Kategori Artikel Hadits

Hadits

Amalan yang Dapat Memasukkan hamba ke dalam Surga

Bahasan Kitab Riyadhus Shalihin karya Imam Nawawi Rahimahullah bab Zakat

Membayar zakat dapat mengantarkan orang ke surga

Riyadhus Shalihin Hadits No. 1211

وَعَنْ أَبِي أََيُوبَ رَضِيَ اللُه عَنْهُ، أَنَّ رَجُلاً قَالَ للنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَخْبِرْنِي بِعَملٍ يُدْخِلُنِي الجَّنَةَ، قَالَ : تَعْبُدُ اللَه وَلاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئاً، وَتُقِيْمُ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ .(مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

Dari Abu Ayyub Radhiyallohu'anhu bahwa ada seorang lelaki berkata kepada Nabi Sholallohu 'alaihi wa sallam: Beritahukanlah kepada aku perihal sesuatu amalan yang dapat memasukkan aku ke dalam surga!. Beliau Sholallohu 'alaihi wa sallam bersabda: Sembahlah Allah dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan sambunglah tali persaudaraan. (Muttafaq 'alaih)

Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 1309: Muslim, hadis no. 14 dan 15: al-Nasa’i, hadis no. 464: Ahmad, hadis no. 22437 dan 22448.

Dari Hadits di atas dapat diambil faedah, bahwa amalan pokok yang dapat menghantarkan seseorang ke dalam surga adalah:

  • Menyembah Alloh ta'aala dan tidak menyekutukannya.
  • Mendirikan Sholat yang lima waktu.
  • Menunaikan Zakat.
  • Menyambung tali silaturahim.


Riyadhus Shalihin Hadits No. 1212

وَعَنْ أََبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللُه عَنْهُ، أَنَّ أَعْرَابِيًّا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فََقََالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِِذَا عَمِلْتُهُ، دَخَلْتُ الجَنَّةَ . قََالَ : تَعْبُدُ اللَه لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئاً، وَتُقِيْمُ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ المَفْرُوضَةَ، وَتَصُومُ رَمَضَانَ . قَالَ : وَالَذِي نَفْسِيْ بِيَدِهِ، لَا أَزيدُ عَلَى هَذَا . فَلَمَّا وَلَّى، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِِلَى رَجُلٍ مِنْ أََهْلِِ الجَنَّةِ فَلْيَنْظُرْ إِِلَى هَذَا .(مُتفقٌ عليه)

Dari Abu Hurairah Radhiyallohu'anhu bahwa ada seorang Arab penghuni pedalaman negeri Arab mendatangi Nabi Sholallohu 'alaihi wa sallam lalu berkata: Ya Rasulullah, tunjukkanlah kepada aku akan sesuatu amalan yang apabila aku mengerjakannya, maka aku dapat memasuki syurga. Beliau Sholallohu 'alaihi wa sallam menjawab: Sembahlah Allah dan jangan menyekutukan-Nya, dirikan shalat, tunaikan zakat yang diwajibkan, dan berpuasalah di bulan Ramadhan.

Orang itu berkata: Demi Dzat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, aku tidak akan melakukan yang lebih dari ini. Ketika orang itu pergi, Nabi Sholallohu 'alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang ingin melihat seseorang dari ahli syurga, maka lihatlah orang itu. (Muttafaq 'alaih)

Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 1310; dan Muslim, hadis no. 16.

Faedah Hadits ini:

  • Berikan sesuatu yang bermanfaat untuk orang awam sesuai dengan  kebutuhannya atau kasih tahu manusia sesuai dengan kadar akalnya.
  • Manusia masuk surga bukan karena amalannya. Tapi rahmat Alloh ta'aala. Sehingga ada pelaku dosa besar dimasukkan Alloh ta'aala ke dalam surga.
  • Jangan menjadikan hadits ini sebagai dalil pasrah dalam beribadah seperti Arab badui di atas, karena dia sudah dijamin Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sedangkan kita tidak. 


Ancaman dan dosa orang yang tidak mngeluarkan zakatnya


Riyadhus Shalihin Hadits No. 1214

وَعَنْ أََبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللُه عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا مِنْ صَاحِبِ ذَهَبٍ، وَلَا فِضَّةٍ، لَا يُؤَدِّي مِنْهَا حَقَّهَا إِلاَّ إِذَا كَانَ يَوْمُ القِيَامَةِ صُفِّحَتْ لَهُ صَفَائِحُ مِنْ نَارِ، فَأُحْمِيَ عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ، فَيُكْوَى بِهَا جَنْبُهُ، وَجَبِيْنُهُ، وظََهْرُهُ، كُلَّمَا بَرَدَتْ أُعِيْدَتْ لََهُ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ، حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ العِبَادِ فَيَرَى سَبِيْلَهُ، إِِمَّا إِِلَى الجَنَّةِ وَإِِمَّا إِِلَى النَّارِ

قِيْلَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ فالإِبِلُ ؟ قَالَ : وَلَا صَاحِبِ إِبِلٍ لا يُؤَدِّي مِنْهَا حَقَّهَا، وَمِنْ حَقِّهَا، حَلْبُهَا يَومَ وِرْدِهَا، إِِلَّا إِذَا كَانَ يَومُ القِيَامَةِ بُطِحَ لَهَا بِقََاعٍ قََرْقَرٍ أََوْفَرَ مَا كَانَتْ، لَا يَفْقِدُ مِنْهَا فَصِيْلاً وَاحِداً، تََطَؤُهُ بِأََخْفَافِهَا، وَتََعَضُّهُ بِأَفْوَاهِهَا، كُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ أَُولَاهَا، رُدَّ عَلَيْهِ أُُخْرَاهَا، فِي يَومٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ، حَتَّى يُقْضَي بَيْنَ العِبَادِ، فَيُرَى سَبِيْلُهُ، إِِمَّا إِِلَى الجَنَّةِ وَإِِمَّا إِِلَى النَّارِ .

قِيلَ : يَا رَسولَ اللهِ ، فَالبَقَرُ وَالغَنَمُ ؟ قَالَ :   وَلا صَاحِبِ بَقَرٍ وَلَا غَنَمٍ لَا يُؤَدِّي مِنْهَا حَقَّهَا ، إِِلَا إِذَا كَانَ يَوْمُ القِيَامَةِ ، بُطِحَ لَهَا بقَاعٍ قََرْقَرٍ ، لَا يَفْقِدُ مِنْهَا شَيْئاً ، لَيْسَ فِيْهَا عَقْصَاءُ ، وَلَا جَلْحَاءُ ، وَلَا عَضْبَاءُ ، تَنْطَحُهُ بقُرُونها ، وَتَطَؤُهُ بِأظْلَاَفِهَا ، كُلَّمَا مرَّ عَلَيْهِ أُولاَهَا ، رُدَّ عَلَيْهِ أُخْرَاهَا ، فِي يَومٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِيْنَ ألْفَ سَنَة حَتَّى يُقْضِى بَيْنَ العِبَادِ ، فَيَرى سَبِيْلََهُ ، إمَّا إِِلََى الجَنَّةِ ، وَإمَّا إِِلََى النَّارِ .

قِيْلَ : يَا رَسُولَ اللِه فَالخَيْلُ ؟ قَالَ :  الخَيلُ ثَلاَثَةٌ : هِيَ لِرَجُلٍ وِزْرٌ ، وَهِيَ لِرَجُلٍ سِتْرٌ ، وَهِيَ لِرَجُلٍ أجْرٌ . فَأمَّا الَّتِي هي لَهُ وِزْرٌ فَرَجُلٌ ربطها رِيَاءً وَفََخْراً وَنِوَاءً عَلََى أهْلِِ الإسْلَاَمِ ، فَهِيَ لَهُ وِزْرٌ ، وَأمَّا الَّتِيْ هي لَهُ سِتْرٌ ، فَرَجُلٌ رَبَطَهَا فِي سَبِيْلِِ الله ، ثُمَّ لَمْ يَنْسَ حَقَّ اللهِ فِي ظُُهُورِهَا ، وَلَا رِقَابِهَا ، فَهِيَ لَهُ سِتْرٌ ، وَأمَّا الَّتِي هي لَهُ أجْرٌ ، فَرَجُلٌ رَبَطَهَا فِي سَبِيْلِِ اللِه لأهْلِ الِإسْلَاَمِ فِي مَرْجٍ ، أََوْ رَوْضَةٍ فَمَا أكَلَتْ مِنْ ذَلِكَ المَرْجِ أَوْ الرَّوْضَةِ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا كُتِبَ لَهُ عَدَدَ مَا أَكَلَتْ حَسَنَات وَكُتِبَ لََهُ عَدَدَ أرْوَاثِهَا وَأبْوَالِهَا حَسَنَات ، وَلَا تَقْطَعُ طِوَلَهَا فَاسْتَنَّتْ شَرَفاً أَوْ شَرَفَيْنِ إِلَّا كَتَبَ اللهُ لَهُ عَدَدَ آثَارِهَا ، وَأرْوَاثِهَا حَسَنَاتٍ ، وَلَا مَرَّ بِهَا صَاحِبُهَا عَلَى نَهْرٍ ، فَشَرِبَتْ مِنْهُ ، وَلَا يُرِيْدُ أنْ يَسْقِيهَا إِِلا كَتَبَ اللهُ لَهُ عَدَدَ مَا شَرِبَتْ حَسَنَاتٍ .

قِيلَ : يَا رَسُولَ اللهِ فالحُمُرُ ؟ قَالَ : مَا أُنْزِلَ عَلَيَّ فِي الحُمُرِ شَيْءٌ إِِِلَّا هذِهِ الآية الفَاذَّةُ الجَامِعَةُ : فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْراً يَرَهُ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرّاً يَرَهُ . الزلزلة ( 7 ، 8 ) (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

وهذا لفظُ مُسْلمٍ . ومعْنَى القاعِ : المكان المستوى من الأرضِ الواسع . والقرقر : الأملس .

Dari Abu Hurairah Radhiyallohu'anhu berkata: Rasulullah Sholallohu 'alaihi wa sallam bersabda:

Tidaklah pemilik emas dan perak yang enggan mengeluarkan zakatnya, kecuali nanti di hari kiamat akan dibuatkan lempengan dari api, lalu lempengan itu dipanaskan di neraka Jahanam, lalu disetrikakan ke pinggang, dahi, dan punggung orang itu. Jika lempengan itu dingin, maka dipanaskan lagi. Lalu, disetrikakan lagi dalam satu hari yang lamanya setara dengan lima puluh ribu tahun, sampai diputuskanlah antara sekalian hamba Tuhan, lalu orang itu dapat mengetahui kelanjutan nasib dirinya, ke surga atau neraka.

Seseorang bertanya: Ya Rasulullah, bagaimana dengan unta? Beliau Sholallohu 'alaihi wa sallam menjawab:

Begitu juga orang yang mempunyai unta, tetapi tidak mau mengeluarkan zakatnya. Di antara zakatnya, yaitu memerah susunya ketika dibawa ke tempat minum untuk diberikan kepada orang yang lewat di sana atau yang sedang mengambil air. Maka pada hari kiamat nanti, dia dihempas ke tanah luas lagi licin dan semua untanya dikumpulkan tanpa ada yang tertinggal seekor pun. Kemudian, unta-unta itu menginjak-injak dan menggigitnya. Apabila unta pertama telah menyiksanya, unta yang lain akan melanjutkan siksaannya dalam masa satu hari yang lamanya setara dengan lima puluh ribu tahun, sampai diputuskanlah antara sekalian hamba Tuhan, lalu orang itu dapat mengetahui kelanjutan nasib dirinya, ke surga atau neraka.

Ada seseorang bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan sapi dan kambing? Beliau menjawab:

Begitu juga dengan orang yang tidak mau mengeluarkan zakatnya. Pada hari kiamat, dia dihempas ke tanah luas lagi licin, semua sapi dan kambingnya dikumpulkan tanpa ada yang tertinggal seekor pun. Tidak ada yang tanduknya bengkok atau yang tidak bertanduk, bahkan yang tanduknya patah, semuanya menanduk dan menginjak-injak orang itu. Apabila sapi dan kambing pertama telah menyiksanya, kemudian diulang oleh sapi dan kambing yang lain dalam masa satu hari yang lamanya setara dengan lima puluh ribu tahun, sampai diputuskanlah antara sekalian hamba Tuhan, lalu orang itu dapat mengetahui kelanjutan nasib dirinya, ke surga atau neraka.

Ada seseorang bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan kuda? Beliau Sholallohu 'alaihi wa sallam menjawab:

Kuda itu ada tiga macam. Kuda yang dapat mendatangkan dosa bagi pemiliknya, kuda yang dapat menutupi kebutuhan pemiliknya, dan kuda yang dapat mendatangkan pahala bagi pemiliknya. Kuda yang dapat mendatangkan dosa bagi pemiliknya, yaitu kuda yang dipelihara oleh pemiliknya dengan maksud untuk dipuji orang lain, untuk menyombongkan diri, dan untuk memusuhi islam. Itula kuda yang mendatangkan dosa bagi pemiliknya. Adapun kuda yang dapat menutupi kebutuhan pemiliknya, yaitu kuda yang digunakan untuk kepentingan di jalan Allah, kemudian ia tidak melupakan hak dan kewajibannya terhadap Allah. Itulah kuda yang dapat menutupi kebutuhan pemiliknya. Adapun kuda yang dapat mendatangkan pahala bagi pemiliknya, yaitu kuda yang diletakkan di padang rumput untuk kepentingan dakwah dan kepentingan umat islam.

Setiap rumput yang dimakannya akan dicatat sebagai kebaikan bagi pemiliknya, dan semua kotoran dan air seninya pun dicatat sebagai kebaikan bagi pemiliknya. Dan apabila tali kekangnya diputus lalu ia berlari atau melompat-lompat, maka hitungan langkahnya, kotorannya itu dicatat oleh Allah sebagai kebaikan bagi pemiliknya. Apabila dibawa oleh pemiliknya melewati sebuah sungai lalu kuda itu minum dari sungai itu, padahal pemiliknya tidak bermaksud memberinya minum, maka Allah mencatat apa yang diminumnya itu sebagai suatu kebaikan bagi pemiliknya.

Seseorang bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana dengan keledai? Beliau Sholallohu 'alaihi wa sallam menjawab:

Belum ada wahyu yang diturunkan kepadaku tentang keledai, kecuali ayat yang bersifat umum, yaitu ayat yang artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat timbangan semut kecil, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat timbangan semut kecil, niscaya dia akan melihat balasannya pula.

(Muttafaq 'alaih)

Dan ini adalah lafaznya Imam Muslim. Alqa' artinya ialah tempat yang rata dan luas dari bumi, sedang alqarqar ialah licin.

Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 1314, 1315, 2198, 2641, 41994292 dan 6443; Muslim, hadis no.1647 dan 1648; Abu Daud, hadis no. 1414; al-Tirmizi, hadis no. 1560; al-Nasa’i, hadis no. 2405, 2436, 3506, 3506 dan 3526; Ibn Majah, hadis no. 1776 dan 2778; Ahmad, hadis no. 7247, 7395, 7429, 7837, 8307, 8577, 8619, 9110, 9951 dan 10435; Malik, hadis no. 530 dan 851.

Calon penghuni neraka dalam hadits ini :

  • Orang yang memiliki emas dan perak tetapi tidak mengeluarkan zakat apabila memenuhi syarat.
  • Orang yang memiliki unta dan tidak membayar zakat apabila memenuhi syarat.
  • Orang yang memiliki kambing tanpa zakat apabila memenuhi syarat.
  • Orang yang memiliki Kuda, ada 3 keadaan :
  1. Mendatangkan dosa yang digunakan untuk sombong dan membanggakan diri. 
  2. Kuda untuk memenuhi hajat .
  3. Kuda untuk jihad.

Bahasan singkat bab ini oleh Ustadz Syukron Habibie hafidzahullah:

go-sunnah

Mailing List

Masukan email anda:


Mailing List Assunnah-Qatar, adalah sebuah model media virtual yang diupayakan untuk menghidupkan sunnah, berdasarkan manhaj Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yang sesuai dengan apa yang dipahami oleh As-Salafus As-Shalih, insya Allahu Ta'ala. Oleh karena itulah, menjadi sesuatu yang niscaya agar kita meniti manhaj Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.

Update Artikel

Masukan email anda:

Join us on facebook 16 Facebook