بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kajian Kitab Masail Jahiliyah (Perkara-perkara Jahiliyah)
Karya: Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Pemateri: Ustadz Isnan Efendi, Lc. MA. 𝓱𝓪𝓯𝓲𝔃𝓱𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱
Pertemuan 16: 8 Ramadhan 1446 / 8 Maret 2025



Masail Jahiliyah – 16

Telah berlalu, pembahasan beberapa poin dalam Masail Jahiliyah: silakan menyimak 15 masail jahiliyah sebelumnya di link berikut ini…

16. Orang-orang  Yahudi Mengganti Taurat dengan Kitab-kitab Sihir

  • Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:

Kaum yahudi mengganti ajaran dari Allah dengan kitab-kitab sihir sebagaimana firman Allah ta’aala:

وَلَمَّا جَاءَهُمْ رَسُولٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ نَبَذَ فَرِيقٌ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ كِتَابَ اللَّهِ وَرَاءَ ظُهُورِهِمْ كَأَنَّهُمْ لا يَعْلَمُونَ. وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُوا الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ.

” Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-orang yang diberi kitab (Taurat) melemparkan kitab Allah ke belakang (punggung)nya, seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah kitab Allah).Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir”. (QS. al-Baqarah : 101 – 102 ).

Penjelasan:

Barangsiapa yang berpaling dari suatu kebenaran, maka akan terjatuh kepada lawannya. Karena amaliah secara pasti ada kebenaran dan kebatilan.

Kaum Yahudi ketika mereka kufur terhadap Taurat, di dalamnya diterangkan sifat-sifat Rasulullah dan memerintahkan mereka untuk mengikutinya. Sebagaimana firman Allah ta’ala:

الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوباً عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْأِنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ

“(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka “. (QS. al-A’raf : 157).

Haramnya Perdukunan

Perdukunan menimbulkan berbagai kerusakan di tengah masyarakat kaum muslimin. Oleh karena itu, Islam mengecam berbagai macam praktik perdukunan dan melarang keras untuk mendatangi dukun. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً

“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal dan bertanya kepadanya tentang suatu perkara, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari” (HR. Muslim).

Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ

“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal dan dia membenarkan ucapannya, maka dia berarti telah kufur pada Al-Quran yang telah diturunkan pada Muhammad.” (HR. Ahmad, hasan).

Dukun adalah orang yang mengaku mengetahui perkara yang gaib. Termasuk kategori dukun adalah paranormal, tukang ramal, ahli nujum, dan yang semisal mereka. Siapa saja yang menceritakan tentang perkara di masa datang yang belum terjadi atau mengaku mengetahui perkara gaib, maka statusnya adalah dukun.

Sihir

  • Sihir dalam bahasa Arab tersusun dari huruf ر, ح, س (siin, kha, dan ra), yang secara bahasa bermakna segala sesuatu yang sebabnya nampak samar. Oleh karenanya kita mengenal istilah ‘waktu sahur’ yang memiliki akar kata yang sama, yaitu siin, kha dan ra, yang artinya waktu ketika segala sesuatu nampak samar dan “remang-remang”.
  • Menurut istilah: amalan yang berbentuk jampi atau buhul dengan bantuan setan. Hukumnya kafir bagi yang melakukannya.

Jika sihir tanpa bantuan jin atau trik tertentu, tidak sampai kafir, tetapi mempelajari keduanya haram. Karena sulap hakekatnya menipu, sehingga melihatnya diharamkan karena penipuan.

Jika menggunakan bantuan jin atau setan, maka hukumnya dibunuh karena murtad. Dan ini adalah tugas negara bukan individu.

Sihir termasuk dosa besar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jauhilah dari kalian tujuh perkara yang membinasakan!” Para shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Apakah tujuh perkara tersebut?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “[1]menyekutukan Allah, [2]sihir, [3]membunuh seorang yang Allah haramkan untuk dibunuh, kecuali dengan alasan yang dibenarkan syariat, [4]mengkonsumsi riba, [5]memakan harta anak yatim, [6]kabur ketika di medan perang, dan [7]menuduh perempuan baik-baik dengan tuduhan zina” (HR. Bukhari dan Muslim, dari shahabat Abu Hurairah)

Sihir tidak akan mempan kecuali atas izin Allâh Ta’ala. Maka, tidak perlu takut akan hal ini dan ini adalah ujian bagi hamba-Nya.

– Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan Hafidzahullah berkata dalam syarahnya:

Demikian pula yang meninggalkan kebenaran maka ia diuji dengan kebatilan. Maka, orang-orang yang meninggalkan dakwah Rasulullah dari dakwah kepada tauhid dan mengesakan Allah dengan ibadah serta menjelaskannya akan diuji dengan menyerukan kesyirikan dan khurafat serta menggantikannya. Menyerukannya kepada masyarakat bahwa hal tersebut adalah kebenaran.

Hal ini banyak sekali terjadi dari para ulama khurafat dan ulama kuburan sebagai ganti dari dakwah kepada mentauhidkan Allah, kitab Allah dan sunnah Rasulullah, mereka menyeru kepada kebatilan, berdakwah kepada menyembah kubur dan bergantung dengan orang-orang mati juga mereka mencari syubhat-syubhat ( kerancuan-kerancuan ) yang mereka sebarkan di masyarakat.  Mereka pun menyibukkan waktu dengan kebatilan, na’udzubillah.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

17. Menisbatkan Kebatilan kepada Para Nabi

  • Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab 𝓡𝓪𝓱𝓲𝓶𝓪𝓱𝓾𝓵𝓵𝓪𝓱 berkata:

Mereka menisbatkan kebatilan kepada para Nabi ‘alaihimussalam. Sebagaimana firman Allah ﷻ :

وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ

dan Sulaiman tidaklah kafir”. (QS. al-Baqarah : 102 ).

Dan firman-Nya :

مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيّاً وَلا نَصْرَانِيّاً

Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani “. ( QS. ali Imran : 67 ).

  Penjelasan:

Diantara manhaj kaum Jahiliyah yaitu menisbatkan kekufuran dan kesesatan kepada para Nabi sebagaimana Yahudi menisbatkan sihir kepada Nabi Sulaiman. Mereka berkata : “Sihir itu adalah perbuatan Sulaiman dan dialah yang menguasai jin dan syetan”. Mereka tidak tahu bahwa syetan adalah makhluk Allah ﷻ. Allah menyediakan mereka sesuai kehendak-Nya, dan Allah telah menyediakan syetan untuk Nabi Sulaiman ‘alaihissalam. Maka kaum Yahudi menisbatkan sihir kepada Sulaiman agar tersebar di masyarakat seraya mereka berkata : “Ini termasuk perbuatan para Nabi”.

Demikian juga Yahudi dan Nasrani, mereka menisbatkan kekufuran kepada Nabi Ibrahim alaihissalam, Imam para hunafa ( orang-orang yang lurus ). Mereka menisbatkan kekufuran mereka kepadanya seraya mengatakan : ” Ini agama Ibrahim “. Oleh karena itu Allah ﷻ membantah dengan firman-Nya:

مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيّاً وَلا نَصْرَانِيّاً وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفاً مُسْلِماً وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik“. (QS. ali Imrah : 67 ).

Inilah agama Ibrahim alaihissalam yaitu di atas agama tauhid dan berlepas diri dari syirik dan kaum musyrikin, bertolak belakang dengan agama Yahudi dan Nasrani. Dan juga perkara yang diada-adakan Yahudi dan Nasrani setelah masa Nabi Ibrahim beberapa abad, bagaimana bisa Yahudi dan Nasrani menisbatkannya kepada Ibrahim ?! ini adalah seburuk-buruk kedustaan. Sejarah mendustakan mereka karena antara mereka dengan Ibrahim terpaut berabad-abad lamanya. Taurat tidak turun kepada Musa ‘alaihissalam dan Injil tidak turun kepada Isa ‘alaihissalam melainkan setelah Ibrahim ‘alaihissalam. Sebagaimana firman Allah ﷻ :

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تُحَاجُّونَ فِي إِبْرَاهِيمَ وَمَا أُنْزِلَتِ التَّوْرَاةُ وَالْأِنْجِيلُ إِلَّا مِنْ بَعْدِهِ أَفَلا تَعْقِلُونَ

Hai Ahli Kitab, mengapa kamu bantah membantah tentang hal Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak berpikir?“. ( QS. ali Imran – 65 ).

كُلُّ الطَّعَامِ كَانَ حِلاًّ لِبَنِي إِسْرائيلَ إِلَّا مَا حَرَّمَ إِسْرائيلُ عَلَى نَفْسِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ تُنَزَّلَ التَّوْرَاةُ قُلْ فَأْتُوا بِالتَّوْرَاةِ

Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang diharamkan oleh Israil (Ya’qub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah: “(Jika kamu mengatakan ada makanan yang diharamkan sebelum turun Taurat), maka bawalah Taurat itu…“. (QS. ali Imran : 93 ).

Demikian pula pada umat ini ada orang yang menisbatkan kebatilannya kepada Nabi ﷺ. Maka ia pun membuat hadits-hadits maudhu’ yang bohong demi mendukung kebatilannya.

Demikian pula diantara umat Islam ada yang menisbatkan kepada para imam sedangkan mereka berbeda dalam akidah. Mereka menisbatkan kepada Abu Hanifah, Malik, Syafi’I dan Ahmad sedangkan mereka berakidah asy’ariyah dan mu’tazilah. Mereka juga menisbatkan akidah yang batil ini kepada para imam salaf, padahal para imam tersebut – rahimahumullah – bukanlah mu’tazilah. Bahkan, para imam tersebut memerangi mu’tazilah dan ulama ahli kalam.

•┈┈┈┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈┈┈┈•

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم