بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Ummahat Doha – Senin Pagi
Tanggal: 19 Dzulhijjah 1446 / 16 Juni 2025
Tempat: Aind Khalid Coumpound
Bersama: Ustadz Abu Abdus Syahid Isnan Efendi, Lc, M.A Hafidzahullah
Facebook Live: klik di sini
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 199-202
📖 Allâh ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 199-202:
199 – ثُمَّ أَفِيضُوا۟ مِنْ حَيْثُ أَفَاضَ ٱلنَّاسُ وَٱسْتَغْفِرُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (‘Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
200 – فَإِذَا قَضَيْتُم مَّنَٰسِكَكُمْ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَذِكْرِكُمْ ءَابَآءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا ۗ فَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا وَمَا لَهُۥ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِنْ خَلَٰقٍ
Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.
201 – وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.
202 – أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمْ نَصِيبٌ مِّمَّا كَسَبُوا۟ ۚ وَٱللَّهُ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ
Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
📃 Penjelasan:
Ayat 199 menjelaskan tentang lanjutan manasik haji yang sudah ma’ruf dijelaskan dalam kajian khusus.
Ayat 200 ini berlaku umum, bukan hanya untuk yang berangkat haji saja, dan pada ayat sebelumnya Allah ﷻ memerintahkan untuk memperbanyak istighfar dan disambung pada ayat 200 ini dengan memperbanyak dzikir kepada Allah ﷻ.
Apabila kalian telah selesai dari amalan-amalan haji maka perbanyaklah berzikir kepada Allah dengan bertahlil, bertakbir, dan dengan pujian-pujian kepada-Nya sebagaimana kalian menyebut dan membangga-banggakan para pendahulu kalian, atau lebih baik dari itu.
Sebagian ulama membagi dzikir menjadi dua saja, mutlaqah dan muqayyadah. Mutlaqah adalah yang bebas/tidak terikat, sedangkan muqayyadah adalah yang terkait dengan waktu atau kondisi atau amalan.
Sebagian manusia hanya memohon urusan dunia, mereka tidak akan mendapat bagian dari kenikmatan akhirat, sebab yang mereka pentingkan hanyalah dunia.
Maka, disaat waktu atau tempat mustajab, utamakan berdo’a urusan akhirat dulu, baru kemudian urusan dunia. Seperti terkandung dalam do’a sapu jagat (Ayat 201):
رَبَّنَاۤ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰ خِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَا بَ النَّا رِ
Rabbanaa aatinaa fiddunya hasanataw wa fil aakhirati hasanataw waqinaa ‘adzaaban naar
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.”
Kita bisa melihat contoh Rasulullah ﷺ disaat mengajarkan do’a, seperti do’a sebelum salam dalam shalat, beliau selalu mengajarkan akan kebaikan akhirat.
📚 Tafsir as-Sa’di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, pakar tafsir abad 14 H
Ayat 199: Allah memerintahkan untuk beristighfar dan banyak berdzikir kepadaNya. Istighfar tersebut untuk menutupi kekurangan yang terjadi pada seorang hamba dalam melaksanakan ibadahnya dan kelalaiannya padanya, sedangkan dzikir kepada Allah adalah wujud syukuran atas segala nikmat yang telah diberikan dengan taufikNya dalam melaksanakan ibadah yang agung dan karunia yang tak terkira tersebut.
Demikianlah seharusnya yang dilakukan seorang hamba setiap kali ia selesai dari suatu ibadah, sepatutnya ia beristighfar kepada Allah dari kelalaiannya dan bersyukur atas TaufikNya, bukan seperti orang yang memandang bahwa ia telah menyempurnakan ibadah, dan telah berbuat baik kepada Allah dan ibadah itu menjadikannya menempati posisi yang tinggi, sesungguhnya orang seperti ini berhak atas kemurkaan dan amalnya ditolak, sebagaimana yang pertama berhak untuk dikabulkan dan diberi Taufik kepada amalan-amalan yang lainnya.
Ayat 200: Kemudian Allah mengabarkan tentang keadaan para makhluk, bahwasanya mereka memohon kebutuhan-kebutuhan mereka kepada Allah, berlindung kepadaNya dari segala yang membahayakan mereka, akan tetapi niat dan maksud mereka berbeda-beda, diantara mereka “ada orang yang berdoa, ‘Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia’.” Maksudnya, ia memohon kepadaNya kenikmatan kenikmatan dunia yang merupakan keinginan dirinya, namun ia tidak mendapatkan bagian di akhirat, karena ia membencinya dan mencukupkan cita-citanya hanya sebatas dunia.
Ayat 201: Di antara mereka ada yang berdoa kepada Allah demi kemaslahatan dunia dan akhirat, dan ia butuh kepadanya dalam kepentingan kepentingan agama dan dunianya. Maka setiap dari kelompok pertama dan kelompok kedua memiliki hasil dari apa yang telah mereka kerjakan dan usahakan, dan Allah akan memberikan balasannya sesuai dengan perbuatan, cita-cita, dan niat mereka dengan balasan yang berdasarkan kepada keadilan dan kemuliaan, di mana Dia dipuji dengan pujian yang paling sempurna dan paling lengkap karenanya.
Ayat 202: Ayat ini merupakan dalil bahwa Allah mengabulkan doa setiap orang, baik muslim maupun kafir atau fasik. Akan tetapi pengabulan doa orang itu bukanlah sebuah tanda bagi kecintaanNya terhadap orang tersebut dan kedekatanNya padanya, kecuali dalam permohonan yang berhubungan dengan akhirat dan kepentingan kepentingan agama.
Dan kebaikan yang diharapkan di dunia, termasuk dalam hal itu adalah segala yang sangat baik kejadiannya bagi seorang hamba, seperti rizki yang lancar, luas, dan halal, istri yang sholihah, anak yang merupakan penyejuk mata, ketenangan, ilmu yang berguna, amalan yang shalih, dan semacamnya dari segala macam permohonan yang dicintai dan dibolehkan.
Adapun kebaikan di akhirat adalah selamat dari siksaan kubur, padang mahsyar, dan api neraka, memperoleh keridhoan Allah, mendapatkan kenikmatan yang abadi, dekat dengan Robb yang maha penyayang hingga doa ini menjadi doa yang paling lengkap, paling sempurna dan paling utama untuk didahulukan. Oleh karena itulah nabi memperbanyak doa dengannya dan senantiasa menganjurkan umatnya untuk berdoa dengannya.
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم