بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Daurah Al-Khor Sabtu Pagi – Masjid At-Tauhid
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 51-19
🎙️ Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd, PhD. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
Syarah: Prof. Dr. Khalid Utsman Ats-Tsabt 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱.
🗓️ Al-khor, 12 Dzulqa’dah 1446 / 10 Mei 2025




51 – باب الرجاء

Bab 51-19: Berharap kepada Allah ﷻ

Orang-orang Kafir sebagai Pengganti Orang Mukmin di Neraka

📖 Hadits ke-21:

431 – وَعَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشعَرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ دَفَعَ اللهُ إِلَى كُلِّ مُسْلِمٍ يَهُودِيًّا أَوْ نَصْرَانِيّآً فَيَقُولُ: هَذَا فِكَاكُكَ مِنَ النَّارِ ». وَفِي رَوَايَةُ عَنْهُ عَنِ النَّبيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « يَجِيءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ نَاسٌ مِنَ المُسْلِمِينَ بِذُنُوبٍ أَمْثَالِ الْجِبَالِ يَغفِرُهَا اللَّهُ لَهُمُ » رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

📃 Penjelasan:

Makna hadis ini sebagaimana dijelaskan dalam hadis Abu Hurairah -raḍiyallāhu ‘anhu-, “Setiap orang memiliki tempat tinggal di surga dan tempat tinggal di neraka. Seorang Mukmin apabila masuk surga, maka orang kafir akan menggantikannya di neraka karena ia pantas untuk itu disebabkan kekafirannya.”

Arti “Fikākuka” sesungguhnya engkau rentan masuk neraka dan orang ini menjadi tebusanmu. Sebab, Allah -Ta’ālā- sudah menakdirkan jumlah tertentu yang memenuhi neraka. Jika orang-orang kafir masuk neraka dengan membawa dosa-dosa dan kekafiran mereka, maka berarti mereka menjadi tebusan bagi kaum Muslimin. Hanya Allah Yang Maha tahu.

Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

“Tidaklah setiap orang kecuali ia sudah mempunyai tempat di surga dan tempat di neraka, lalu orang kafir mendapat warisan rumah di neraka dari orang mukmin, dan orang mukmin mendapat warisan rumah di surga dari orang kafir, dan itulah firman Allah:

وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

“Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan”. (QS. Az Zukhruf: 72)

Ibnu Abi Hatim berkata –dan menyandarkan sanad kepada Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- berkata: “Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

ما منكم من أحد إلا وله منزلان: منزل في الجنة، ومنزل في النار، فأما المؤمن فيبني بيته الذي في الجنة، ويهدم بيته الذي في النار

“Tidaklah salah seorang dari kalian kecuali mempunyai dua tempat tinggal: satu rumah di surga, dan yang satu lagi di neraka, adapun orang mukmin maka ia akan membangun rumahnya yang di surga dan dan merusak rumahnya yang di neraka”.

Maka, orang kafir seperti pengganti orang-orang mukmin. Karena mereka terkenal melawan dan berbeda dengan orang Islam. Sedangkan orang muslim yang masuk neraka adalah untuk membersihkan dirinya dan kemudian akan dimasukan ke dalam surga.

Keutamaan itu umum bagi orang Islam, tanpa mengecualikan dari mana asal mereka.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan dalam Kitab Ighotsatul Lahfan : Karena Surga tersebut tidak dimasuki oleh orang yang kotor dan tidak boleh dimasuki orang yang kotor ada padanya. Maka, jika sudah membersihkan di dunia, maka tidak ada kesulitan baginya untuk masuk Surga. Sedangkan bagi yang najis ini (dzatnya tetap najis) maka ini adalah orang kafir.

🏷️ Fiqhul Hadits:

  1. Allah memuliakan umat ini karena keimanannya kepada-Nya serta pemberian kesaksian mereka terhadap umat manusia, dan juga atas keteguhan mereka saat menempuh manhaj Allah dengan menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah kemunkaran.
  2. Kehinaan orang-orang Yahudi dan Nasrani yang telah mengaburkan atau menyelewengkan Kalamullah dan membunuh para Rasul-Nya. Oleh karena itu, mereka menjadi korban sebagai tebusan bagi kaum Muslimin. Wallahu a’lam.

Tambahan: Permudahlah, Jangan Mempersulit

Dalam ajaran Islam, Allah ﷻ telah menegaskan larangan untuk mempersulit urusan orang lain. Hal ini merupakan bagian dari etika dan moral yang tinggi yang diajarkan dalam Islam. Larangan ini mencerminkan pentingnya sikap empati, tolong-menolong, dan menjaga hubungan baik dengan sesama.

Selain itu, mempersulit urusan orang lain juga bisa terjadi dalam bentuk pemberian informasi yang tidak jelas atau membingungkan, membuat proses yang seharusnya mudah menjadi rumit dan sulit dipahami. Contoh lainnya adalah menyebarkan gosip atau fitnah yang dapat merugikan reputasi seseorang dan mempersulit kehidupannya.

Allah ﷻ berfirman :

يُريدُ الله بكُمُ اليُسْرَ وَلا يُريدُ بِكُمُ العُسْر

“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS. Al-Baqarah; 18)

Dan tentunya, usaha kita mengajak manusia kepada hidayah mesti merujuk pada sebaik-baik teladan, yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ketika mengutus sahabat Mu’adz bin Jabal dan Abu Musa Al Asy’ari -radhiyallahu ‘anhumaa- untuk berdakwah ke Yaman, beliau menyampaikan pesan emas kepada kedua sahabat tersebut:

يَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَبَشِّرُوا وَلَا تُنَفِّرُوا

“Mudahkanlah dan janganlah engkau persulit orang lain dan berilah kabar gembira pada mereka, jangan membuat mereka menjadi lari. (HR. Bukhari).

Meskipun pesan tersebut singkat, namun maknanya sangat luas dan mendalam. Disebutkannya “jangan mempersulit” sebagai antonim setelah “berilah kemudahan”, memberikan faidah penegasan, bahwa perintah tersebut tidak hanya sekali saja, namun dalam segala kondisi. Karena bisa jadi seseorang memberi kemudahan pada orang lain di satu waktu namun di waktu yang lain dia mempersulit. Begitu pula perintah memberi kabar gembira dan larangan membuat lari.

Maka, dalam menyampaikan kebenaran dalam masalah lakukan dengan lemah lembut, jangan berlebihan dengan sifat keras, dan bengis.

Memberi kabar gembira akan melahirkan rasa senang, sambutan, dan kenyamanan terhadap sang dai dan terhadap apa yang dia tawarkan kepada manusia.

Tindakan mempersulit akan membuat manusia lari dan menjauh serta ragu pada ucapan sang dai.

Dan Keluasan rahmat (kasih sayang) Allah kepada hamba-hamba-Nya, dan Allah meridai bagi mereka agama yang ramah dan syariat yang mudah.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم