بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Kajian Senin – Kitab Ad Daa’ wa Ad Dawaa’
Karya: Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah
Syarh oleh: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah
Bersama: Ustadz Abu Hazim Syamsuril Wa’di, SH, M.Pd, Ph.D Hafidzahullah
Al Khor, 21 Dzulqa’dah 1446 / 19 Mei 2025.
Bab – Mabuk Asmara (Al-‘Isyq)
Jawaban bagi yang Berkata Isyk ada Manfaatnya
- Imam Ibnu Taimiyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:
Kalau ada yang berkata: “Kalian hanya menyebutkan tentang mudharat, kerusakan, dan bencana dari kasmaran. Mengapa kalian tidak menyebutkan manfaat dan faedah kasmaran? Misalnya, menyebabkan kehalusan tabiat, kesenangan jiwa, meringankan dan menghilangkan beban jiwa, melatih diri, serta menimbulkan akhlak yang mulia berupa keberanian, kedermawanan, kewibawaan, kepribadian, dan kelembutan.”
Dikatakan kepada Yahya bin Mu’adz ar-Razi: “Anakmu sedang kasmaran terhadap Fulanah.” Ia menjawab: “Segala puji bagi Allah yang membuatnya memiliki tabiat manusia normal.”
Sebagian mereka berkata: “Kasmaran merupakan penyakit hati orang-orang yang mulia.”
Ulama lainnya berkata: “Kasmaran itu tidak layak disandang selain oleh orang yang kewibawaannya tampak dan tabiatnya bersih, atau orang yang memiliki lisan yang mulia dan kebaikan yang sempurna, atau orang yang memiliki akhlak yang tinggi dan kedudukan yang terhormat.”
Yang lain berkata: “Kasmaran memberanikan hati yang pengecut, membersihkan pikiran orang yang dungu, mendermawankan tangan orang yang bakhil, merendahkan kemuliaan para raja, menenangkan akhlak yang liar, merupakan pendamping bagi yang tidak memiliki pendamping, serta merupakan teman duduk bagi yang tidak memiliki teman duduk.”
Jawaban dari pernyataan-pernyataan ini, dengan memohon taufik dari Allah, ialah sebagai berikut:
Berbicara tentang masalah ini harus dengan membedakan antara yang haram dan yang halal, serta yang bermanfaat dan yang membahayakan. Secara keseluruhan, hal ini tidak dapat dihukumi dengan celaan dan pengingkaran atau pujian dan penerimaan. Hukum dan perkaranya dijelaskan berdasarkan kasusnya karena kasmaran dari segi dzatnya tidaklah tercela atau terpuji. Berikut ini akan kami jelaskan tentang cinta yang bermanfaat dan yang membahayakan, serta yang dibolehkan dan yang diharamkan.
Ketahuilah bahwa cinta yang paling bermanfaat, paling wajib, paling tinggi, paling mulia, dan paling agung secara mutlak adalah mencintai Dzat yang hati itu memang dijadikan untuk mencintai-Nya dan fitrah makhluk itu diciptakan untuk menyembah-Nya. Dengan cinta inilah langit dan bumi dapat tegak. Di atas cinta tersebut pula para makhluk diciptakan.
Cinta ini merupakan rahasia kalimat syahadat Laa ilaaha illallah (tidak ada ilah yang berhak diibadahi selain Allah). Yang dimaksud dengan ilah adalah yang disembah oleh hati dengan cinta, pengagungan, penghinaan diri, ketundukan, dan penyembahan. Ibadah itu tidak dianggap benar melainkan hanya ditujukan kepada-Nya. Ibadah adalah kesempurnaan cinta yang dibarengi dengan kesempurnaan ketundukan dan penghinaan diri. Oleh karena itulah, syirik dalam ibadah merupakan kezhaliman terbesar yang tidak akan diampuni oleh Allah ﷻ.
Hanya Allah saja yang dicintai karena Dzat-Nya dari segala sisi. Adapun selain-Nya, maka ia dicintai karena mengikuti kecintaan kepada Nya. Kecintaan kepada Allah ﷻ ditunjukkan oleh semua Kitab yang diturunkan, dakwah seluruh Rasul Nya, dan fitrah Allah yang di atasnya Dia menciptakan makhluk Nya, memberikannya akal, dan melimpahkan berbagai nikmat. Secara fitrah, hati pasti mencintai yang memberi nikmat dan yang berbuat baik kepadanya. Maka terlebih lagi terhadap Dzat yang seluruh kebaikan itu berasal dari Nya. Tidaklah terdapat suatu nikmat pun dalam diri seluruh makhluk Nya, melainkan dari Nya semata, tidak ada sekutu bagi Nya.
- Syarah: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah
Rasulullah ﷺ sebelum tidur berdo’a dengan do’a berikut:
وَعَنْ أَنَسٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ النَّبِيَّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ قَالَ:الحَمْدُ للهِ الَّذِي أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا ، وكفَانَا وآوانَا ، فَكَمْ مِمَّنْ لاَ كَافِيَ لَهُ وَلاَ مُؤْوِيَ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila akan pergi tidur, beliau mengucapkan,
ALHAMDULILLAHILLADZI ATH’AMANAA WA SAQOONAA WA KAFAANAA WA AAWAANAA, FAKAM MIMMAN LAA KAAFIYA LAHU WA LAA MU’WIYA.
“Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan, minum, kecukupan, dan perlindungan. Betapa banyak orang yang tidak memiliki kecukupan dan perlindungan.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 2715]
Kalau dibaca dan diresapi maka kita akan sadar, Allah yang memberikan kecukupan dan perlindungan dari kejelekan, serta memberikan makan dan minum kepada kita. Adanya tempat berlindung dan tempat kembali bagi seorang hamba ketika dapat tidur, itu adalah suatu nikmat dari Allah yang wajib disyukuri.
Kita tidur, makan dan minum selalu ingat Allah ﷻ, bahkan buang kotoran pun kita bersyukur.
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Luqman Ayat 20:
أَلَمْ تَرَوْا۟ أَنَّ ٱللَّهَ سَخَّرَ لَكُم مَّا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُۥ ظَٰهِرَةً وَبَاطِنَةً ۗ وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يُجَٰدِلُ فِى ٱللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلَا هُدًى وَلَا كِتَٰبٍ مُّنِيرٍ
Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.
Allah Subhaanahu wa Ta’aala mengingatkan hamba-hamba-Nya akan nikmat-nikmat-Nya dan mengajak mereka bersyukur, dan agar mereka melihat nikmat itu dan tidak melupakannya.
- Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:
Dan bahwasannya hati tersebut, diberikan fitrah untuk mencintai orang yang memberi nikmat kepadanya. Bagaimana kalau seandainya itu dari Dia (Allah ﷻ)?
- Syarah: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah
Kita perhatikan, hati diberi fitrah untuk mencintai hal itu. Coba lihat jika ada orang yang berbuat baik padanya, apalagi pada posisi orang itu sangat membutuhkan. Secara fitrah orang itu akan sangat berterima kasih kepadanya dan selalu mengingat kebaikan orang tersebut.
Ini ciri-ciri tanda orang yang baik, ingat kebaikan orang yang telah berbuat baik kepadanya. Maka, Rasulullah ﷺ melaknat, perempuan yang tidak merasa bersyukur kepada suaminya.
Dia akan berterima kasih kepada orang yang telah membantunya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda,
لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ
“Tidaklah bersyukur kepada Allah, orang yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada manusia.” (HR. Abu Dawud no. 2970, Ahmad no. 7926 dengan isnad sahih, lihat Al-Shahih no. 417)
Dia akan menyebut dalam hatinya, selalu menyebutnya dan memujinya. Meskipun kebaikannya hanya sekali, namun sangat berbekas di hatinya.
Sebagian orang mungkin merasakan penuh kesusahan tatkala ia kekurangan harta atau punya banyak hutang sehingga membawa pikiran dan tidur tak nyenyak. Padahal ia masih diberi kesehatan, masih kuat beraktivitas. Juga ia masih semangat untuk beribadah dan melakukan ketaatan lainnya. Perlu diketahui bahwa nikmat sehat itu sebenarnya lebih baik dari nikmat kaya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنِ اتَّقَى وَالصِّحَّةُ لِمَنِ اتَّقَى خَيْرٌ مِنَ الْغِنَى وَطِيبُ النَّفْسِ مِنَ النِّعَمِ
“Tidak mengapa seseorang itu kaya asalkan bertakwa. Sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan hati yang bahagia adalah bagian dari nikmat.” (HR. Ibnu Majah no. 2141 dan Ahmad 4/69, shahih kata Syaikh Al Albani)
- Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:
Lalu, bagaimana jika semua kenikmatan yang kita peroleh berasal dari Allah ﷻ yang maha pemberi rezeki? Apa kita akan diam saja, sementara kepada makhluk yang hanya sekali membantu selalu diingat?
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)” (QS. An Nahl : 53). (Lihat Adhwaul Bayan, 3: 231).
Dan apa saja yang yang menunjukkan tentang dampak ciptaan Nya yang menunjukkan kesempurnaan Nya dan puncak kebesaran Allah ﷻ.
- Syarah: Syeikh Dr. Abdurrazzaq Al-Badr Hafidzahullah
Ini adalah ada 3 perkara yang disebutkan Imam Ibnul Qayyim rahimahullah yang dapat mendatangkan rasa cinta seorang hamba kepada Allah ﷻ:
1. Selalu mengingat nikmat. Hal ini akan mendatangkan cinta kepada Allah ﷻ.
2. Apa yang Allah ﷻ kenalkan nama-nama dan sifat Allah ﷻ. Akan menimbulkan rasa cinta kepada Allah ﷻ.
3. Apa yang ditinggikan pada hasil ciptaanNya yang menunjukkan kesempurnaanNya dan puncak keagunganNya.
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 190-191:
اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ. الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali Imran: 190-191).
•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم