ʙɪꜱᴍɪʟʟᴀʜ

Kajian Kitab Masail Jahiliyah (Perkara-perkara Jahiliyah)
Karya: Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Pemateri: Ustadz Isnan Efendi, Lc. MA. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Pertemuan 26: 25 Dzulhijjah 1446 / 21 Juni 2025



Telah berlalu, pembahasan beberapa poin dalam Masail Jahiliyah. 30 Masail sebelumnya dapat disimak di link archive berikut ini: https://tinyurl.com/2p9sra27

Masalah Ke-31: Permusuhan Mereka kepada Agama yang Benar dan Kecintaan Mereka kepada Agama yang Batil

Ini juga termasuk keajaiban ayat Allah ! permusuhan mereka hingga puncaknya terhadap agama yang menjadi penisbatan diri mereka serta kecintaan mereka terhadap agama orang-orang kafir yang memusuhi mereka dan memusuhi Nabi mereka serta kelompok mereka dengan kecintaan yang paling dalam.

Sebagaimana telah mereka lakukan kepada Nabi ketika datang kepada mereka dengan agama Musa dan mereka mengikuti kitab-kitab sihir yang merupakan agama pengikut Fir’aun.

📃 Penjelasan:

Diantara perkara Jahiliyah yang diselisihi oleh Rasulullah yaitu permusuhan mereka terhadap agama mereka yang diperintahkan untuk diikuti, serta sikap mereka yang mengikuti agama musuh-musuh mereka.

Allah ﷻ berfirman dalam Surat Al-Baqarah Ayat 101:

وَلَمَّا جَآءَهُمْ رَسُولٌ مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْ نَبَذَ فَرِيقٌ مِّنَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ كِتَٰبَ ٱللَّهِ وَرَآءَ ظُهُورِهِمْ كَأَنَّهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-orang yang diberi kitab (Taurat) melemparkan kitab Allah ke belakang (punggung)nya, seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah kitab Allah).

Rasulullah ﷺ bersabda,

الْأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ مِنْ عَلَّاتٍ وَأُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ

“Para Nabi adalah saudara sebapak, ibu-ibu mereka berbeda tetapi agama mereka satu.” [HR Al-Bukhori & Muslim]

Di dalam hadits ini para Nabi diumpamakan seperti saudara-saudara dari satu bapak berlainan ibu, maksudnya sama-sama berdakwah kepada tauhid meskipun dengan cara yang berbeda.

Berkata Al-Imam An-Nawawi rahimahullah,

فالمراد به أصل التوحيد و أصل الطاعة لله تعالى و إن اختلفت صفاتها

“Maka yang dimaksud dengannya adalah pokok-pokok dari tauhid dan pokok ketaatan kepada Allah Ta’āla meskipun berbeda caranya.”

Sudah maklum jika kaum Yahudi itu berada di atas agama Musa dan musuh mereka adalah Fir’aun dan pengikutnya yang dulu menyakiti mereka dengan seberat-berat siksaan; membunuh anak-anak laki-laki mereka dan membiarkan anak- anak perempuan mereka serta mempekerjakan mereka dalam bidang yang paling hina hingga Allah mengirim Nabi-Nya dan Nabi yang berdialog dengan-Nya, maka Allah membebaskan mereka dengan perantara Musa dari musuh mereka serta memulikan mereka, serta mengalahkan musuh mereka dan menenggelamkannya dan merekapun menyaksikannya, mata mereka mengakui persitiwa tersebut. Di dalam Taurat yang ada pada mereka yang merupakan kitab Allah yang dibawa oleh Musa, di dalamnya disebutkan sifat-sifat Muhammad ﷺ serta perintah untuk mengikutinya :

النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوباً عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْأِنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ

“(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka “. ( QS. al-A’raf : 157 ).

Karena mereka bersikeras maka Allah bersikap keras kepada mereka, mengharamkan bagi mereka kebaikan yang pernah dihalalkan bagi mereka disebabkan kekufuran dan pembangkangan mereka. Andai mereka beriman kepada ﷺ Muhammad niscaya Allah akan menghentikan beban belenggu ini, akan tetapi mereka bersikap hasad seraya berkata : “Bagaiamana mungkin Nabi yang dijanjikan di akhir zaman dari bangsa Arab dan dari keturunan Ismail ? yang pantas harusnya dari Bani Israil, bukan dari Bani Ismail”. Begitulah mereka katakan. Mereka pun iri kepada Muhammad dan umatnya serta kufur kepadanya sedangkan mereka tahu bahwa beliau adalah Rasulullah ﷺ. Faktor yang membuat mereka sampai bersikap seperti itu adalah dengki dan sombong, kita berlindung kepada Allah ( dari sifat dengki ).

Ketika mereka kufur kepada Muhammad ﷺ maka merekapun kufur kepada Musa dan kitabnya yaitu Taurat. Mereka telah kufur kepada kitab Taurat yang ada pada mereka karena dengki kepada Muhammad serta mereka mengganti kitab Taurat dengan kitab-kitab sihir yang merupakan agama musuh mereka yaitu Fir’aun. Maka mereka pun meniggalkan wahyu yang diturunkan dan mengambil sihir yang menjadi pegangan musuh mereka, ini sebuah keajaiban ! Allah ﷻ berfirman :

وَلَمَّا جَاءَهُمْ رَسُولٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ نَبَذَ فَرِيقٌ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ كِتَابَ اللَّهِ وَرَاءَ ظُهُورِهِمْ كَأَنَّهُمْ لا يَعْلَمُونَ

“Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-orang yang diberi kitab (Taurat) melemparkan kitab Allah ke belakang (punggung)nya, seolah-olah mereka tidak mengetahui “. (QS. al-Baqarah : 101 ).

“seolah-olah mereka tidak mengetahui” Rasul ini dan sifat-sifatnya serta ajaran yang dibawanya, mereka bersikap dengan sikap orang-orang bodoh yang mengenalnya, karena sombong dan membangkang. Allah tidak mengatakan : “Karena mereka tidak mengetahui” akan tetapi mengatakan : “Seolah mereka tidak mengetahui”. Karena orang yang berilmu jika tidak mengamalkan ilmunya maka ia seolah bukan orang yang berilmu, karena buah ilmu adalah amal, jika ia tidak mengamalkan ilmunya maka ia sama dengan orang yang bodoh, bahkan orang yang bodoh lebih ringan dosanya daripadanya:

وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُوا الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ

” Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman “. ( QS. al-Baqarah : 102 ). Yakni sihir.

Asal sihir adalah perbuatan syetan, kemudian diwarisi oleh orang-orang kafir dengan berbagai macam perbedaan zamannya. Sihir telah diwarisi oleh Fir’aun dan kaumnya, dan diwarisi oleh Yahudi sebagai ganti daripada Taurat dan sihir sudah lama, namun diwarisi oleh orang-orang kafir dari generasi ke generasi.

Ini merupakan termasuk adzab, yakni manusia jika meninggalkan kebenaran maka ia ditimpa kebatilan, ini merupakan sunnatullah yang tidak akan berganti dan berubah. Sebagian kaum muslimin meniggalkan al-Quran dan sunnah Rasulullah serta mengambil perkataan manusia, mengambil ilmu mantiq ( logika ). Mereka merupakan kelompok yang ketika meniggalkan kitab Allah sunnah Rasul Rasul-Nya serta mengambil selalinnya. Karena ketika mereka berpaling dari kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya serta tidak mengambil akidah mereka dari al-Quran dan as-Sunnah mereka pun ditimpa musibah dengan akidah dari ilmu orang-orang kafir dan atheis, maka sungguh mirip hari malam dengan gelap ( hari ini dengan kemarin ). !

Demikianlah semua yang meninggalkan kebenaran maka ia ditimpa musibah kebatilan. Dan barangsiapa meniggalkan madzhab ahlussunnah waljamaah maka ia ditimpa musibah dengan golongan yang tersesat. Dan orang-orang yang berkelompok dengan golongan yang sesat yang menyelisihi al-Quran dan as-Sunnah serta manhaj ahlussunnah waljamaah maka ia ditimpa bencana dengan menjadi bagian dari golongan yang sesat. Inilah sunnatullah yang memperingatkan seorang muslim dari meninggalkan kebenaran; karena jika ia meninggalkan kebenaran maka ia akan ditimpa musibah kebatilan. Jika ia tidak mengikuti golongan yang benar maka ia akan mengikuti golongan yang batil, selalu dan selamanya begitu.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم