Ramadhan

Ayat 6 dari Surat Al-Insyiqaq berbunyi,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلْإِنسَٰنُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَىٰ رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَٰقِيهِ

“Wahai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja keras menuju Tuhanmu, maka kamu akan menemui-Nya”.

Ayat ini menjelaskan adaptasi manusia. Perubahan dari waktu ke waktu yakni, sesungguhnya engkau telah berjalan menuju Allah , mengerjakan perintahNya, menjauhi laranganNya dan mendekat padaNya dengan kebaikan atau keburukan, kemudian engkau akan bertemu dengan Allah pada Hari Kiamat. (Tafsir As-Sa’di Rahimahullah).

Akrab” dalam bahasa Arab bisa diartikan sebagai “أَقْرَب” (aqrab) yang berarti “lebih dekat”. Maka akrab dengan Al-Qur’an bermakna lebih dekat dengan Al-Qur’an.

Al-Qur’an adalah kitab suci agama Islam, yang merupakan firman Allah ﷻ yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril, secara berangsur-angsur dan sebagai mukjizat bagi beliau dan dinilai ibadah jika membacanya.

Shalat adalah tiang agama dan rukun Islam yang kedua, dia adalah ibadah yang pertama kali akan dipertanggung jawabkan oleh seorang hamba di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala  pada hari kiamat. Maka wajib bagi setiap muslim memperhatikan pelaksanaan shalat ini sebgaimana yang telah diperintakan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dengan tata cara yang telah dijelaskan oleh beliau.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Asy-Syams Ayat 9-10:

قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّىٰهَا وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا

Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

Sungguh beruntung orang menyucikan jiwanya dari dosa dan mengembangkannya dengan ketaatan dan ketakwaan, dan sungguh merugi orang yang lalai untuk mendidik jiwanya melainkan malah menggodanya (untuk keburukan). Ini adalah jawaban dari qasam (sumpah) itu. At-Tadsiyah (Penodaan) adalah mengurangi dan menyembunyikan, dan itu merupakan lawan kata Tazkiyah (Penyucian).

Di bulan Ramadhan, Allah ﷻ menginginkan setiap orang yang beriman menjadi hamba yang bertakwa. Maka, Allah ﷻ menjadikan wasilah untuk masuk ke dalam surga dengan taqwa dan akhlak yang baik.

Dari Abu Hurairah, ia berkata,

سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ « تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ ». وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ « الْفَمُ وَالْفَرْجُ »

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai perkara yang banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan berakhlak yang baik.” Beliau ditanya pula mengenai perkara yang banyak memasukkan orang dalam neraka, jawab beliau, “Perkara yang disebabkan karena mulut dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi no. 2004 dan Ibnu Majah no. 4246. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).

Apa saja yang menimpa kita baik musibah pada diri atau harta, maka itu adalah disebabkan oleh perbuatan maksiat dari tangan kita sendiri, dan Allah memaafkan banyak dari kesalahan-kesalahan dan tidak menghukum karenanya. Allah Ta’ala berfirman dalam Surat Asy-Syura Ayat 30:

وَمَآ أَصَٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا۟ عَن كَثِيرٍ

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).

Dampak dosa-dosa yang kita lakukan adalah musibah yang kita terima, hal ini adalah karunia Allah ﷻ sebagai pembersih sebelum akibatnya di akhirat.

Seorang muslim tidak hanya mempelajari yang baik-baik saja. Namun hendaknya ia dalam hidupnya juga mempelajari kejelekan. Bukan berarti ia ingin melakukannya, namun justru untuk ia hindari.

Lihatlah seorang sahabat yang mulia yaitu Hudzaifah Ibnul Yaman, begitu semangat mengenali kejelekan, di samping ia juga paham amalan baik. Hudzaifah berkata, “Manusia dahulu biasa bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai kebaikan. Aku sendiri sering bertanya mengenai kejelekan supaya aku tidak terjerumus di dalamnya.” ( HR. Bukhari no. 3411 dan Muslim no. 1847)

⚠ Berikut beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh banyak orang.

Akhlak tidak bisa dipisahkan dari agama dan keimanan, ia adalah penentu agama seseorang.

Akhlak adalah sifat manusia yang menentukan perangainya. Apabila sifat itu baik maka perangainya pun baik. Sebaliknya, jika sifat Itu buruk, maka perangainya pun buruk.

Ibnul Qayyim al-Jauziyah Rahimahullah dalam Madarijus Salikin mengatakan agama itu seluruhnya akhlak, orang yang mampu mengalahkanmu dari segi akhlak, maka dia pun mengalahkanmu dalam segi agama.

  • 1
  • 2