Keluarga Islam
Kiat Sukses Ibunda Para Ulama
- Details
- Category: Keluarga Islam
- Created: Sunday, 23 September 2018 21:53
Seorang wanita, baik ibu maupun saudari perempuan adalah pilar masyarakat.Mereka memiliki peranan besar dalam mendidik dan mengawasi pertumbuhan anak-anak.Mereka pula yang membantu para suami fokus kala bekerja.Di antara contoh idelanya adalah ibu kita, Khadijah radhiallahu ‘anha, istri Rasulullah ﷺ. Beliau adalah seorang wanita super istimewa.Keistimewaannya adalah penghargaan terhadap peranan-peranannya.Ia adalah seorang wanita yang sukses dalam bisnis. Bertanggung jawab di rumah dan berperan untuk anak-anaknya.Lihatlah anak-anaknya, terwarisi karakter mulia dan luhur. Ia adalah orang yang terbaik bagi Rasulullah ﷺ.
Membaca kisah hidup para ulama, para pembimbing umat dan masyarakat, Anda akan menyaksikan bagaimana ibu mereka mendidik dan menanamkan karakter mulia kepada mereka. Ibu mereka menanamkan dasar-dasar agama dan pokok-pokok akidah islamiyah untuk buah hatinya.Lalu pribadi-pribadi mulia tertempa menjadi anak-anak akhirat bukan anak-anak dunia.
Ketika kita lupa dan lalai terhadap peranan ini, maka akan lahirlah generasi yang gamang akidah dan agamanya. Generasi yang mudah terombang-ambing tak berprinsip.Mereka tergerus mengalir bersama zaman, terbang bersama hembusan angin pemikiran.
Sejarah kita mencatat contoh ibu-ibu yang istimewa.Ibu-ibu yang melahirkan tokoh-tokoh besar ulama Islam.Mereka inilah yang terdepan untuk dijadikan teladan, wahai pemudi-pemudi Islam.
Sebagai contoh: Ibunda Sufyan ats-Tsaury rahimahullah
Sufyan ats-Tsaury adalah tokoh besar tabi’ at-tabi’in.Ia seorang fakih yang disebut dengan amirul mukminin fil hadits (pemimpin umat Islam dalam hadits Nabi). Di balik ulama besar generasi ketiga ini, adaseorang ibu yang shalihah.Ibu yang mendidik dan menginfakkan waktu untuk membimbingnya.Sufyan mengisahkan, “Saat aku berencana serius belajar, aku bergumam, ‘Ya Rab, aku harus punya penghasilan (untuk modal belajar pen.)’.Sementara kulihat ilmu itu pergi dan menghilang.Apakah kuurungkan saja keinginan belajar.Aku memohon kepada Allah agar Dia (Yang Maha Pemberi rezeki) mencukupiku”.
Beliau merasa bimbang jika menuntut ilmu, maka butuh modal dan bekal.Jika mencari modal dan bekal tidak bisa fokus belajar.Karena ilmu itu mudah pergi dan menghilang.
Datanglah pertolongan Allah melalui ibunya. Ibunya berkata, “Wahai Sufyan anakku, belajarlah..aku yang akan menanggumu dengan usaha memintalku”.
Ibunya menyemangati, menasihati, dan mewasiatinya agar semangat menggapai pengetahuan.Di antara ucapan ibunya adalah “Anakku, jika engkau menulis 10 huruf, lihatlah!Apakah kau jumpai dalam dirimu bertambah rasa takutmu (kepada Allah), kelemah-lembutanmu, dan ketenanganmu?Jika tidak kau dapati hal itu, ketahuilah ilmu yang kau catat berakibat buruk bagimu.Ia tidak bermanfaat untukmu”.
Inilah di antara bentuk perjuangan ibu Sufyan ats-Tausry. [Artikel: Kisahmuslim.com].
Dan beberapa cerita ibunda para ulama lainnya... Ikuti pembahasannya oleh Ustadz Dr. Sufyan Baswedan, MA hafidzahullah di link berikut: