Ustadz Syukron Khabiby

Kumpulan Kajian Rutin bersama Ustadz Syukron Khabiby, Lc, M.Pd Hafidzahullah

Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda kepadaku: “Wahai Abdullah, bukankah aku telah diberitahu bahwa engkau berpuasa di siang hari dan bangun (beribadah) di sepanjang malam?” Aku menjawab, “Benar, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Jangan lakukan itu; berpuasalah dan berbukalah, bangunlah (beribadah) dan tidurlah, karena tubuhmu memiliki hak atasmu, matamu memiliki hak atasmu, dan istrimu memiliki hak atasmu.”

📖 Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari (1975), Muslim (1159).

Abu Hurairah -raḍiyallāhu ‘anhu- meriwayatkan: Rasulullah ﷺ bersabda, “Janganlah seorang laki-laki mukmin membenci wanita mukminah! Jika ia tidak menyukai satu perangai wanita itu, tentunya ia menyukai perangainya yang lain.”

[Sahih] – [HR. Muslim – 1469]

Bulan Rajab terletak antara bulan Jumadil Akhir dan bulan Sya’ban. Bulan Rajab sebagaimana bulan Muharram termasuk bulan haram. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (Qs. At Taubah: 36).

Lalu apa saja empat bulan suci tersebut?

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhuma , dari Nabi ﷺ beliau bersabda:

خيرُكم خيرُكم لأهلِه وأنا مِن خيرِكم لأهلي

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang paling baik di antara kalian terhadap keluargaku.” (HR. Tirmidzi (1977).

Dari Iyas bin Abdullah bin Abi Dzubab Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:

لَقَدْ طَافَ بِآلِ مُحَمَّدٍ نِسَاءٌ كَثِيرٌ يَشْكُونَ أَزْوَاجَهُنَّ لَيْسَ أُولَئِكَ بِخِيَارِكُمْ

“Sesungguhnya banyak wanita mengunjungi keluarga Muhammad untuk mengeluhkan suami-suami mereka; maka mereka (para suami itu) bukanlah termasuk yang terbaik di antara kalian.”

HR. Abu Dawud (2146), an-Nasa’i dalam al-Kubra (9167), dan Ibnu Majah (1985).

Hadits ke-8:

Mu’āwiyah Al-Qusyairiy -raḍiyallāhu ‘anhu- meriwayatkan: Aku pernah bertanya, “Wahai Rasulullah! Apa hak istri salah seorang kami terhadap suaminya?” Beliau bersabda, “Yaitu engkau memberinya makan ketika engkau makan, memberinya pakaian ketika engkau berpakaian -atau ketika engkau memperoleh rezeki-, tidak memukul wajahnya, tidak mencelanya, dan tidak pula mengucilkannya kecuali di dalam rumah.”

[Hasan] – [HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad] – [Sunan Abu Daud – 2142].

Hadits ke-9:

Dari Abu Mas’ud Al-Anshori, bahwa Nabi Shallallahi ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila seorang Muslim memberikan nafkah kepada keluarganya dan dia berharap mendapat ganjaran darinya, maka baginya seperti ganjaran sedekah” (Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari (5351) dan Muslim (1002).

Dalam riwayat lain: “Dinar terbaik yang diinfakkan oleh seseorang adalah dinar yang diinfakkannya untuk keluarganya.”

“Bertakwalah kepada Allah tentang (urusan) wanita, karena sesungguhnya kalian telah mengambil mereka dengan amanah Allah dan kalian menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah. Kalian mempunyai hak yang menjadi kewajiban mereka, yaitu mereka tidak boleh memasukkan ke rumah kalian orang yang tidak kalian sukai. Jika mereka melakukannya, pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakitkan. Mereka pun memiliki hak yang menjadi kewajiban kalian, yaitu nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang makruf.” (HR. Muslim 1095).

Hadis ini diriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad, dari bapaknya, yaitu Muhammad bin Ali bin al-Husain, dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu’anhu Sabda Rasul ini merupakan penggalan dari khotbah panjang yang beliau sampaikan di Arafah pada saat Haji Wada’.

Hadits-hadits Tentang Rumah Tangga

📖 Hadits Ke-6: Wanita Diciptakan dari Tulang Rusuk.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, dari Nabi ﷺ beliau bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلاَ يُؤْذِيْ جَارَهُ، وَاسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا، فَإِنَّهُنَّ خُلِقْنَ مِنْ ضِلَعٍ، وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْئٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلاَهُ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهُ كَسَرْتَهُ، وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ، فَاسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا.

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya. Dan perlakukanlah wanita dengan baik, karena mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk itu adalah bagian atasnya. Jika kamu memaksa meluruskannya, kamu akan mematahkannya. Namun, jika kamu membiarkannya, ia akan tetap bengkok. Maka perlakukanlah wanita dengan baik.”

Hadis riwayat Bukhari (5185-5186) dan Muslim (1468).

Umat Nabi Muhammad ﷺ adalah umat yang istimewa, karena Allah memberi banyak keistimewaan kepada umat Nabi Muhammad ﷺ.

Nabi Muhammad ﷺ memiliki syafa’at untuk umatnya. Yang tidak dimiliki oleh rasul yang lain. Tidak diragukan lagi kecintaan Rasulullah ﷺ kepada umatnya, hanya saja umatnya yang banyak tidak mencintainya, meskipun banyak yang mencintainya, tetapi hanya polesan di bibir saja. 

Berikut, beberapa hal yang harus dilakukan jika kita ingin dekat dengan Rasulullah ﷺ di Surga…

1. Mendapatkan Ketenangan Hati dan Kebahagiaan

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 97:

مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Ini adalah janji Allah kepada orang yang beramal shalih, yaitu amal yang mengikuti kitab Allah ﷻ dan sunnah NabiNya baik laki-laki maupun perempuan dari kalangan anak cucu Adam, dan hatinya dalam keadaan beriman kepada Allah dan RasulNya, dan amal ini merupakan amal yang diperintahkan dan disyariatkan dari sisi Allah, bahwa Allah memberinya kehidupan yang baik di dunia, dan membalasnya sesuatu yang lebih baik daripada amalnya di akhirat. Kehidupan yang baik adalah kehidupan yang mengandung semua segi kebahagiaan dari berbagai segi.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan mayoritas ulama bahwa mereka menafsirkannya dengan rezeki yang halal dan baik.

Fitrah manusia adalah mentauhidkan Allah ﷻ. Wajib untuk kita ketahui bahwasanya Allah Ta’ala memberikan fitrah kepada manusia dan menciptakan mereka agar hanya menyembah kepada-Nya serta mentauhidkan-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَاۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللّٰه

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah yang Dia telah menciptakan manusia barada di atas (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah.” (QS. Ar-Rum: 30)

Tidak ada seorang pun yang terlepas dari gelimang dosa. Ampunan dosa merupakan rahmat Allah yang diberikan kepada semua hamba. Namun, hal ini dikecualikan bagi orang-orang musyrik (jika sampai mati ia masih membawa dosa syiriknya tanpa bertaubat, ed), karena begitu besarnya dosa syirik. Ini menunjukkan bahwa dosa syirik merupakan dosa yang sangat besar.

Tidaklah cukup seseorang hanya mengenal tauhid dan mengamalkannya. Pengetahuan tentang syirik pun mutlak diperlukan agar seseorang tidak terjerumus ke dalamnya. Sayangnya, banyak orang tidak memahami hakikat kesyirikan dan betapa dahsyat bahayanya sehingga mereka pun meremehkannya.