Kajian Kitab Masail Jahiliyah
(Perkara-perkara Jahiliyah)
Karya: Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Pemateri: Ustadz Isnan Efendi, Lc. MA. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Pertemuan 24: 4 Dzulhijjah 1446 / 31 Mei 2025



Telah berlalu, pembahasan beberapa poin dalam Masail Jahiliyah. 28 Masail sebelumnya dapat disimak di link archive berikut ini: https://www.assunnah-qatar.com/category/assunnah-qatar/kajian-rutin/ustadz-isnan-efendi/masail-jahiliyah/

Masalah Ke – 29: Tidak Mau Mengamalkan Perkataan Orang yang Mereka Ikuti

Sesungguhnya mereka tidak mengamalkan apa dikatakan oleh golongan mereka. Sebagaiman firman Allah ﷻ:

قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنْبِيَاءَ اللَّهِ مِنْ قَبْلُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“Katakanlah: “Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?”. (QS. al-Baqarah : 91 ).

📃 Penjelasan:

Yakni mereka kaum Yahudi mengklaim bahwa mereka mengikuti apa diturunkan kepada mereka dalam Taurat.

Pengakuan mereka didustakan oleh 2 (dua) hal:

– Pertama : Mereka membunuh para Nabi. sedangkan dalam Taurat tidak ada perintah untuk membunuh para Nabi. Bahkan di dalamnya ada perintah untuk beriman kepada mereka, memuliakan mereka, mengikuti mereka serta mencontoh mereka.

– Kedua : Kitab Taurat menyuruh mereka untuk mengikuti Muhammad ﷺ: (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka”. ( QS. al-A’raf : 157 ).

Inilah sifat Nabi Muhammad dalam Taurat, akan tetapi mereka tidak beriman kepadanya. Merekapun tidak berkata dengan perkataan para ulama mereka yang mengaku beriman kepada para Nabi, juga mereka tidak beramal dengan apa yang mereka katakan.

*****

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 87:

أَفَكُلَّمَا جَآءَكُمْ رَسُولٌۢ بِمَا لَا تَهْوَىٰٓ أَنفُسُكُمُ ٱسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقًا كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقًا تَقْتُلُونَ

….Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombongkan diri; maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?

Karena mereka mendahulukan hawa nafsu daripada petunjuk dan mereka lebih memilih dunia daripada akhirat. Ayat ini mengandung kecaman dan celaan yang nampak jelas.

Maka, tugas kita menjauhi sifat-sifat mereka agar tidak jauh dari mendustakan Nabi dan Rasul. Jika melihat sikap mereka atau musibah yang terjadi pada orang lain, termasuk musibah agama kita disunnahkan berdo’a:

Dari Ibnu ‘Umar, dari bapaknya ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ رَأَى صَاحِبَ بَلاَءٍ فَقَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى عَافَانِى مِمَّا ابْتَلاَكَ بِهِ وَفَضَّلَنِى عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيلاً إِلاَّ عُوفِىَ مِنْ ذَلِكَ الْبَلاَءِ كَائِنًا مَا كَانَ مَا عَاشَ

“Siapa saja yang melihat yang lain tertimpa musibah, lalu ia mengucapkan,

Alhamdulillahilladzi ‘aafaani mimmab talaaka bihi, wa faddhalanii ‘ala katsiirim mimman khalaqa tafdhilaa’

Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan aku dari musibah yang menimpamu dan benar-benar memuliakanku dari makhluk lainnya.

Kalau kalimat itu diucapkan, maka ia akan diselamatkan dari musibah tersebut, musibah apa pun itu semasa ia hidup.”

(HR. Tirmidzi, no. 3431; Ibnu Majah, no. 3892. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini dha’if dan penguatnya, syawahidnya juga dha’if. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Ingatlah akan selalu ikrar (deklarasi) kita agar terhindar dari sifat kaum kufar dan ahli bid’ah.

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

(مَنْ قَالَ : رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا ، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا ، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا ، وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ)

Siapa yang berkata, “Aku ridha kepada Allah sebagai Rabb, Islam sebagai diin, Muhammad sebagai Rasul” niscaya surga itu wajib untuknya.

(Hadits Abu Said al-Khudri radhiallahu anhu, riwayat Abu Daud, dishahihkan al-Albaniy rahimahullah)

Ridha kepada Allahﷻ sebagai Rabb, yaitu menjadikan-Nya semata sebagai sesembahan, tidak memalingkan suatu ibadah kepada selain-Nya, dan benci terhadap segala peribadahan kepada selain-Nya.

Ridha kepada Islam sebagai diin, yaitu hamba tidak ada rasa berat atas segala ucapan, hukum, perintah, dan larangan-Nya.

Ridha kepada Muhammad ﷺ sebagai Rasul, yaitu ia tunduk dan taat kepada beliau secara totalitas. Ia mengedepankan dan mengutamakan Rasulullahﷺ atas dirinya. Tidak diambil bimbingan kecuali dari petunjuknya, tidak berhukum kecuali kepada Sunnahnya, hanya ridha kepada ajaran hukumnya dan tidak ridha kepada hukum ajaran selainnya.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم