بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Kitab Masail Jahiliyah (Perkara-perkara Jahiliyah)
Karya: Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Pemateri: Ustadz Isnan Efendi, Lc. MA. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Pertemuan 23: 26 Dzulqa’dah 1446 / 24 Mei 2025



Masalah Ke – 28: Menolak Kebenaran yang Datang dari Kelompok Lain

Mereka (kaum Jahiliyah) tidak menerima kebenaran kecuali yang sesuai dengan kelompok mereka. Sebagaimana firman Allah ﷻ:

قَالُوا نُؤْمِنُ بِمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا

“mereka berkata: “Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami”. (QS. al-Baqarah : 91 ).

Penjelasan:

Permasalahan ini mengingatkan kita kepada ta’ashub (fanatik buta) yang tercela. Yaitu yang keluar dari Al-Qur’an dan sunnah.

Ta’ashub dan taklid merupakan dua penyakit berbahaya yang cukup rumit untuk ditangani. Keduanya merupakan pangkal hizbiyah dan ashabiyah (fanatisme golongan). Hizbiyah dan ashabiyah akan mudah dilenyapkan apabila ta’ashub dan taklid ini terkikis habis.

Pelopornya adalah kaum Yahudi. Seperti dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 91 di atas. yakni yang diturunkan kepada Musa ( kitab Zabur; “Dan mereka kafir kepada Al Quran yang diturunkan sesudahnya” (QS. al-Baqarah : 91 ), Yakni selainnya ; “sedang Al Quran itu adalah (Kitab) yang hak”, (QS. al-Baqarah : 91 ).

Mereka mengatakan : kami beriman dengan Taurat yang diturunkan kepada Nabi kami Musa, “Dan mereka kafir kepada Al Quran yang diturunkan sesudahnya” (QS. al-Baqarah : 91 ), yakni kafir terhadap Injil yang diturunkan kepada Isa serta Al-Qur’an yang diturunkan kepada Muhammad; “sedang dia ( Al Qur’an dan Injil ) itu adalah (Kitab) yang hak yang membenarkan ada pada mereka”, (QS. al-Baqarah : 91 ). Injil dan Al-Qur’an keduanya membenarkan apa yang ada dalam kitab Taurat.

Perkataan ulama tentang ta’ashub

  • Imam Abu Bakar ibn Isyash berkata dalam Syarhul Ushul al-Itiqad, Sunni yang sebenarnya adalah jika hawa nafsu itu disebutkan, mereka tidak ta’ashub kepadanya (karena bisa jadi benar atau salah, karena itu hanya pendapat).
  • Imam Al-Ghozali dalam Al-Munqidz min al-Dhalal (Pembebasan dari Kesesatan) berkata dalam mencela orang yang taklid buta, ini adalah adat kebiasaan yang akalnya lemah, mereka mengetahui kebenaran dari tokoh, bukan dikenali karena tokoh itu benar.
  • Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, Adapun ta’ashub kepada suatu perkara tanpa ada petunjuk dari Allah ﷻ adalah perkara-perkara Jahiliyah.
  • Imam At-Tasjani dalam Syarhul Maqashid berkata ta’ashub itu menutup akal dan dalam waktu yang sama juga menutup hati yang ada dalam dada.
  • Imam Asy-Syaukani dalam Fathul Qadir berkata, orang-orang yang ta’ashub walaupun matanya benar bisa melihat tapi hakekatnya hatinya buta, dan pendengarannya dari kebenaran adalah tuli dan menolak kebenaran tapi dia sangka menolak kebatilan, dan mereka menyangka apa yang mereka yakini adalah kebenaran akibat lali atau kebodohan dari apa yang perintahkan Allah ﷻ untuk mengecek kebenaran yang shahih.
  • Imam Ibnu Hajar al-Haitami dalam kitabnya az-Zawajir ‘an Iqtiraf al-Kaba’ir (الزواجر عن اقتراف الكبائر) yang membahas tentang dosa-dosa besar berkata, setiap orang yang ta’ashub kepada seorang imam dan dia tidak mengikuti ajarannya, maka di akhirat nanti imam tersebut menjadi musuhnya dan termasuk orang-orang yang mencelanya.
  • Imam Az-Zarqani dalam kitabnya Manahil Al ‘Irfan Fi ‘Ulum Al Qur’an berkata, ketahuilah bahwa ada orang-orang yang ta’ashub terhadap pendapat dan madzhab mereka. Mereka mengklaim bahwa barangsiapa yang menyelisihi pendapat dan madzhab ini, mereka termasuk ahli bid’ah yang mengikuti hawa nafsu. Walaupun pendapat tersebut merupakan pendapat yang benar (ada dalilnya) seolah-olah pendapat mereka ini ukuran dan timbangan kebenaran. Atau seakan-akan pendapatnya setara dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan demikianlah setan menggelincirkan mereka dan menutup hati mereka dengan kesombongan.

Maka, ilmu ialah pemahaman yang dihasilkan dari dalil. Adapun jika tanpa dalil maka namanya taklid!!! Dari pendapat para ulama di atas memberi pengertian bahwa orang yang ta’ashub (fanatik) terhadap hawa nafsu, serta orang yang taklid buta adalah orang-orang yang tidak tergolong dalam kelompok orang-orang berilmu. Mereka bukan pewaris nabi. Pewaris nabi hanyalah para ulama. Wallohu’alam.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ

“Ya Allah, aku meminta pada-Mu agar dilindungi dari perbuatan syirik yang kuketahui dan aku memohon ampun pada-Mu dari dosa syirik yang tidak kuketahui”.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم