untuk membunuh sahabatnya.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 31 dan Muslim no. 2888).
Bahayanya Hasad
Susah untuk dinasehati, kecuali sadar. Jika sudah dinasehati, maka diamlah. Dan hasad ada pada setiap orang.
Ibnu Taimiyyah berkata,
ما خلا جسد من حسد لكن اللئيم يبديه والكريم يخفيه.
“Setiap jasad tidaklah bisa lepas dari yang namanya hasad. Namun orang yang berpenyakit (hati) akan menampakkannya. Sedangkan orang yang mulia akan menyembunyikannya.” [Majmu’ Al Fatawa 10/124-125]
Maka, kurangi posting kenikmatan di media sosial yang dapat menyebabkan penyakit ain yang dapat menyebabkan kematian.
Tafsir Ayat 29:
Lanjutan nasihat Habil: Lantas ia (Habil) melanjutkan sambil menakutinya, “Sesungguhnya aku menginginkan agar kamu kembali dengan membawa dosa pembunuhan terhadapku secara sengaja dan semena-mena lalu digabungkan dengan dosa-dosamu yang telah lalu, sehingga kamu termasuk penghuni Neraka yang akan masuk dan menetap di sana kelak pada hari Kiamat. Itu adalah balasan bagi orang-orang yang melampaui batas. Dan aku tidak ingin kembali dengan membawa dosa pembunuhan terhadapmu maupun menjadi penghuni Neraka.”
Faedah: jangan ikut-ikutan jika terjadi fitnah. Hingga Rasulullah mengabadikan nama Habil sebagai contoh, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيهَا مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِـي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، اَلْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْقَائِمِ وَالْقَائِِمُ خَيْـرٌ مِنَ الْمَاشِي، وَالْمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنَ السَّاعِي، فَكَسِّرُوا قِسِيَّكُمْ وَقَطِّعُوا أَوْتَارَكُمْ وَاضْرِبُوا بِسُيُوفِكُمُ الْحِجَارَةَ، فَإِنْ دُخِلَ عَلَى أَحَدِكُمْ فَلْيَكُنْ كَخَيْرِ ابْنَيْ آدَمَ.
Sesungguhnya menjelang datangnya hari Kiamat akan muncul banyak fitnah besar bagaikan malam yang gelap gulita, pada pagi hari seseorang dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir di sore hari, di sore hari seseorang dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir pada pagi hari. Orang yang duduk saat itu lebih baik daripada orang yang berdiri, orang yang berdiri saat itu lebih baik daripada orang yang berjalan dan orang yang berjalan saat itu lebih baik daripada orang yang berlari. Maka patahkanlah busur-busur kalian, putuskanlah tali-tali busur kalian dan pukulkanlah pedang-pedang kalian ke batu. Jika salah seorang dari kalian dimasukinya (fitnah), maka jadilah seperti salah seorang anak Adam yang paling baik (Habil). (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim).
Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang bangkrut.
Inilah yang disebut dengan orang yang bangkrut atau “muflis” di hari Kiamat, hal ini karena dosa-dosa yang berkaitan dengan hak orang lain, berdasarkan hadits berikut,
أَتَدْرُونَ مَنِ الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
“Apakah kalian tahu siapa muflis (orang yang pailit) itu?”
Para sahabat menjawab, ”Muflis (orang yang pailit) itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.”
Tetapi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Muflis (orang yang pailit) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka” (HR. Muslim).
Keutamaan Bergaul dengan Orang di Sekitar
Namun, bukan berarti kita menyepi sendiri untuk menghindari interaksi dengan orang lain, tetapi bergaullah dan bersabarlah! Dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu’anhuma berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,
اَلْمُؤْمِنُ الَّذِيْ يُخَالِطُ النَّاسَ ويَصْبِرُ عَلَى أذَاهُمْ خَيْرٌ مِنَ الْمُؤْمِنِ الَّذِيْ لاَ يُخَالِطُ النَّاسَ وَلاَ يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ
“Orang mukmin yang bergaul dengan manusia dan sabar terhadap kejahatan mereka lebih baik daripada orang mukmin yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak sabar terhadap kejahatan mereka.” ([HR. At-Tirmidzi no. 2507 dan Ibnu Majah no. 4032])
Hadits ini menunjukkan keadaan mukmin itu bertingkat-tingkat. Ada mukmin yang sibuk dengan dirinya sendiri, ada yang berusaha bergaul dengan masyarakat sekitarnya. Dan syariat mendorong kita agar menjadi makhluk yang bersosial. Hal ini banyak dijumpai dalam berbagai amalan ibadah semisal shalat berjamaah di masjid, shalat Jumat, shalat ‘id, ibadah haji. Syariát ingin agar seorang mukmin berinteraksi dengan kaum mukminin lainnya.
Demikian pula dalam muamalah, seseorang berusaha untuk bergaul dengan orang-orang di sekitarnya walaupun harus bersabar menanggung gangguan. Karena yang namanya bergaul sering kali tidak bisa lepas dari adanya gesekan.
Tafsir Ayat 30:
Hawa nafsu Qabil memperindah pandangannya untuk melakukan tindakan membunuh saudaranya, lalu dia benar-benar membunuhnya, sehingga ia termasuk orang-orang yang merugi, yang telah menjual akhirat mereka dengan kehidupan dunia mereka.
Firman Allah ( dia menjadi salah seorang yang merugi ) yaitu di dunia dan akhirat, kerugian mana lagi yang lebih besar daripada ini?
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud, dia berkata: “Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidak satupun jiwa yang terbunuh secara zalim melainkan anak Adam yang pertama ikut menanggung dosa pertumpahan darah itu karena dialah orang pertama yang mencontohkan pembunuhan.”
💡 FAWAID AYAT-AYAT:
1. Berlindung kepada Allah ﷻ dari penyakit hasad.
2. Hasad adalah kotoran hati yang menyebabkan kehancuran.
3. Diwajibkannya menasihati orang yang hasad.
4. Tidak ikut campur dalam fitnah atau pertikaian sesama muslim.
5. Setiap manusia memiliki sifat hasad.
6. Kebanyakan hasad itu menjangkiti orang-orang yang memiliki hubungan kekerabatan.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم