Ustadz Syukron Khabiby

Kumpulan Kajian Rutin bersama Ustadz Syukron Khabiby, Lc, M.Pd Hafidzahullah

Bulan suci Ramadhan, bulan penuh berkah, ampunan, dan rahmat, sudah semakin dekat. Sebagai umat muslim, kita tentu menyambutnya dengan penuh suka cita. Dan target utama adalah sebagai persiapan menjemput surgaNya Allah ﷻ.

Di antara faidah terbesar menjalankan ibadah puasa adalah tumbuhnya ketakwaan di dalam hati, sehingga menahan anggota badan dari berbuat maksiat. Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 183)

Dari Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu’anhu, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Apabila salah seorang dari kalian mendatangi istrinya (berhubungan intim) kemudian ia ingin mengulanginya lagi, maka hendaklah ia berwudhu antara keduanya, karena itu akan lebih menyegarkan untuk kembali (melakukannya).” (HR. Muslim no. 308).

Dari Aisyah Radhiyallahu’anha, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Apabila khitan (kemaluan laki-laki) menyentuh khitan (kemaluan perempuan), maka wajib mandi (mandi junub).” (HR Muslim no. 349).

Tinggal menunggu hitungan hari kita akan memasuki bulan penuh barokah, Ramadhan mubarok. Selayaknya kita mempersiapkan segala bekal yang diperlukan dalam menyambut bulan mulia ini. Selayaknya musafir, tentu akan berbekal dalam menyambut perjalanan yang jauh.

Maka, persiapkanlah segala sesuatunya guna persiapan hidup yang kekal di akhirat kelak. Karena kehidupan dunia hanya sementara. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman menceirtakan tentang keluarga Fir’aun yang beriman yang mengatakan:

يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ

Wahai kaumku! Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. (QS. Ghâfir/al-Mukmin/40:39)

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhuma, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:

لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ قَالَ: “بِاسْمِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا“، فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِى ذَلِكَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْطَانٌ أَبَدً

“Jika salah seorang dari kalian ketika mendatangi istrinya (berhubungan intim) mengucapkan do’a:

Bismillah Allahumma jannibnaasy syaithoona wa jannibisy syaithoona maa rozaqtanaa

‘Bismillah, ya Allah jauhkanlah kami dari syetan dan jauhkanlah syetan dari apa yang Engkau rezekikan kepada kami.’ Lalu dari hubungan itu lahir seorang anak, maka syetan tidak akan membahayakannya selamanya.” (HR Bukhari no. 141, dan Muslim no. 1434)

Nikmat yang mudawamah akan langgeng dan diberkahi, yaitu nikmat kebaikannya selalu ada dan keberkahannya selalu kelihatan. Dan nikmat seseorang selalu menghendaki kelanggengan nikmat, akan tetapi Allah ﷻ telah memberikan fadhl kepada masing-masing individu. Bagaimana menjaga kelanggengan nikmat?

1. Mensyukuri segala nikmat yang kita terima.

Saudaraku! kita pasti telah membaca dan memahami bahwa kunci utama langgengnya kenikmatan pada diri anda ialah sikap syukur nikmat.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mengucapkan tasbih itu bagi laki-laki dan menepuk tangan itu bagi perempuan.” (Muttafaqun ‘alaih. Imam Muslim menambahkan “di dalam shalat”) [HR. Bukhari, no. 1203 dan Muslim, no. 422]

Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu ‘anhu-, ia berkata, Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Jika seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidurnya, lalu istrinya menolak sehingga si suami melalui malam itu dalam keadaan marah kepadanya, maka malaikat melaknat istrinya itu hingga pagi.” [Hadis sahih] – [Muttafaq ‘alaih]

Hubungan baik, perlu dilakukan dengan trik yang tepat agar bisa tercapai tujuannya. Hubungan yang baik perlu istiqomah dan niat yang baik agar saling menguntungkan.

Bulan Sya’ban adalah bulan pembuka semua kebaikan, jika kita mampu mengisinya maka akan sampai bulan panen, Ramadhan dengan lancar. Maka, kenalilah kebaikan dan perbaiki hubungan baik, maka akan membawa keberuntungan dan kebahagiaan. Mulailah bangun hubungan baik dengan Al-Qur’an. InshaAllah, kita akan menjadi orang yang beruntung.

Allâh Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 2:

Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhuma bahwa ada seorang yang bertanya kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Apakah (amal dalam) Islam yang paling baik? Maka Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “(Yaitu) kamu memberi makan (orang yang membutuhkan) dan mengucapkan salam kepada orang (Muslim) yang kamu kenal maupun tidak kamu kenal” [HR Bukhari Muslim].

Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan mengucapkan salam kepada setiap Muslim yang dikenal maupun tidak dikenal, karena ini termasuk amal kebaikan yang paling utama dalam Islam dan sebab besar untuk masuk Surga, dengan taufik dari Allâh Subhanahu wa Ta’ala.

Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu’anhu, dari Nabi ﷺ beliau bersabda:

“Sesungguhnya wanita adalah aurat, apabila ia keluar maka syetan akan menghiasinya (menjadikannya indah di mata laki-laki). Dan keadaan yang paling dekat seorang wanita dengan Rabbnya adalah ketika ia berada di dalam rumahnya yang terdalam.”

Hadits diriwayatkan oleh Tirmidzi (1173) secara ringkas, Ibnu Hibban (5598), dan Ibnu Khuzaimah (1685) dengan lafadz ini.

Dari Abdullah bin Zam’ah, dari Nabi ﷺ beliau bersabda: “Janganlah salah seorang di antara kalian memukul istrinya seperti memukul budak, kemudian menggaulinya di akhir hari.” HR.Bukhari (5204) dengan lafaz ini, dan Muslim (2855).

Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu ‘anhu- secara marfū’, “Andaikan aku boleh memerintah seseorang untuk bersujud kepada orang lain, niscaya aku akan memerintahkan seorang istri agar bersujud kepada suaminya.”
[Hadis sahih] – [Diriwayatkan oleh Tirmiżi]