بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Ummahat Doha – Senin Pagi
Tanggal: 18 Jumadil Awwal 1447 / 10 November 2025
Bersama: Ustadz Abu Abdus Syahid Isnan Efendi, Lc, M.A Hafidzahullah



Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 208

Allâh ﷻ berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱدْخُلُوا۟ فِى ٱلسِّلْمِ كَآفَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

Penjelasan:

Ath-Thabari meriwayatkan bahwa ayat ini turun untuk Abdullah bin Salam an-Nadziri dan para sahabat Yahudinya, ketika mereka tetap mengagungkan hari sabtu dan membenci unta setelah menerima Islam, Lalu orang-orang muslim mencegah mereka melakukan hal tersebut.

Meskipun ayat ini turun berkaitan dengan Abdullah bin Salam dan para sahabatnya, tetapi hukumnya terkait untuk semua orang yang beriman.

Kaidah Fiqih mengatakan:

الْعِبْرَةُ بِعُمُومِ اللَّفْظِ لَا بِخُصُوصِ السَّبَبِ

Hukum diambil dari keumuman lafazh, bukan berdasarkan kekhususan sebab.

Oleh karenanya, hukum yang terkandung dalam sebuah ayat yang turun dalam konteks spesifik itu juga berlaku bagi konteks-konteks yang lain. Dengan kata lain, meskipun hukum syariat itu tertuju pada “sebab khusus”, tetapi berhubung ayatnya beredaksi umum, ia juga diberlakukan pada persoalan-persoalan lain yang serupa.

Jika kita masuk Islam atau sudah menganut Islam sejak lama, maka prinsip yang harus dipegang adalah masuklah Islam secara kesuluruhan, jangan hanya sekedar membawa status Islam di KTP, shalat tidak pernah dijalani, juga masih terus melanggengkan tradisi syirik, misalnya.

Ibnu ‘Abbas juga mengatakan mengenai ayat tersebut,

ادخلوا في شرائع دين محمد صلى الله عليه وسلم ولا تَدَعَوا منها شيئًا وحسبكم بالإيمان بالتوراة وما فيها.

“Masuklah dalam syai’at Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, jangan tinggalkan ajarannya sedikit pun, maka itu sudah mencukupkan kalian dari Taurat dan ajaran di dalamnya.”

Kemudian, jangan mengikuti langkah-langkah syaitan. Karena Setan menggoda manusia selangkah demi selangkah, dimulai dari dosa-dosa kecil hingga dosa besar, untuk menyesatkan manusia.

Karena setan adalah musuh yang nyata, penting untuk selalu waspada terhadap tipu dayanya dan memohon perlindungan kepada Allah dari godaannya.

Caranya: Tutup celah yang dapat mengantarkan ke arah perkara yang dilarang.

Saddu adz-Dzari’ah (سد الذرائع)

Kata (السد) dalam etimologi bahasa Arab, bermakna: menutupi kekurangan, menyumbat lubang, dan menahan sesuatu. Sedangkan, kata (الذرائع) adalah bentuk plural dari kata (ذريعة), yang berarti wasilah (sarana).

Dan pengertian “saddu adz-dzari’ah” adalah:

منع الوسائل التي ظاهرها مباح والتي يتوصل بها إلى محرم حسمًا لمادة الفساد و دفعًا لها.

“Melarang sarana-sarana, yang zahir-nya mubah dan dapat menjadi sarana kepada keharaman, untuk mencegah kerusakan dan menolaknya.”

Karena keselamatan agama lebih diutamakan dari keselamatan badan. Maka tutup segala celah yang menjurus ke arah kemaksiatan, antara lain:

  • Teman yang buruk.
  • Pengaruh screen seperti handphone, komputer, televisi dan lainnya.
  • Permainan dunia, seperti sepak bola, grup musik dan fansnya.
  • Pasar dan mall, Dan banyak yang lainnya.

Tafsir as-Sa’di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, pakar tafsir abad 14 H

208. Ini merupakan perintah Allah kepada orang-orang yang beriman untuk masuk “ke dalam Islam keseluruhan.” Maksudnya, dalam seluruh syariat syariat agama, mereka tidak meninggalkan sesuatu pun darinya, dan agar mereka tidak seperti orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Apabila hawa nafsunya itu sejalan dengan perkara yang disyariatkan, maka dia kerjakan, namun bila bertentangan dengannya, maka dia tinggalkan. Yang wajib adalah menundukkan hawa nafsunya kepada agama, dan ia melakukan segala perbuatan baik dengan segala kemampuannya, dan apa yang tidak mampu dia lakukan, maka dia berusaha dan berniat melakukannya dan menjangkaunya dengan niatnya tersebut.

Ketika masuk kedalam Islam dengan keseluruhan, maka tidak mungkin dan tidak dapat dibayangkan terjadi, kecuali bertentangan dengan jalan-jalan setan, Allah berfirman, “Dan janganlah kamu menuruti langkah-langkah setan,” maksudnya, dalam perbuatan dengan melakukan kemaksiatan kepada Allah.

“Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” musuh yang nyata tidaklah akan mengajak kecuali kepada kejahatan dan kekejian serta segala yang mengandung madharat bagi kalian.

Dan ketika sudah menjadi kepastian bahwa manusia akan melakukan kesalahan dan ketergelinciran.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم