بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Kitab At-Tibyan fi Adab Hamalat Al-Quran
Karya Imam An-Nawawi 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Bersama Ustadz Nefri Abu Abdillah, Lc 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Al-Khor, 17 Dzulqa’dah 1446 / 15 Mei 2025.



Kajian Ke-33 | Bab 6: Adab-Adab dalam Pembacaan Al-Qur’an.

Telah berlalu pembahasan Adab-Adab membaca Al-Qur’an, yaitu:
1. Niat ikhlas karena Allah ﷻ dan menghadapkan wajah kepada Allah ﷻ.
2. Bersiwak (membersihkan gigi).
– Dimulai dari sebelah kanan.
– Berniat mengamalkan Sunnah.
3. Membacanya dalam keadaan suci.
4. Membaca di Tempat yang Bersih
5. Menghadap Kiblat
6. Duduk dengan Khusyuk dan Tenang
7. Membaca Isti’adah
8. Membaca Basmalah
9. Merenungkan Maknanya ketika Membaca
10. Menangis ketika Membaca Al-Qur’an
11. Membaca dengan Tartil

Menghadirkan Hati

Hati adalah sesuatu yang berbolak balik, maka disebut dengan qolbun. Ingatlah, kita butuh doa agar bisa istiqamah karena hati kita bisa saja berbolak-balik. Oleh karenanya, do’a yang paling sering Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam panjatkan adalah,

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

“Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik ( Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu ).”

Demikian juga hati sering tidak merasa khusyuk. Hati yang khusyuk adalah hati yang sadar akan kehadiran Allah, takut akan siksa-Nya, dan selalu berharap akan rahmat-Nya. Maka, kita perlu berlindung dari hati yang tidak khusyuk yaitu meminta perlindungan kepada Allah agar hati tetap tunduk, tenang, dan rendah diri dalam beribadah dan berinteraksi dengan-Nya. Do’a Berlindung dari Hati yang Tidak Khusyuk:

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا

ALLAAHUMMA INNII A-‘UUDZU BIKA MIN ‘ILMIN LAA YANFA’ WA MIN QOLBIN LAA YAKHSYA’ WA MIN NAFSIN LAA TASYBA’ WA MIN DA’WATIN LAA YUSTAJAABU LAHAA

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak pernah merasa puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan.” (HR. Muslim)

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 4:

مَا جَعَلَ اللّٰهُ لِرَجُلٍ مِّنۡ قَلۡبَيۡنِ فِىۡ جَوۡفِهٖ

Allah tidak menjadikan bagi seseorang dua hati dalam rongganya;

Setiap manusia hanya memiliki satu hati dan darinya muncul kehendak atau keinginan. Karena itu, tidak mungkin di satu sisi ia beriman dan takut kepada Allah namun di sisi lain ia takut kepada selain Allah.

Jika hati dihadirkan dalam membaca Al-Qur’an, maka akan hadir rasa manis dan kekhusyukan. Allah ﷻ berfirman dalam Surat Qaf Ayat 37:

إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِمَن كَانَ لَهُۥ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى ٱلسَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.

Adab-adab membaca Al-Qur’an dalam shalat dan lainnya

– Imam An-Nawawi 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:

Dianjurkan apabila melewati ayat rahmat agar memohon karuni Allah Ta’ala. Dan apabila melewati ayat yang menyebutkan siksaan agar memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan dan siksaan. Atau berkata:

اللهم اني اسألك العافيه

“Ya Allah, aku mohon kesehatan kepada-Mu atau keselamatan dari setiap bencana.”

****

Sebuah doa yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah ﷺ, baik di pagi maupun sore hari. Lafalnya:

للَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى

“Allohumma yaa Allah, aku memohon kpdMu keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga, dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut…”

****

Apabila melewati ayat yang menyebut tanzih (penyucian) Allah Ta’ala, maka ia sucikan Allah Ta’ala dengan ucapan: Subhanallahi wa Ta’ala atau Tabaroka wa Ta’ala (Maha Suci Allah dan Maha Tinggi) atau Jallat adhamatu Rabbinaa (Maha Agung kebesaran Tuhan kami).

Telah diriwayatkan hadits sahih dari Hudzaifah ibnul Yaman, ia berkata: “Pada suatu malam aku shalat bersama Nabi. Beliau memulai dengan surah Al-Baqarah.

Maka aku katakan (dalam hati): Beliau rukuk ketika mencapai seratus ayat. Ternyata beliau meneruskan bacaannya.

Maka aku katakan: Beliau salat dengan membacanya dalam satu raka’at. Ternyata beliau meneruskan bacaannya. Kemudian beliau memulai surah An-Nisa’ dan membacanya.

Maka aku katakan: Beliau akan rukuk sesudahnya. Kemudian beliau memulai surah Ali Imran dan membacanya dengan perlahan-lahan. Apabila melewati ayat yang menyebut tasbih, maka beliau bertasbih. Apabila melewati ayat yang menyebut permohonan, beliau memohon. Dan apabila melewati ta’awwudz, maka beliau memohon perlindungan. Hadits riwayat Muslim dalam Shahihnya.

Berkata sahabat-sahabat kami rahimahumullah: Memohon, meminta perlindungan dan bertasbih ini disunnahkan bagi setiap pembaca Al-Qur’an di dalam shalat atau di luarnya.

Mereka berkata: Amalan itu disunnahkan dalam shalat Imam dan makmum serta orang yang salat sendirian, karena ia adalah doa sehingga sama semuanya bagi mereka seperti mengucapkan Amin sesudah Al-Fatihah.

Inilah yang kami sebutkan tentang disunnahkannya memohon sesuatu dan meminta perlindungan menurut mazhab Asy-Syafi’i dan jumhur ulama rahimahumullah.

Abu Hanifah rahimahullahu ta’ala berpendapat: Amalan itu tidak disunnahkan, bahkan dihukum makruh dalam shalat.

Yang benar adalah pendapat jumhur ulama sebagaimana kami kemukakan.

Yang rajih adalah dibaca pada shalat sendirian atau di luar shalat.

Pasal: Yang perlu diperhatikan dan sangat ditekankan ialah menghormati Al-Qur’an dengan menghindari hal-hal yang kadang-kadang diabaikan oleh orang-orang yang lalai dan membacanya bersama-sama.

  • Di antaranya ialah menghindari ketawa dan ribut dan berbicara di tengah membaca, kecuali perkataan yang perlu disampaikan.

Hendaklah ia mematuhi firman Allah Ta’ala:

وَإِذَا قُرِئَ ٱلْقُرْءَانُ فَٱسْتَمِعُوا۟ لَهُۥ وَأَنصِتُوا۟ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” Al-A’raf: 204.

Hendaklah ia mengikuti perbuatan yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dawud dari Ibnu Umar bahwa apabila membaca Al-Qur’an ia tidak berbicara hingga selesai.

Hadits ini diriwayatkan juga oleh Al-Bukhari dalam Shahihnya dan ia berkata: la tidak berbicara sampai selesai.

  • Termasuk perbuatan yang dilarang adalah mempermainkan tangan dan lainnya. Sesungguhnya ia bermunajat kepada Tuhannya Allah, maka janganlah ia mempermainkan kedua tangannya.

Termasuk hal itu ialah memandang kepada sesuatu yang melalaikan dan mencerai beraikan pikiran.

Lebih buruk dari semua ini ialah memandang kepada sesuatu yang tidak boleh dipandang seperti orang lelaki yang mulus wajahnya dan lainnya. Karena memandang kepada orang lelaki yang mulus dan tampan wajahnya (murdan, jamak dari amrod) tanpa keperluan adalah haram, baik dengan syahwat atau tanpa syahwat, baik aman dari fitnah atau tidak aman darinya.

Al-Imam Asy-Syafi’i telah menyebutkan pengharamannya dan juga para ulama yang tak terhitung jumlahnya. Dalilnya ialah firman Allah Ta’ala:

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya. “An-Nur: 30.

Dan karena laki-laki mulus lagi tampan sama maknanya dengan perempuan. Bahkan boleh jadi sebagian atau banyak dari mereka lebih bagus daripada banyak perempuan dan lebih memungkinkan terjadinya kejahatan padanya dan lebih mudah daripada perempuan. Maka pengharamannya lebih utama.

Pendapat-pendapat ulama salaf yang memperingatkan agar menjauhi mereka sangat banyak jumlahnya.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم