ุจูุณู’ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ู ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽู†ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู’ู…ู

Daurah Al-Khor Sabtu Pagi โ€“ Masjid At-Tauhid
Syarah Riyadhus Shalihin Bab 48
Ustadz Abu Hazim Syamsuril Waโ€™di, SH, M.Pd ๐“ฑ๐“ช๐“ฏ๐“ฒ๐”ƒ๐“ฑ๐“ช๐“ฑ๐“พ๐“ต๐“ต๐“ช๐“ฑ.
Al-khor, 25 Syawal 1445 / 4 Mei 2024


Lihat di Facebook Assunnah Qatar


48 โ€“ ุจุงุจ ุงู„ุชุญุฐูŠุฑ ู…ู† ุฅูŠุฐุงุก ุงู„ุตุงู„ุญูŠู† ูˆุงู„ุถุนูุฉ ูˆุงู„ู…ุณุงูƒูŠู†

Bab 48. Ancaman Dari Menyakiti Orang-orang Shalih, Kaum Yang Lemah Dan Fakir Miskin.

Mukadimah

Allah ๏ทป berfirman dalam Al-Qurโ€™an Surat Al-Ahzab ayat 58:

ูˆูŽุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ูŠูุคู’ุฐููˆู’ู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ูฐุชู ุจูุบูŽูŠู’ุฑู ู…ูŽุง ุงูƒู’ุชูŽุณูŽุจููˆู’ุง ููŽู‚ูŽุฏู ุงุญู’ุชูŽู…ูŽู„ููˆู’ุง ุจูู‡ู’ุชูŽุงู†ู‹ุง ูˆู‘ูŽุงูุซู’ู…ู‹ุง ู…ู‘ูุจููŠู’ู†ู‹ุง เฃ–

Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, maka sungguh, mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.

Dan orang-orang yang menyakiti kaum mukminin dan mukminat dengan ucapan maupun perbuatan tanpa adanya dosa yang mereka lakukan seperti perbuatan jahat yang mengharuskan untuk disakiti, maka sesungguhnya mereka telah melakukan kedustaan dan dosa yang jelas.

Menyakiti di sini secara umum dengan cara apapun baik itu dengan perkataan maupun perbuatan. Seperti cacian, celaan maupun pukulan dan semuanya hukumnya haram.

Tetapi, jika menyakiti karena perbuatan yang mereka lakukan seperti memotong tangan karena mencuri, rajam atau cambuk bagi pezina, maka hal ini tidak termasuk dalam larangan ini.

Imam Ibnu Katsir ๐“ก๐“ช๐“ฑ๐“ฒ๐“ถ๐“ช๐“ฑ๐“พ๐“ต๐“ต๐“ช๐“ฑ dalam menafsirkan ayat ini menjelaskan dengan memberi contoh perbuatan ghibah. Sebagaimana hadits Abu Hurairah radhiyallahuโ€™anhu.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu โ€˜anhu, Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda, โ€œTahukah engkau apa itu ghibah?โ€ Mereka menjawab, โ€œAllah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.โ€ Ia berkata, โ€œEngkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan orang lain.โ€ Beliau ditanya, โ€œBagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?โ€ Jawab Nabi shallallahu โ€˜alaihi wa sallam, โ€œJika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya.โ€ (HR. Muslim no. 2589).

Dari Al-Bara bin Azib, Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam bersabda:

ุงู„ุฑู‘ูุจูŽุง ุงุซู†ุงู† ูˆุณุจุนูˆู† ุจุงุจู‹ุงุŒ ุฃุฏู†ุงู‡ุง ู…ุซู„ ุฅุชูŠุงู† ุงู„ุฑุฌู„ ุฃู…ู‘ูŽู‡ุŒ ูˆุฅู† ุฃุฑู’ุจูŽู‰ ุงู„ุฑุจุง ุงุณุชุทุงู„ุฉ ุงู„ุฑุฌู„ ููŠ ุนุฑุถ ุฃุฎูŠู‡

โ€œRiba memiliki tujuh puluh dua pintu, yang paling rendah seperti menzinahi ibu kandungnya. Dan sesungguhnya riba yang paling riba adalah merusak kehormatan saudaranya.โ€ (HR. Ath-Thabrani. Lihat silsilah shahihah no. 1871).

Kemudian Rasulullah shallallahuโ€™alaihiwasallam membaca ayat di atas.

Ghibah yang paling tercela adalah mencela para sahabat Nabi ๏ทบ yang mulia seperti yang dilakukan oleh Syiah Rafidhah.

Demikian halnya dengan menuduh individu sebagai kafir tanpa bukti. Perbuatan (suka) menuduh sesama muslim dengan tuduhan kafir adalah perkara maksiat yang berbahaya. Seharusnya kita menjauhkan diri kita dari perbuatan mengkafirkan sesama muslimin.

โ€œJanganlah seseorang menuduh orang lain dengan tuduhan fasik dan jangan pula menuduhnya dengan tuduhan kafir, karena tuduhan itu akan kembali kepada dirinya sendiri jika orang lain tersebut tidak sebagaimana yang dia tuduhkan.โ€ (HR. Bukhari no. 6045)

Demikian juga menuduh orang lain berzina. Menuduh orang lain berbuat zina tanpa ada saksi dan bukti-bukti yang membenarkan tuduhan disebut al-qadzfu.

Al-qadzfu ini adalah perbuatan dosa besar. Rasulullah ๏ทบ menyebutnya sebagai salah satu dari tujuh tindakan yang menghancurkan. Rasulullah ๏ทบ bersabda, โ€œJauhilah tujuh tindakan yang menghancurkan!โ€ Para sahabat bertanya, โ€œApakah itu wahai Rasulullah?โ€ Rasulullah menjawab, โ€œMenyekutukan Allah, melakukan sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali alasan yang dibenarkan, memakan hasil riba, memakan harta anak yatim, berpaling dari pertempuran, serta menuduh perempuan-perempuan yang menjaga kesucian dirinya dan yang tidak pernah sekalipun terpikir akan perbuatan yang keji (berzina).โ€ (HR Bukhari)

Allah ๏ทป berfirman dalam Al-Qurโ€™an Surat Ad-Dhuha Ayat 9-10:

ููŽุฃูŽู…ู‘ูŽุง ูฑู„ู’ูŠูŽุชููŠู…ูŽ ููŽู„ูŽุง ุชูŽู‚ู’ู‡ูŽุฑู’

Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. (Ad-Dhuha ayat 9).

Dalam bahasa Arab, kata yatim/yatimah berarti anak kecil yang kehilangan (ditinggal mati) ayahnya. Maka tidak berlaku jika sudah baligh, mereka disebut miskin.

Dari Sahl bin Saโ€™ad Radhiallahu โ€˜anhu dia berkata: Rasulullah Shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda : โ€œAku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti iniโ€, kemudian beliau Shallallahu โ€˜alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu โ€˜alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya. [HR al-Bukhari no. 4998 dan 5659]

Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan dan pahala orang yang meyantuni anak yatim, sehingga imam al-Bukhari rahimahullah mencantumkannya dalam bab: Keutamaan Orang Yang Mengasuh Anak Yatim.

ูˆูŽุฃูŽู…ู‘ูŽุง ูฑู„ุณู‘ูŽุงู“ุฆูู„ูŽ ููŽู„ูŽุง ุชูŽู†ู’ู‡ูŽุฑู’

Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya. (Ad-Dhuha ayat 10).

Dan terhadap orang yang meminta bantuan dan sedekah, janganlah kamu mencacinya; namun berilah dia bantuan atau tolaklah dia dengan lembut dan sopan.

Imam Ibnu Katsir menjelaskan larangan menghardik orang yang bertanya tentang ilmu, yaitu sebagaimana kamu dahulu dalam keadaan kebingungan, lalu Allah memberimu petunjuk, maka janganlah menghardik orang yang meminta ilmu yang benar.

Ini merupakan peringatan kepada para daโ€™i dan para ulama agar mereka bersabar dengan orang-orang yang bertanya kepada mereka, agar mereka bersabar dalam berdakwah. Karena memang betapa sering orang yang bertanya tidak memiliki (belum tahu) adab dalam bertanya, sehingga terkadang mengganggu para daโ€™i dan ulama tersebut. Jika mereka merasa terganggu maka ingatlah ayat ini agar mereka lebih bersabar, karena sungguh kesesatan (kejahilan) yang dimiliki penanya itu adalah kehinaan dan petunjuk (ilmu) yang mereka butuhkan itu adalah karunia yang besar.

Demikian juga ayat ini umum bukan hanya berkaitan dengan orang yang bertanya tentang ilmu. Maka apabila ada orang yang meminta-minta dan kita tidak mampu memberinya sesuatu, maka janganlah kita menghina dan menghardiknya, akan tetapi hendaknya mengatakan kata-kata yang halus kalau kita memang tidak punya.

Sikap seperti ini benar-benar diamalkan oleh Nabi, dimana Nabi tidak pernah menghardik orang yang meminta-minta. Diriwayatkan dari Ibnu Syihab tentang kisah seorang sahabat yang awalnya sangat benci kepada Nabi. Ibnu Syihab beliau berkata :

ุบูŽุฒูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุบูŽุฒู’ูˆูŽุฉูŽ ุงู„ู’ููŽุชู’ุญู โ€“ ููŽุชู’ุญู ู…ูŽูƒู‘ูŽุฉูŽ โ€“ ุซูู…ู‘ูŽ ุฎูŽุฑูŽุฌูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุจูู…ูŽู†ู’ ู…ูŽุนูŽู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู†ูŽุŒ ููŽุงู‚ู’ุชูŽุชูŽู„ููˆุง ุจูุญูู†ูŽูŠู’ู†ูุŒ ููŽู†ูŽุตูŽุฑูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุฏููŠู†ูŽู‡ู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู†ูŽุŒ ูˆูŽุฃุนู’ุทูŽู‰ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽุฆูุฐู ุตูŽูู’ูˆูŽุงู†ูŽ ุจู’ู†ูŽ ุฃู…ูŠู‘ูŽุฉูŽ ู…ูุงุฆูŽุฉู‹ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุนูŽู…ูุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ู…ูุงุฆูŽุฉู‹ุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ู…ูุงุฆูŽุฉู‹.

โ€œRasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam melakukan perang menaklukkan kota Mekah, lalu Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam pergi bersama kaum muslimin bertempur dalam perang Hunain, maka Allah memenangkan agamaNya dan kaum muslimin. Dan pada hari itu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memberikan kepada Sofwan bin Umayyah 100 ekor unta, lalu 100 ekor unta, lalu 100 ekor unta.โ€

Saโ€™id Ibnul Musayyib berkata bahwasanya Sofwan bin Umayyah berkata :

ูˆูŽุงู„ู„ู‡ู ู„ูŽู‚ูŽุฏู’ ุฃุนู’ุทูŽุงู†ูู‰ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู…ูŽุง ุฃุนู’ุทูŽุงู†ูู‰ุŒ ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู„ุฃุจู’ุบูŽุถู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุฅู„ูŽู‰ู‘ูŽุŒ ููŽู…ูŽุง ุจูŽุฑูุญูŽ ูŠูุนู’ุทููŠู†ูู‰ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุฅู†ู‘ูŽู‡ู ู„ุฃุญูŽุจู‘ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุฅู„ูŽู‰ู‘ูŽ

โ€œDemi Allah, Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wasallam telah memberikan kepadaku apa yang ia berikan, padahal ia adalah orang yang paling aku benci. Namun Nabi terus memberikan kepadaku hingga akhirnya ia adalah orang yang paling aku cintai.โ€ (HR Muslim no. 2313)

Hadits-hadits yang dibawakan Imam An-Nawawi ๐“ก๐“ช๐“ฑ๐“ฒ๐“ถ๐“ช๐“ฑ๐“พ๐“ต๐“ต๐“ช๐“ฑ :

ูˆุฃู…ุง ุงู„ุฃุญุงุฏูŠุซุŒ ููƒุซูŠุฑุฉ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง: ุญุฏูŠุซ ุฃูŽุจูŠ ู‡ุฑูŠุฑุฉ โ€“ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ โ€“ ููŠ ุงู„ุจุงุจ ู‚ุจู„ ู‡ูŽุฐูŽุง: ยซู…ูŽู†ู’ ุนูŽุงุฏูŽู‰ ู„ููŠ ูˆูŽู„ูŠู‘ู‹ุง ููŽู‚ูŽุฏู’ ุขุฐูŽู†ู’ุชูู‡ู ุจูุงู„ุญูŽุฑู’ุจูยป. ูˆู…ู†ู‡ุง ุญุฏูŠุซ ุณุนุฏ ุจู† ุฃูŽุจูŠ ูˆู‚ุงุต โ€“ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ โ€“ ุงู„ุณุงุจู‚ ููŠ ุจุงุจ ู…ู„ุงุทูุฉ ุงู„ูŠุชูŠู…ุŒ ูˆู‚ูˆู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…: ยซูŠูŽุง ุฃูŽุจูŽุง ุจูŽูƒู’ุฑูุŒ ู„ูŽุฆูู†ู’ ูƒูู†ู’ุชูŽ ุฃูŽุบู’ุถูŽุจู’ุชูŽู‡ูู…ู’ ู„ูŽู‚ูŽุฏู’ ุฃูŽุบู’ุถูŽุจู’ุชูŽ ุฑูŽุจู‘ูŽูƒูŽยป.

Adapun Hadis-hadis -dalam bab ini- adalah banyak, diantaranya Hadisnya Abu Hurairah radhiyallahuโ€™anhu. dalam bab sebelum ini, yaitu: โ€œBarangsiapa yang memusuhi kekasihKu, maka Aku memberitahukan padanya bahwa ia Kuperangi -lihat hadis no.385-, diantaranya lagi ialah Hadisnya Saโ€™ad bin Abu Waqqash ๐“ก๐“ช๐“ญ๐“ฑ๐“ฒ๐”‚๐“ช๐“ต๐“ต๐“ช๐“ฑ๐“พโ€™๐“ช๐“ท๐“ฑ๐“พ yang sebelumnya, yakni dalam bab bersikap lemah-lembut kepada anak yatim -lihat hadis no.261-, juga sabdanya Rasulullah ๏ทบ : โ€œHai Abu Bakar, jikalau engkau sampai membuat kemarahan kepada mereka, maka engkau juga membuat kemarahan pada Tuhanmu,โ€ lihat hadis no.262.

Hadits 389:

โ€“ ูˆุนู† ุฌู†ุฏุจ ุจู† ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ โ€“ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ โ€“ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ ุงู„ู„ู‡ โ€“ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…: ยซู…ูŽู†ู’ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุตูŽู„ุงุฉูŽ ุงู„ุตู‘ูุจู’ุญูุŒ ููŽู‡ููˆูŽ ููŠ ุฐูู…ู‘ูŽุฉู ุงู„ู„ู‡ูุŒ ููŽู„ุงูŽ ูŠูŽุทู’ู„ูุจูŽู†ู‘ูŽูƒูู…ู ุงู„ู„ู‡ู ู…ูู†ู’ ุฐูู…ู‘ูŽุชูู‡ู ุจูุดูŽูŠู’ุกูุŒ ููŽุฅู†ู‘ูŽู‡ู ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุทู’ู„ูุจูู‡ู ู…ูู†ู’ ุฐูู…ู‘ูŽุชูู‡ู ุจูุดูŽูŠู’ุกู ูŠูุฏู’ุฑููƒู’ู‡ูุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ูŠูŽูƒูุจู‘ูู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ูˆูŽุฌู’ู‡ูู‡ู ููŠ ู†ูŽุงุฑู ุฌูŽู‡ูŽู†ู‘ูŽู…ูŽยป. ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู….

Dari Jundub bin Abdullah ๐“ก๐“ช๐“ญ๐“ฑ๐“ฒ๐”‚๐“ช๐“ต๐“ต๐“ช๐“ฑ๐“พโ€™๐“ช๐“ท๐“ฑ๐“พ , katanya: โ€œRasulullah ๏ทบ bersabda: โ€œBarangsiapa shalat Subuh, maka ia adalah dalam tanggungan Allah, maka itu janganlah sampai Allah itu menuntut kepadamu semua dengan sesuatu dari tanggunganNya -maksudnya jangan sampai meninggalkan shalat Subuh-, sebab kalau demikian, lenyaplah ikatan janji untuk memberikan tanggungan keamanan dan lain-lain antara engkau dengan Tuhanmu itu. Sebab sesungguhnya barangsiapa yang dituntut oleh Allah dari sesuatu tanggungannya, tentu akan dicapainya -yakni tidak mungkin terlepas-, kemudian Allah akan melemparkannya atas mukanya dalam neraka Jahanam.โ€ [Keterangannya harap diperiksa dalam hadis no.232]. (Riwayat Muslim)

Penjelasan Hadits:

Dalam tanggung Allah ๏ทป maksudnya adalah dalam penjagaan Allah ๏ทป.

Dari Abu Musa radhiyallahu โ€˜anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda,

ู…ูŽู†ู’ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู’ุจูŽุฑู’ุฏูŽูŠู’ู†ู ุฏูŽุฎูŽู„ูŽ ุงู„ู’ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉูŽ

โ€œBarangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shubuh dan ashar) maka dia akan masuk surga.โ€ (HR. Bukhari no. 574 dan Muslim no. 635).

Ibnu Baththol rahimahullah berkata, โ€œShalat shubuh akan membuat seseorang mendapatkan perhatian Allah pada hari kiamat. Kenapa dikhususkan dua shalat ini? Karena berkumpulnya para malaikat malam dan siang di dua waktu tersebut. Inilah makna firman Allah Taโ€™ala,

ูˆูŽู‚ูุฑู’ุขูŽู†ูŽ ุงู„ู’ููŽุฌู’ุฑู ุฅูู†ู‘ูŽ ู‚ูุฑู’ุขูŽู†ูŽ ุงู„ู’ููŽุฌู’ุฑู ูƒูŽุงู†ูŽ ู…ูŽุดู’ู‡ููˆุฏู‹ุง

โ€œSesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).โ€ (QS. Al Isroโ€™: 78) (Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, 3/250, Asy Syamilah)

Dikhususkan dua shalat ini karena waktu shubuh adalah waktu tidur dan waktu โ€˜Ashar adalah waktu sibuk beraktivitas dengan berdagang. Barangsiapa yang menjaga dua shalat tersebut di saat-saat kesibukannya, tentu ia akan lebih menjaga shalat fardhu lainnya karena shalat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Kedua waktu tersebut juga adalah waktu yang dipersaksikan para malaikat malam dan siang. Pada waktu tersebut amalan hamba diangkat dan sangat mungkin saat-saat itu dosa diampuni karena dua shalat yang dilakukan. Akhirnya, ia pun bisa masuk jannah (surga).โ€ (โ€˜Aunul Maโ€™bud, 2/68).

โ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ขโ€โโœฟโโ€โ€ขโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ”ˆโ€ข

ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูู…ูŽู‘ ุฅูู†ูู‘ูŠ ุฃูŽุนููˆุฐู ุจููƒูŽ ุฃูŽู†ู’ ุฃูุดู’ุฑููƒูŽ ุจููƒูŽ ูˆูŽุฃูŽู†ูŽุง ุฃูŽุนู’ู„ูŽู…ู ุŒ ูˆูŽุฃูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑููƒูŽ ู„ูู…ูŽุง ู„ุง ุฃูŽุนู’ู„ูŽู…ู

โ€œYa Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahuiโ€.

ูˆุจุงู„ู„ู‡ ุงู„ุชูˆููŠู‚ ูˆุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ู‰ ู†ุจูŠู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ูˆุณู„ู